Mulai 2019 Garuda Indonesia dan Citilink Hadirkan WiFi Gratis

14 November 2018 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Airbus A330-300 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Soekarno Hatta. (Foto: REUTERS / Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A330-300 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Soekarno Hatta. (Foto: REUTERS / Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Garuda Indonesia Group bekerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) pada hari ini Rabu (14/11) mengumumkan kerjasama peluncuran fasilitas free inflight connectivity yang akan dapat dinikmati oleh para penumpangnya mulai tahun 2019 mendatang. Dengan kerjasama tersebut, nantinya pengguna jasa Garuda Indonesia dan Citilink dapat menikmati layanan akses internet secara cuma-cuma di seluruh penerbangan Citilink dan seluruh penerbangan domestik Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk menyediakan layanan ini, Garuda Indonesia Group akan melengkapi armada pesawatnya dengan layanan GX Aviation Sistem yang merupakan produk dari Inmarsat Aviation, yang memungkinkan penumpang untuk mendapatkan layanan internet selama penerbangan. GX Aviation adalah layanan konektivitas nirkabel global berkecepatan tinggi pertama dan satu-satunya di dunia yang dikirimkan melalui jaringan High-Throughput Satellites (HTS).
Layanan konektivitas ini sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh Inmarsat bekerjasama dengan Lufthansa Technik sebagai penyedia perangkat keras, teknik, desain, dan sertifikasi untuk proyek tersebut, sementara Lufthansa System sebagai integrasi perangkat lunak.
Garuda Indonesia Group luncurkan Free Wifi. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia Group luncurkan Free Wifi. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
“Teknisnya 50 MB per penumpang, untuk semua penumpang,” ujar Direktur Layanan Garuda Indonesia, Nicodemus P Lampe saat ditemui kumparanTRAVEL pada acara konferensi pers peuncuruan free WiFi di Aula Garuda Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Rabu (14/11).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, layanan WiFi ini gratis dan penumpang tidak dikenakan biaya apapun, termasuk tidak dibebankan ke harga tiket.
“Layanan tetap akan gartis dan ada bisnis model yang akan kita terapkan, jadi jika kuota habis akan ada option tambahan yang akan dilakukan oleh penumpang,” ujar Presiden Direktur Mahata Aero Teknologi, Muhamad Fitriansyah.
Karena butuh persiapan untuk pemasangan layanan WiFi di dalam pesawat, maka dibutuhkan waktu sekitar enam bulan persiapan bagi Garuda Indonesia. Sehingga dalam waktu enam bulan kedepan diperkirakan akan ada 8 pesawat Garuda Indonesia yang dilengkapi dengan layanan WiFi gratis.
“Jadi nanti semua domestiknya Garuda akan free WiFi. Kalau sekarang, layanan WiFi gratis Garuda hanya ada diruter penerbangan internasional saja, domestiknya enggak. Nanti di 2019 itu akan ada di 737-nya Garuda yang melayani rute domestik dan sebagian Airbus A330 Garuda yang melayani rute domestik,” ujar Direktur Utama Citilink, Juliandra Nurtjahjo pada kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Layanan WiFi gratis ini dapat dinikmati lebih dulu oleh para penumpang pesawat Citilink karena pemasangan layanan WiFi di maskapai tersebut akan dimulai di Desember ini.
Garuda Indonesia Group luncurkan Free Wifi. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia Group luncurkan Free Wifi. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
“Kalau Citilink akan dimulai di 28 Desember ini, satu pesawat terlebih dahulu, kemudian bulan Januari satu, terus secara bertahap,” ujar Juliandra.
Layanan WiFi gratis ini baru dapat digunakan oleh para penumpang ketika pesawat sudah berada di atas ketinggian 30.000 kaki.
“Layanan WiFi ini diperbolehkan pada saat sudah berada di ketinggian 30.000 kaki. Sedangkan saat landing, take off, atau taxing, WiFi akan mati secara otomatis,” ujar Fitriansyah.
Selain itu, layanan WiFi ini belum tersedia di pesawat-pesawat jenis ATR miliki Garuda Indonesia. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan akan ada layanan WiFi lain di pesawat-pesawat lain yang dimiliki oleh maskapai tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sementara ini karena keterbatasan pesawatnya (ATR) yang sangat kecil, dan peralatan itu belum fleksibel untuk dipasang di ATR. Nanti solusinya akan ada yang lain,” tandas Nicodemus.