Majukan Pariwisata, Menpar Dinobatkan Sebagai Menteri Berprestasi

25 April 2019 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Menteri Pariwisata Arief Yahya Foto: Dok. Kemenpar
zoom-in-whitePerbesar
com-Menteri Pariwisata Arief Yahya Foto: Dok. Kemenpar
ADVERTISEMENT
Pariwisata Indonesia yang terus meningkat pertumbuhannya selama beberapa tahun terakhir membuat destinasi wisata yang ada di Indonesia pun kini semakin dilirik oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan pertumbuhannya yang cepat tersebut, tak heran jika pariwisata menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya pertumbuhan pariwisata di Indonesia membuat Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dinobatkan sebagai menteri yang berprestasi tinggi Kabinet Kerja 2014-2019 pada ajang Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan pada Kamis (25/4), penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Nusantara (LKN) bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) ditujukan pada Menpar Arief Yahya atas prestasinya dalam mengembangkan pariwisata nasional dalam empat tahun terakhir.
Wisatawan menikmati suasana Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin (31/12/2018). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Menurut Ketua LKN Samsul Hadi, penetapan prestasi tinggi tersebut mempertimbangkan beberapa indikator di antaranya terus naiknya PDB sektor pariwisata dari tahun ke tahun dan semakin besarnya peran pariwisata yang menciptakan banyak kesempatan kerja untuk menggerakkan ekonomi lokal.
Selain itu, hingga September 2018 terlihat bahwa pencapaian prestasi Destinasi Pariwisata Prioritas telah melampaui target.
ADVERTISEMENT
“Prestasi lainnya adalah daya saing pariwisata Indonesia terus membaik selama 4 tahun terakhir dan tentu saja memberikan kontribusi positif pada penerimaan devisa negara yang mendorong kualitas investasi menjadi lebih baik,” kata Samsul Hadi.
Arief Yahya juga menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan kawasan ASEAN hanya tumbuh 7 persen dan di dunia hanya 6 persen.
Turis berlibur di Pantai Kuta, Bali, Jum'at (4/1/2019). Foto: AFP/SONNY TUMBELAKA
Sementara itu indeks daya saing pariwisata indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan naik 8 poin, bila pada 2015 berada di peringkat 50 naik menjadi peringkat 42 pada 2017, sedangkan target berikutnya berada di peringkat 30 dunia pada 2019.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015 dari 12,2 miliar dolar AS, menjadi 13,6 miliar dolar AS di tahun 2016, dan meningkat menjadi 15 miliar dolar AS pada tahun 2017. Sedangkan, pada tahun 2018 perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar 17,6 miliar dolar AS dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (average spending per-arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar 1.100 dolar AS per wisman.
ADVERTISEMENT
“Perolehan devisa pariwisata tahun ini akan menempatkan posisi pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, mengalahkan atau sejajar dengan devisa crude palm oil (CPO) sebesar 16 miliar dolar AS berada di urutan teratas,” kata Arief Yahya.
Ketua Pelaksana Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga sebagai sebagai Wakil Ketua IAMPI Darma Tyanto Saptodewo menjelaskan, penyelenggaraan acara pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan keselarasan antara Kementerian dan Lembaga dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembangunan nasional.
IAMPI menginginkan agar dana masyarakat digunakan untuk kegiatan yang mempunyai manfaat besar bagi masyarakat dan dikelola secara efisien dan efektif,” ujar Darma.
Selain Menpar Arief Yahya, empat menteri lain juga mendapatkan penghargaan serupa yakni Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Kaya Sumadi, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
ADVERTISEMENT