Pesona Batik Banyuwangi yang Kian Populer

24 November 2017 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batik Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Batik Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
ADVERTISEMENT
Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur pulau Jawa itu populer karena keindahan alam dan kekayaan budayanya. Karena itu tidak mengherankan bila Banyuwangi mendapat julukan "Sunrise of Java".
ADVERTISEMENT
Memiliki wisata alam sebagai daya tarik utama, ternyata Banyuwangi juga menyimpan pesona lain dalam kemasan yang berbeda, yakni batik.
Berbicara batik, nama Pekalongan, Yogyakarta, hingga Solo mungkin lebih dahulu populer. Namun jangan salah, batik Banyuwangi kini mulai mencuri perhatian termasuk di kalangan pegiat fesyen. Kepopuleran batik Banyuwangi tidak lepas dari keberadaan Banyuwangi Batik Festival (BBF).
BBF merupakan pagelaran fesyen batik tahunan yang pertama kali diselenggarakan di tahun 2013. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, BBF digelar bukan hanya sebagai panggung hiburan, tetapi juga sebagai ajang pembelajaran bagi pembatik lokal untuk meningkatkan kualitasnya.
"Banyuwangi Batik Festival (BBF) tidak sekadar panggung fesyen saja, namun rangkaiannya ada beragam acara. Mulai dari lomba membuat motif, merancang batik, hingga lomba busana batik bagi pembatik lokal. Ini sebagai upaya kami regenerasi pembatik dan memperkaya ragam batik kami," ujar Anas seperti dilansir situs resmi Banyuwangi.
Salah satu busana batik Banyuwangi (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu busana batik Banyuwangi (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Apa yang dikatakan oleh Anas memang terbukti. Sebelum diselenggarakannya BBF, industri batik Banyuwangi hanya sebanyak 12 di tahun 2012, lima tahun berikutnya sudah berkembang menjadi lebih dari 50.
ADVERTISEMENT
"IKM (Industri Kecil Menengah) batik di Banyuwangi yang lima tahun lalu hanya 12, kini berkembang menjadi 50 lebih," kata Anas.
Hal senada juga diakui oleh pengrajin batik, Susiyati. Susiyati yang memproduksi batik dengan merek Gondho Arum ini tak menyangkal keberadaan BBF jadi pemicu populernya batik Banyuwangi.
"Iya. Sejak ada BBF makin banyak yang nyari batik Banyuwangi. Permintaanya juga banyak yang mengikuti tema. Seperti tahun ini temanya kopi pecah, jadi yang banyak dicari itu (kopi pecah)," tutur Susiyati.
Susiyati, pemilik griya batik Gondho Arum (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susiyati, pemilik griya batik Gondho Arum (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Menurut Susiyati, motif terpopuler adalah Gajah Oling yang merupakan motif tertua batik Banyuwangi. Selain Gajah Oling, motif lain yang cukup populer adalah Kangkung Setingkes.
"Selain Gajah Oling, ada Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Sekar Jagad, dan Paras Gempal. Biasanya kan(peminat) mengikuti tema di Banyuwangi Batik Festival," ujar Susiyati.
ADVERTISEMENT
Gajah Oling yang menjadi ciri khas batik Banyuwangi, berbeda dengan batik asal Solo ataupun Yogyakarta. Daya tarik batik Banyuwangi lainnya adalah jumlah motifnya yang amat beragam.
Batik Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Batik Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Hingga saat ini terdapat 22 motif batik yang tersimpan di Museum Budaya Banyuwangi. Ke-22 motif batik tersebut yakni, Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Paras Gempal, Kopi Pecah, Sekar Jagad, Alas Kobong, Gedekan, Ukel, Moto Pitik, Sembruk Cacing, Blarak Semplah, Gringsing, Semanggian, Garuda, Cendrawasih, Latar Putih, Sisik Papak, Maspun, Galaran, Dilem Semplah, serta Joloan dan Kawung. Jumlah ini belum termasuk dengan motif-motif batik yang belum diberi nama.
Sebuah warisan budaya yang harus terus kita lestarikan.