Pesona Bangunan Era Kolonial di Bukit Cemenung, Tulungagung

Bangunan era kolonial di Bukit Cemenung (Foto: Instagram/ @evancalisto)

Saat mendengar tentang Tulungagung, kebanyakan orang akan teringat Waduk Wonorejo yang merupakan salah satu bendungan terbesar di Indonesia. Namun, Tulungagung tak hanya punya waduk yang digunakan sebagai pembangkit listrik sekaligus objek wisata.

Di sini terdapat bangunan yang kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan milenial. Bukti Cemenung namanya. Bukit itu terletak di Desa Tengggong, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.

Interior menara di Bukit Cemenung, Tulungagung (Foto: Instagram/ @tulungagungtourism)

Di kaki bukit tersebut, kamu bisa melihat empat menara tua yang tak terlalu tinggi. Dari arsitekturnya, tampak bangunan tersebut telah berumur ratusan tahun. Ya, menara itu dibangun pada era kolonial Belanda.

Dulunya, kawasan Tulungagung merupakan lokasi penambangan batuan gamping. Batuan gamping itu harus dibakar sebagai proses pengolahan agar dapat digunakan untuk industri. Menara di Bukit Cemenung itu lah pabrik pembakaran gamping yang dimiliki pengusaha Tiongkok.

Meski tidak dipugar dan tidak ada yang mengelola, menara-menara itu masih tampak kokoh dan bersahaja. Sekilas arsitektur bangunan itu tampak seperti menara kicir angin di Belanda. Karena keunikannya, banyak wisatawan milenial bertandang ke sana untuk hunting foto.

Hingga kini memasuki area bersejarah itu tidak dikenai tiket masuk alias gratis. Sebab, belum ada pengelola yang memelihara lokasi tersebut.

Pengguna Instagram rupanya cukup kreatif mengambil foto di bangunan bersejarah di Bukit Cemenung. Apalagi didukung latar belakang area hijau yang mengelilingi empat Menara tua itu. Tertarik untuk menguji kemampuan fotografimu di sini?