Mengenal Ukai, Tradisi Unik Memancing dengan Burung Kormoran di Jepang

23 Januari 2019 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Berlibur di Jepang sebaiknya tak hanya kamu habiskan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal di sana. Karena Jepang juga punya beragam tradisi dan budaya yang menarik untuk ditelusuri, lho.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah tradisi memancing yang terletak di Sungai Nagara, Perfektur Gifu, Jepang, yang bernama Ukai. Jika biasanya memancing dilakukan dengan menggunakan umpan dan alat pancing untuk mendapatkan ikan, tapi di Jepang justru burung kormoran yang menjadi umpan memancing.
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Vanessa)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Vanessa)
Ukai merupakan tradisi unik yang sudah dilakukan sejak 1300 tahun lalu dan ecara tradisional dilindungi oleh otoritas setempat. Burung kormoran sendiri dipilih untuk membantu menangkap ikan karena berasal dari keluarga burung laut yang sebagian besar makanannya adalah ikan. Selain itu, burung kormoran juga ahli dalam menangkap ikan.
Dilansir Amusing Planet, nelayan di Jepang dan China kuno telah belajar memelihara, serta melatih burung-burung ini untuk membantu mereka menangkap ikan di sungai. Tradisi memancing ini dilakukan setiap malam selama musim panas dari tanggal 11 Mei sampai 15 Oktober, kecuali periode bulan panen atau saat debit air di sungai tersebut meningkat.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi, tradisi memancing ini dilakukan para nelayan saat senja hingga malam hari tiba. Sekelompok nelayan akan menggunakan beberapa perahu yang dilengkapi dengan sebuah obor besar yang terpasang di kapalnya untuk memudahkan menangkap ikan.
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Yuya Tamai)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Yuya Tamai)
Burung kormoran nantinya diikat dengan tali di bagian lehernya, dan para nelayan akan mengikuti ke mana burung itu pergi dan menangkap ikan. Saat burung-burung tersebut menangkap ikan, para nelayan akan membiarkan burung menelan ikan kecil.
Namun, ketika burung kormoran menangkap ikan besar, nelayan akan menarik burung tersebut dan membawanya ke atas kapal untuk mengambil ikan yang ada di tenggorokannya. Setiap burung dapat menampung hingga enam ikan di tenggorokannya sekaligus.
Biasanya akan ada sekitar enam "usho" atau pemancing dengan kormoran yang ada di Sungai Nagara. Para pemancing ini bukanlah orang sembarangan, karena keterampilan mereka telah diwariskan secara turun temurun. Mereka juga mendapat gelar resmi, "Pemancing dengan Kormoran Kekaisaran, Dewan Upacara dan Ritual, serta Badan Rumah Tangga Kekaisaran".
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Kentaro Ohno)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Ukai di Jepang (Foto: Flickr/Kentaro Ohno)
Sementara itu, dahulu menangkap ikan dengan kormoran merupakan industri yang menguntungkan. Hingga akhirnya jumlah ikan yang ditangkap oleh burung kormoran mulai berkurang, ketika metode dan transportasi untuk menangkap ikan lebih modern.
ADVERTISEMENT
Meskipun terkesan kejam, tapi metode menangkap ikan dengan burung kormoran masih dilakukan hingga sekarang. Hal ini bertujuan agar tradisi tersebut tetap hidup dan jadi salah satu objek wisata menarik di Jepang, serta dapat menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Nah, bagi para wisatawan yang ingin melihat tradisi ini, mereka akan dibawa dengan menggunakan kapal lainnya untuk membuntuti nelayan yang sedang memancing dengan menggunakan burung kormoran tersebut. Biaya kapalnya sendiri berkisar antara 1.500 sampai 3.500 yen atau sekitar Rp 200 hingga Rp 400 ribu.
Tertarik untuk menyaksikan tradisi Ukai di Jepang?