Merasakan Terbang ke Ujung Timur Papua Bersama Sriwijaya Air Group

21 Juli 2017 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Nam Air Biak-Papua (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Nam Air Biak-Papua (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Maskapai Sriwijaya Air Group, Nam Air meresmikan rute baru di Bandara Frans Kaisiepo International Airport, Biak, Papua, Kamis (20/7) kemarin. Rute baru tersebut mencakup Nabire, Dekai, Biak, dan Jayapura.
ADVERTISEMENT
Rute baru yang tersebar di beberapa wilayah Papua ini menggunakan pesawat baru tipe ATR 72-600. kumparan (kumparan.com) turut serta meliput rangkaian acara tersebut.
Berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air bersama dengan rekan-rekan media lain, Rabu (19/7). Dari Bandara Soetta pesawat lepas landas pada pukul 22.20 WIB dengan menggunakan pesawat tipe Boeing 737-300.
Penerbangan dari Jakarta menuju Biak harus transit terlebih dahulu di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, karena tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Biak.
Sriwijaya Air di Bandara Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya Air di Bandara Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Di pesawat saya duduk di sisi kanan pesawat dengan nomor kursi 2E, di kursi bagian tengah sisi kanan pesawat. Penerbangan dari Jakarta menuju Makassar menghabiskan waktu selama 2 jam 10 menit. Langit gelap malam pun menemani perjalanan panjang saya.
ADVERTISEMENT
Saya tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis (20/7), pada pukul 01.40 WITA. Sesampainya di bandara, saya dan rekan-rekan media lain menunggu kedatangan pesawat Sriwijaya Air rute Makassar menuju Biak, Papua.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Meski jam menunjukkan pukul 01.40 WITA pagi, masih terlihat jam sibuk di bandara. Calon penumpang tampak ramai menunggu kedatangan pesawat di bandara.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Jam menunjukkan pukul 03.30 WITA, perjalanan menuju Biak pun dilanjutkan menggunakan pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-900ER. Penerbangan dari Makassar menuju Biak ditempuh selama 2 jam 40 menit.
Beberapa jam setelah pesawat mengudara dan menyambut matahari terbit, cuaca tampak mendung. Sunrise pun tak dapat saya lihat dari jendela pesawat karena cuaca yang tidak mendukung.
Hujan mengguyur Bandara Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hujan mengguyur Bandara Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saya dan rekan-rekan media lain tiba di Biak pada pukul 06.25 WIT. Hujan turun menyambut kedatangan kami di Bandara Frans Kaisiepo International Airport, Biak, Papua.
Sesampainya di bandara, saya pun menunggu acara peresmian rute baru Nam Air di Biak. Direktur Komersial Sriwijaya Air Toto Nursatyo membuka acara peresmian rute baru Nam Air.
Tumpengan penerbangan pertama NAM Air Nabire-Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpengan penerbangan pertama NAM Air Nabire-Biak (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Dalam acara tersebut turut hadir GM Angkasa Pura I Biak Minggua Gandeguay, Kepala AirNav Yusuf Baransano, dan Danlanud Manuhua Biak Kolonel Penerbangan Marsudiranto Widiatmata.
Pesawat yang memiliki kapasitas 72 penumpang ini, baru akan beroperasi satu kali dalam sehari.
Nantinya, Nam Air juga berencana untuk mengoperasikan pesawat ATR 72-600 ke Fakfak, Raja Ampat, Kaimana, Sorong, dan Manokwari.
ADVERTISEMENT
Toto menjelaskan bahwa ia memilih membuka rute baru di Papua karena ingin memudahkan masyarakat di Indonesia Timur. Menurutnya selama ini harga tiket pesawat ke atau dari Papua mahal.
Toto Nursatyo, Direktur Komersial Sriwijaya Air (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toto Nursatyo, Direktur Komersial Sriwijaya Air (Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan)
Dengan penerbangan Nam Air yang menggunakan pesawat ATR maka biaya opersional akan lebih murah dan ongkos tiket juga lebih bisa dijangkau.
"Kita tahu harga tiket Papua mahal sekali. Ini menjadi tujuan kita. Mohon dukungannya," ungkap Toto.
Dengan begitu, jarak antarpulau hingga wilayah paling dalam dapat dengan mudah dijangkau wisatawan menggunakan Nam Air.