Mencoba Wisata Naik Becak di Seoul, Korea Selatan

15 Oktober 2018 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan mencoba wisata becak. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan mencoba wisata becak. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Musim gugur di Korea Selatan menjadi salah satu musim yang difavoritkan banyak wisawatan. Selain karena cuacanya yang tidak terlalu panas, keindahan pepohonan yang berubah warna juga menjadi daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk melengkapi keseruan wisata musim gugur di Korea, tak ada salahnya jika Anda mencoba untuk naik becak atau pedicab. Jika di Indonesia becak digenjot dengan kemudi di belakang penumpang, becak wisata di Seoul ditarik dengan kemudi sepeda di bagian depan.
kumparanTRAVEL berkesempatan mencoba jalan-jalan dengan menaiki becak wisata ini. Kami naik becak bernama Artee Riders Club dari Tongin Market, di Jongno-gu, Seoul. Para pengemudi ini dibekali dengan kemampuan dasar berbahasa asing, yaitu Inggris, China, dan Jepang, juga pengetahuan umum tentang lokasi wisata yang dikunjungi.
Menikmati wisata jalan-jalan di Seoul dengan becak. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati wisata jalan-jalan di Seoul dengan becak. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
Kami dibawa ke Cheongwadae Sarangchae (bagian dari Blue House yang dibuka untuk umum). Selama di Cheongwadae Sarangchae, kami diperkenalkan seputar sejarah Korea, dan melihat-lihat pencapaian dari Presiden Moon Jae In, juga hadiah pemberian Kim Jong Un saat makan malam bersama Moon Jae In.
ADVERTISEMENT
Cheongwadae Sarangchae menyimpan perjalanan karier Presiden Korea Selatan, Moon Jae In. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cheongwadae Sarangchae menyimpan perjalanan karier Presiden Korea Selatan, Moon Jae In. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
Dari Cheongwadae Sarangchae, pengemudi membawa kami ke sebuah rumah tua yang dijadikan art gallery oleh seniman Korea, Choi Yonghwan. Rumah berlantai dua ini dibuat sedemikian rupa, dengan membiarkan bagian rumah yang sudah lapuk, namun tetap terlihat rapi dan bersih, sehingga nyaman untuk dikunjungi wisatawan.
Rumah gallery milik seniman Korea, Choi Yonghwan. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah gallery milik seniman Korea, Choi Yonghwan. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
Selama berkeliling, pengemudi kami bercerita soal pekerjaannya sebagai 'tukang becak' paruh waktu. Ia mengatakan, dirinya masih kuliah di sebuah universitas di Seoul dan mengambil jurusan musik. Tukang becak yang ternyata jago memainkan gitar ini, mengambil pekerjaan sebagai pengemudi becak paruh waktu selama tiga hari dalam seminggu.
"Aku melakukan kerja paruh waktu (sebagai pengemudi becak), karena bayarannya lumayan, dan aku juga butuh berolahraga. Jadi ini seperti aku berolahraga gratis dan dibayar. Aku sudah melakukan kerja paruh waktu ini selama satu tahun," ujar pengemudi yang enggan menyebut namanya ini.
ADVERTISEMENT
Perjalanan kami berakhir di halaman depan Gyeongbokgoong, sebuah tempat wisata yang sebelumnya merupakan istana dari zaman Dinasti Joseon. Istana ini banyak dikunjungi wisatawan, baik dari Korea maupun mancanegara. Para turis biasanya datang dengan menggunakan pakaian tradisional Korea Selatan (Hanbok), untuk merasakan pengalaman menjadi 'masyarakat' Korea di era kerajaan.
Jika Anda tertarik menikmati pengalaman jalan-jalan naik becak di Seoul, Anda harus merogoh kocek sebesar Rp 530 ribu hingga Rp 1 juta per orang tergantung paket yang dipilih. Paket wisatanya dibagi menjadi tiga, yaitu Basic (berkendara 60 menit), VIP (berkendara 120 menit), dan Goblin Tour (berkendara 60 menit). Masing-masing paket akan mengajak Anda berkeliling ke berbagai spot wisata di Seoul yang tentunya seru dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba!