Menpar Luncurkan Buku Jurnalisme Ramah Pariwisata

8 Februari 2019 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arief Yahya Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arief Yahya Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya meluncurkan buku "Jurnalisme Ramah Pariwisata" saat pesta makan malam (Gala Dinner) pada rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Surabaya, Kamis Malam.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir dari Antaranews, Jumat (8/2), Menpar meluncurkan buku tersebut bersama Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Auri Jaya, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S. Depari, serta sejumlah tokoh pers nasional antara lain Ishadi SK, Margiono, dan Ilham Bintang.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya Foto: Humas Kementerian Pariwisata
Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi terhadap peluncuran buku yang diinisiasi SMSI bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tersebut.
"Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi kalangan pers dan masyarakat khususnya warganet dalam memberitakan peristiwa bencana agar tetap ramah pariwisata. Buku tersebut menawarkan perspektif etis tentang bagaimana pers memberitakan pariwisata dan isu-isu terkait lainnya," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakartan, Rabu (5/9/2018). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Arief menekankan pentingnya jurnalisme ramah pariwisata sebagai dukungan pers terhadap upaya mewujudkan iklim yang kondusif bagi pengembangan sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Hal ini perlu dimulai dengan membangun pemahaman bahwa industri pariwisata adalah industri yang sangat sensitif terhadap pemberitaan pers dan opini publik yang mengikutinya," katanya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya Foto: Humas Kementerian Pariwisata
Dia menambahkan, benar jika dinyatakan bahwa pers mesti senantiasa menjalankan fungsi kontrol terhadap bagaimana pemerintah melaksanakan kebijakan-kebijakan pariwisata serta bagaimana industri pariwisata menjalankan fungsi bisnisnya. Namun, di saat yang sama, pers juga harus memberi daya dukung terhadap upaya mewujudkan iklim yang kondusif bagi pengembangan sektor pariwisata.
Sementara itu, Ketua SMSI Auri Jaya mengatakan, materi dalam buku ini mengupas posisi wartawan dalam memberikan sebuah peristiwa bencana agar tetap ramah terhadap pariwisata serta bagaimana warganet bisa memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan informasi positif yang tidak berpotensi menimbulkan masalah, termasuk persoalan hukum.
ADVERTISEMENT
"Buku ini bisa menjadi pegangan para wartawan, netizen, aparatur pemerintah, dan para pemangku kepentingan dalam menyebarkan informasi atau berita terkait kebencanaan dan pariwisata," kata Auri Jaya.
Buku setebal 213 halaman menyajikan tujuh tema bahasan di antaranya Jurnalisme Ramah Pariwisata Sebuah Panduan Etika Liputan, Prinsip-prinsip Etika Jurnalisme Pariwisata, Praktik Jurnalisme Ramah Pariwisata di tiga Negara, Wartawan Jangan Tinggalkan Tiga Prinsip Utama Jurnalistik, Media Sosial: Pedang Bermata Dua, dan Ancaman Dunia Pariwisata, Konsep dan Fakta tentang Pariwisata yang perlu Diketahui Wartawan, dan Catatan Penutup: Peran Besar Media dan Netizen dalam Mendukung Pariwisata Indonesia.
Masing-masing tema tersebut ditulis oleh para kontributor yang juga sebagai praktisi di dunia pers antara lain Nurcholis MA Basyari, Yoseph Adi Prasetyo, Suprapto, Auri Jaya, dan Agus Sudibyo sebagai editor. Sementara sebagai Menteri Pariwisata, Arief Yahya secara khusus memberikan kata sambutan dalam buku ini.
ADVERTISEMENT