Menpar Sarankan Maluku Utara Kembangkan Pariwasata Nomaden

14 Maret 2018 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Calendar of Event Maluku Utara 2018 (Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Calendar of Event Maluku Utara 2018 (Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Plt.Gubernur Maluku Utara, Muhammad Natsir Thaib merilils Calendar of Events (CoE) Maluku Utara 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (13/3). Sebanyak 33 event bertema “Pesona Kie Raha Mengguncang Dunia” yang diresmikan diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk bertandang ke Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Tiga di antara event yang diresmikan masuk dalam jajaran Top 100 Calendar of Event Nasional 2018, yakni Festival Tidore, Festival Teluk Jailolo, dan Festival Kora-Kora.
Pesona Maluku Utara sebagai destinasi wisata memang semakin menjanjikan. Terutama setelah Pulau Morotai ditetapkan sebagai salah satu di antara 10 destinasi ‘Bali Baru’ yang merupakan destinasi prioritas. Selain itu, Maluku Utara juga berharap mampu menjadi marine tourism kelas dunia karena memiliki potensi maritim dan letak geografis yang strategis.
“Pulau-pulau yang ada di Maluku Utara sangat cocok dikembangkan sebagai marine tourism. Saat ini, di Pulau Jailolo sudah mulai dikembangkan marine tourism oleh pengusaha profesional,” papar Natsir Thaib, dalam keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
Peresmian Calendar of Event Maluku Utara 2018 (Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Calendar of Event Maluku Utara 2018 (Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenpar)
Menanggapi harapan itu, Arief Yahya mengungkapkan bahwa menarik wisatawan mancanegara juga dibutuhkan kesiapan infrastruktur yang matang, mulai dari bandara internasional, resor berkelas, dan lain-lain. Namun sayangnya, pengembangan sektor pariwisata berstandar internasional membutuhkan investasi besar dan jangka waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Sebagai solusi, Arief menyarankan pariwisata di Maluku Utara dikembangkan dalam konsep nomaden atau nomadic tourism. Konsep itu menawarkan fasilitas pariwisata dibangun non-permanen dan bisa dipindahkan. Nomadic tourism dirasa sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi, seperti perhotelan ataupun homestay.
Arief bahkan menawarkan untuk membantu pembangunan fasilitas seaplane sebelum Maluku Utara memiliki bandara internasional.
Nomadic tourism adalah bentuk akomodasi sementara seperti glam camp, home pod, karena membangun hotel akan sangat lama. Nomadic tourism dan seaplane jika dikombinasikan maka akan sempurna,” tutur Arief, yang juga berjanji akan menghubungkan Pemda Maluku Utara ke investor.
Pernyataan Menpar juga diamini oleh PIC Program Nomadic Tourism Waizly Darwin. Menurutnya pariwisata nomaden adalah jawaban untuk mendongkrak jumlah amenitas pariwisata dan mengimbangi pertumbuhan kunjungan wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Membangun 'hotel berbintang' cukup dengan modal investasi sebesar Rp 70 juta per kamar. Kamar ini bisa didirikan di daerah-daerah yang memiliki tempat wisata. Kamar hotel juga bisa dipindah bila lokasi dianggap kurang prospektif di kemudian hari," pungkas Waizly.