news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemohon Visa Schengen 2017-2018 Meningkat 10 Ribu

21 April 2019 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Visa Schengen Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Visa Schengen Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kesadaran penduduk Indonesia untuk traveling sebagai bagian dari gaya hidup ternyata bukan cuma membuat destinasi wisata lokal jadi ramai pengunjung, lho, tapi juga negara-negara di benua Eropa. Apalagi bagi kalangan milenial, traveling bahkan menjadi kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Menurut riset yang dilakukan oleh BCA, milenial kini bahkan tak lagi memprioritaskan sandang, papan, atau kendaraan sebagai alasan untuk menabung. Mereka lebih memilih menyewa hunian dan bepergian dengan transportasi online sehingga dapat mengalokasikan uangnya untuk leisure.
Potret warga Amsterdam. Foto: Antara/Zabur Karuru
Sebab bagi milenial, pengalaman jauh lebih penting dari pada properti, seperti rumah. Hal ini rupanya sejalan dengan peningkatan permohonan Visa Schengen yang dilakukan traveler asal Indonesia untuk menyambangi benua biru tersebut.
Tercatat selama kurun waktu 2017-2018, ada peningkatan sekitar 10 ribu visa, di mana pada tahun 2018 terdapat 210.468 visa (untuk tipe A dan C) sementara pada tahun 2017 tercatat ada permohonan sebesar 199.353 visa. Visa Schengen tipe A merupakan visa yang digunakan untuk keperluan transit, sedangkan tipe C digunakan untuk kunjungan singkat seperti traveling atau kunjungan keluarga.
Formulir aplikasi Visa Schengen Foto: Shutter Stock
Penggerak Gerakan Bebas Visa, Ivan Ronaldo mengungkapkan bahwa Visa A dan C yang dihitung oleh stastistik adalah jenis Uniform Visa. Dari data yang Ivan kemukakan, pada tahun 2018 ada sekitar 3.688 visa yang ditolak atau sekitar 1,8 persen, sedangkan pada tahun 2017 jumlah visa yang ditolak hanya sekitar 1,4 persen saja.
ADVERTISEMENT
Walau terlihat ada peningkatan visa yang ditolak, tapi Ivan mengungkapkan bahwa secara keseluruhan Indonesia tidak mengalami kemunduran.
"Secara sekilas, memang ada kenaikan tingkat penolakan Visa Schengen yang diajukan di Indonesia pada 2018. Tapi kalau kita lihat lebih jauh, ada kenaikan permohonan sebanyak 10 ribu visa pada tahun lalu. Jadi tidak bisa langsung disimpulkan kalau Indonesia mengalami kemunduran perihal penerbitan Visa Schengen," katanya seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi Visa Schengen Foto: Shutter Stock
Meski ada penolakan, ia berharap tidak ada imbas negatif yang terjadi di lapangan terkait negosiasi bebas Visa Schengen yang dilakukan Pemerintah RI dengan pihak terkait.
"Kami berharap suatu saat akan ada fasilitas bebas Visa Schengen, sehingga nantinya WNI tidak perlu lagi mengurus visa sebelum keberangkatan," harap Ivan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika dibandingkan dengan negara tetangga lainnya yang juga mengalami tingkat penolakan Visa Schengen seperti Thailand dan Filipina, tingkat penolakan Indonesia terhitung lebih rendah. Sebab tingkat penolakan Visa Schengen yang diajukan penduduk Thailand berada pada level 3,3 persen, sedangkan Filipina berada dalam level 8,2 persen.
Kelengkapan dokumen untuk traveling ke Eropa Foto: Shutter Stock
Di antara seluruh negara, Rusia dinilai sebagai negara pemohon Visa Schengen terbanyak di dunia dengan level penolakan sebesar 1,6 persen, disusul oleh China dengan level penolakan pada angka 3,7 persen.
Seperti yang diketahui, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah mengangkat wacana bebas visa berkali-kali sejak ia terpilih pada tahun 2015 silam saat mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari blok yang berisikan 26 negara Eropa tersebut. Sayangnya, wacana tersebut belum dapat terealisasi hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu, setuju tidak dengan usulan bebas Visa Schengen?