Plastikophobia, Galeri Seni di Singapura dari 18 Ribu Sampah Plastik

24 Maret 2019 13:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plastikophobia Foto: Dok. Von Wong/Plastikophobia
zoom-in-whitePerbesar
Plastikophobia Foto: Dok. Von Wong/Plastikophobia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sampah plastik merupakan ancaman yang nyata bagi kelangsungan makhluk hidup dan juga lingkungan. Masih ingatkah kamu dengan paus yang ditemukan mati dengan perut penuh sampah di Wakataobi, Sulawesi Tenggara? Selain itu, baru-baru ini seekor paus di Filipina juga ditemukan mati dengan 40 kg sampah plastik di dalam perutnya.
ADVERTISEMENT
Sungguh miris, kisah dua paus yang mati dengan perut berisi sampah tersebut tentunya menjadi bukti betapa berbahayanya sampah plastik.
Untuk mengingatkan betapa bahayanya ancaman sampah plastik tersebut. Baru-baru ini seorang seniman yang bernama Benjamin Von Wong dan Joshua Goh membuat sebuah instalasi seni yang dinamakan Plastikophobia.
Plastikophobia Foto: Dok. Von Wong/Plastikophobia
Bekerja sama dengan ahli strategi dampak sosial Laura Francois dan dukungan dari Badan Lingkungan Nasional Singapura, galeri ini tak hanya diperuntukkan sebagai destinasi wisata saja tetapi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Plastikophobia sendiri merupakan sebuah galeri seni yang terbuat dari sekitar 18.000 gelas plastik. Semua sampah plastik yang dikumpulkan dari seluruh penjuru kota Singapura itu disatukan dan dibuat menjadi layaknya sebuah gua kristal yang indah yang dapat dilalui oleh pengunjung.
ADVERTISEMENT
Selain indah, sesuai dengan namanya galeri seni ini dibuat untuk memberi kesadaran dan 'menakuti' pengunjung tentang bahaya sampah plastik.
Plastikophobia Foto: Dok. Von Wong/Plastikophobia
Dilansir Lonely Planet, menurut Benjamin Vong Wong, galeri seni ini tak hanya ditujukan sebagai sebuah karya seni yang dapat dinikmati pengunjung saja tetapi juga untuk meningatkan kesadaran akan bahayanya sampah plastik.
"Plastikophobia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan polusi dari sampah plastik terutama plastik sekali pakai," ujar Von Wong.
Selain itu, Von Wong juga mengungkapkan bahwa sampah plastik yang sudah masuk ke tempat sampah daur ulang bukanlah jaminan bahwa sampah tersebut benar-benar akan dapat didaur ulang. Karena sifat sampah plastik itu sendiri yang sangat sulit diurai dan membutuhkan beberapa puluh tahun agar bisa terurai dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
"Sekitar 91% dari plastik --sekali pakai tidak dapat didaur ulang,” bunyinya pada deskripsi Plastikophobia.
Plastikophobia Foto: Dok. Von Wong/Plastikophobia
"Solusi terbaik, jika memungkinkan, adalah menjadi seorang yang 'plastikophobia' atau orang yang takut akan plastik serta menghindari penggunaan plastik" tambah Von Wong.
Meskipun beberapa tahun terakhir ia telah melihat penurunan jumlah sampah plastik sekali pakai. Ancaman sampah plastik tentu saja masih jauh dari selesai. Pengunjung yang datang ke Plastikophobia dapat melihat dengan mata kepala mereka sendiri betapa mengerikannya sampah plastik yang ditimbulkan di lingkungan.
Selain Singapura, beberapa negara juga telah melakukan langkah nyata untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri, Bali adalah salah satu kota yang telah menerapkan kebijakan untuk mengurangi sampah plastik dengan memberlakukan tas belanja yang ramah lingkungan di setiap pertokoan dan swalayan yang ada di sana.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang ingin mengunjungi galeri seni tersebut kamu bisa datang ke Marina Barrage, Singapura. Galeri seni ini telah dibuka sejak 7 Maret lalu dan kamu bisa mengunjunginya hingga 18 April 2019.
Tertarik untuk berkunjung?