Menilik Peninggalan dan Pengaruh Prancis di Vietnam

15 Desember 2018 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ho Chi Minh City Hall (Foto:  Flickr/Ngo Thanh Tam)
zoom-in-whitePerbesar
Ho Chi Minh City Hall (Foto: Flickr/Ngo Thanh Tam)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Vietnam menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lokasinya yang tidak terlalu jauh serta nilai mata uangnya yang cenderung lebih rendah dari Rupiah membuat Vietnam sangat cocok dikunjungi, terutama bagi kamu yang berkantong tipis.
Meski destinasi wisatanya tidak sebanyak di Thailand atau Jepang, Vietnam memiliki ciri khas yang tersendiri. Dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, Vietnam punya budaya dengan nuansa Eropa yang lebih kental.
Hanoi Opera House (Foto: Flickr/Prashant Ram)
zoom-in-whitePerbesar
Hanoi Opera House (Foto: Flickr/Prashant Ram)
Nuansa itu ternyata berasal dari pengaruh Prancis yang sempat menduduki Vietnam pada tahun 1887 hingga 1954. Ketika Vietnam masih menjadi bagian dari Indochina bersama dengan Kamboja dan Laos. Hingga saat ini pengaruh Prancis di Vietnam masih sangat terasa.
Oleh sebab itu, kamu jangan heran jika menemukan berbagai bangunan, budaya, dan cara hidup yang mirip dengan Prancis. Ingin tahu apa saja pengaruh dan peninggalan Prancis yang ada di Vietnam? Simak ulasan berikut, ya.
ADVERTISEMENT
1. Infrastruktur
Long Biên Bridge di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/Hp-graphy)
zoom-in-whitePerbesar
Long Biên Bridge di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/Hp-graphy)
Infrastruktur di Prancis merupakan salah satu bentuk budaya Vietnam yang dipengaruhi oleh Prancis. Pada masa penjajahan Prancis, Vietnam memiliki berbagai jalan raya dan jembatan.
Salah satu peninggalan Prancis yang terkenal adalah Long Bien Bridge di Hanoi. Yaitu jembatan yang melintasi Sungai Merah dan menghubungkan Long Bien dengan Hon Kiem.
Long Biên Bridge di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/Macro Pham)
zoom-in-whitePerbesar
Long Biên Bridge di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/Macro Pham)
Jembatan sejauh 1680 meter itu juga dilalui oleh The Reunification Express, sebuah jalur kereta api yang dibangun pada masa pemerintahan Prancis dan menghubungkan Hanoi dengan Ho Chi Minh City. Tak hanya itu, sistem sanitasi yang dimiliki oleh Vietnam juga merupakan peninggalan Prancis.
2. Agama
Notre Dame Cathedral (Foto: Flickr/koeiTheRounin)
zoom-in-whitePerbesar
Notre Dame Cathedral (Foto: Flickr/koeiTheRounin)
Sama seperti di Indonesia, hadirnya Prancis di Vietnam juga menambah keragaman agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat. Salah satunya adalah agama Katolik.
ADVERTISEMENT
Meski jumlah populasinya hanya mencapai tujuh persen dari seluruh penduduk, jangan heran jika kamu menemukan banyak gereja dan merayakan hari raya keagamaan seperti Paskah dan Natal.
Menariknya lagi, gereja di Vietnam seperti Notre Dame Cathedral di kawasan Ho Chi Minh City bahkan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata dan spot Instagramable terpopuler bagi wisatawan.
3. Makanan
Kafe di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/rjabalosIII)
zoom-in-whitePerbesar
Kafe di Hanoi, Vietnam (Foto: Flickr/rjabalosIII)
Masyarakat Vietnam sangat senang dengan kopi. Mereka cenderung bangun lebih pagi dan mencari kafe untuk memuaskan kebutuhan kafein dalam tubuh sebelum memulai aktivitas. Padahal dulunya, sebelum Vietnam menjadi daerah jajahan Prancis, masyarakat Vietnam lebih senang mengonsumsi teh ketimbang kopi.
Namun setelah kehadiran Prancis, kafe mulai berjamur di Vietnam. Mulai dari warung kopi sederhana yang berada di pinggir jalan hingga kafe dengan interior mewah bisa kamu temukan di Vietnam. Apalagi saat ini Vietnam menjadi eksportir kopi terbesar kedua setelah Brazil, tentu saja kopi menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat.
Baguette (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Baguette (Foto: Thinkstock)
Di negara-negara Asia, roti mungkin populer sebagai camilan atau pengganti makanan berat jika tak ada nasi atau mie. Tapi berbeda dengan masyarakat Vietnam, mereka menjadikan sandwich sebagai sarapan dan juga mengonsumsi baguette sebagai makanan pokok.
ADVERTISEMENT
Mereka memadukan baguette khas Prancis dengan bahan-bahan lokal seperti kembang kol, kentang, atau telur. Masyarakat Vietnam juga menggunakan tepung beras sebagai bahan dasar baguette, agar lebih lembut dan berpori.
4. Arsitektur
Saigon Opera House (Foto: Flickr/d-stream)
zoom-in-whitePerbesar
Saigon Opera House (Foto: Flickr/d-stream)
Arsitektur di Vietnam sangat kental dengan budaya Eropa. Beberapa bangunannya bahkan sengaja didesain mirip dengan arsitektur yang ada di Prancis, salah satunya adalan Notre Dame Cathedral di Ho Chi Minh City.
Bangunan-bangunan di Vietnam umumnya memiliki langit-langit yang tinggi, atap lengkung dan pilar yang besar dengan warna bangunan cerah yang cenderung netral seperti krem, abu-abu, kuning, atau putih. Mulai dari fasilitas umum, vila hingga rumah mewah di sekitar Dalat masih mengadopsi gaya Prancis dalam mendirikan bangunannya.
ADVERTISEMENT
5. Linguistik
Deretan kafe dan toko di Vietnam (Foto: Flickr/Mohd Sani)
zoom-in-whitePerbesar
Deretan kafe dan toko di Vietnam (Foto: Flickr/Mohd Sani)
Seperti halnya Bahasa Indonesia yang menyerap bahasa Belanda, Inggris, Melayu, dan bahasa lainnya untuk menyempurnakan kosa kata, Vietnam juga mengadopsi bahasa Prancis dalam kosa kata mereka.
Masyarakat Vietnam mengadaptasi bahasa Prancis untuk kata-kata seperti keju, dasi, mentega, roti, dan bir. Yang walaupun penulisannya tidak sama tapi memiliki fonetik yang sama.
Menarik, kan. Berminat menyambangi Vietnam dan melihat peninggalan Prancis di sana?