Potret Kehidupan Manusia Perahu di Sulawesi Tengah

22 Desember 2017 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan Suku Bajo (Foto: Instagram/@opanbustan)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Suku Bajo (Foto: Instagram/@opanbustan)
ADVERTISEMENT
Percaya atau tidak, di Indonesia ada segelintir orang yang hidup dan tinggal di laut, tepatnya di perairan Sulawesi Tengah. Suku Bajo namanya.
ADVERTISEMENT
Suku Bajo adalah salah satu suku yang masih memegang teguh sejarah dan jati dirinya juga kearifan lokal. Mereka hidup, berteman dan bermain dengan laut.
Jika kamu akan mengunjungi Taman Nasional Kepulauan Togean yang ada di Sulawesi Tengah, besar kemungkinan kamu akan berjumpa dengan mereka. Kamu akan melihat deretan rumah apung yang ada di atas permukaan laut dangkal di sekitaran pulau itu.
Beratapkan rumbia, berdinding kayu dan berada di tepian pantai atau di atas permukaan laut bersama satu keluarga atau lebih, itulah hunian Suku Bajo.
Bahkan untuk hidup pun mereka mencari ikan dengan cara memancing, memanah dan menjaring ikan. Kemudian ikan-ikan tersebut dijual ke penduduk sekitar.
Sebagian kecil Suku Bajo telah membuat rumah permanen dengan menggunakan semen. Anak-anaknya pun sudah banyak yang bersekolah bahkan hingga ke perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Suku Bajo mendapat julukan sea nomads atau manusia perahu karena sejak zaman dahulu mereka adalah petualang laut. Mereka pun berlayar berpindah-pindah dari laut satu ke yang lain.
Perahu ini juga merupakan rumah bagi Suku Bajo, bahkan sekaligus menjadi sarana dalam mencari ikan di lautan. Inilah asal mulai mengapa mereka disebut sebagai sea nomand.
Kini mereka banyak bermukin di Pulau Sulawesi, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua. Suku Bajo tersebar mengingat cara hidup mereka yang berpindah-pindah dan berlayar dengan perahu.
Tak jarang, Suku Bajo tersebar hingga Filipina dan Thailand. Walaupun hidup di negara berbeda namun mereka menggunakan bahasa yang sama. Bahasa ibu suku Bajo memilki kesamaan dengan bahasa Tagalog dari Filipina.
ADVERTISEMENT
Di Sulawesi Selatan, Suku Bajo terpusat di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone. Untuk Sulawesi Tengah, berpusat di Pulau Siatu, Pulau Bomba, Pulau Kuling Kenari, Pulau Tumbu Lawa. Gorontalo berpusat di Teluk Tomini Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato dan di Tanjung Bajo, Kabupaten Bualemo.
Tak hanya Sulawesi, Suku Bajo juga menetap di Nusa Tenggara Timur dari Kabupaten Manggarai Barat hingga Flores Timur. Orang Bajo juga banyak dijumpai di Pulau Komodo dan Rinca.
Nusa Tenggara Barat pun menjadi pemukiman Suku Bajo. Mereka tinggal di Pulau Lombok Timur. Sedangkan Sumbawa mereka dapat dijumpai di Pulau moyo serta kawasan Bima.
Sumenep, Jawa Timur juga merupakan salah satu permukiman Suku Bajo. Ada pula Pulau Sapeken, Pagerunan Besar, Pagerunan Kecil, Paliat dan pulau-pulau sekitaranya. Mereka hidup berdampingan dengan suku Madura dan Bugis.
ADVERTISEMENT
Kini, Suku Bajo sudah mulai mendirikan rumah di tepian pantai dan mulai menetap. Dikabarkan pula jumlah Suku Bajo yang menggantungkan hidupnya di perahu sudah mulai berkurang. Namun, tetap tidak terpisahkan dari laut.
Adanya Suku Bajo juga mengundang banyaka kalangan untuk mengenal lebih jauh asal usul,pola hidup, adat, seni dan budaya tradisional suku ini.
-----
Kamu mau uang tunai untuk jalan-jalan? Silakan ikuti kompetisi menulis bersama tiket.com. Hadiah totalnya Rp 25 juta dan lomba berakhir pada 14 Januari 2018. Info selengkapnya bisa dilihat di sini.