Rainbow Village Taiwan, Buah Manis Perjuangan Veteran Perang Dunia II

7 Juni 2019 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Desa warna-warni tentunya dapat dengan mudah kita temui di Indonesia. Contoh paling populer adalah Kampung Jodipan yang terletak di Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Tapi tak hanya di Indonesia, sebuah kampung berwarna-warni juga dapat kamu temukan di Taiwan, lho. Menariknya lagi, rumah-rumah yang ada di desa tersebut semuanya dicat oleh seorang tentara veteran yang telah berusia 97 tahun.
Dilansir Lonelyplanet, tempat wisata yang dikenal sebagai Rainbow Village ini terletak di Distrik Nantun, Taichung, Taiwan.
Rainbow Village atau Kampung Pelangi merupakan sebuah kompleks perumahan yang dicat berwarna-warni sedemikian rupa sereta dipenuhi dengan berbagai macam lukisan.
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Wikimedia Commons
Ada sekitar 11 rumah di Rainbow Village yang semuanya dilukis oleh seorang veteran bernama Huang Yung-fu.
Kakek berusia 97 tahun tersebut dulunya merupakan seorang tentara yang berasal dari Guangzhou, China.
Mengutip BBC, pada 1937, ia yang saat itu masih berusia 15 tahun mulai ikut mengangkat senjata dalam Perang Sino-Jepang Kedua.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, usai Perang Dunia II, Huang berjuang untuk Partai Nasionalis melawan Pemerintahan Komunis dari Mao Zedong.
Namun saat itu, ia mengalami kekalahan. Sehingga membuatnya bersama 2 juta orang lainnya melarikan diri ke Taiwan.
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Pixabay
Kemudian dibuatlah kompleks-kompleks perumahan di berbagai penjuru Taiwan untuk para tentara dan keluarganya yang mengungsi tersebut.
"Ketika saya datang ke sini, desa ini memiliki 1200 rumah tangga dan kami semua seperti satu keluarga besar. Tapi ketika mereka semua meninggal dan pindah aku menjadi kesepian," kata Huang.
Awalnya, ada sekitar 1.200 orang yang mendiami desa tersebut. Tahun demi tahun berlalu, banyak penduduk yang telah pindah dari perumahan tersebut.
Sempat Ingin Dirobohkan oleh Pemerintah Taiwan
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Wikimedia Commons
Kini, di kompleks perumahan yang ditempati Huang, hanya tersisa 11 rumah dan ia menjadi satu-satunya orang yang menetap di sana.
ADVERTISEMENT
Ketika desa ini ditinggalkan oleh para penduduknya. Pemerintah Taiwan pun berencana akan merobohkan desa terebut dan ingin menjadikannya sebuah kompleks apartemen yang lebih modern.
Di tengah kegalauannya, pada tahun 2008, kakek Huang yang juga dikenal sebagai "Rainbow Grandpa" pun mulai melukis, tercetuslah ide Huang untuk menggambar dinding rumahnya.
Awalnya, ia hanya menggambar berupa lukisan burung kecil di rumahnya, lalu berlanjut ke beberapa gambar seperti kucing, manusia, pesawat hingga beragam bentuk lainnya.
Dia terus menggambar sebagai bentuk perlawanan agar pemerintah tidak merobohkan tempat tinggalnya.
Usahanya pun tak sia-sia, dua tahun kemudian, seorang mahasiswa dari Universitas Ling Tung terpesona akan kegigihan Huang yang melukis kawasan rumahnya.
Dia pun mulai menggalang dana untuk membantu Huang membeli cat, serta membuat petisi, lengkap dengan kisah perjuangan Huang, untuk memprotes pembongkaran pemukiman.
ADVERTISEMENT
Hanya dalam beberapa bulan, petisi ini pun begitu menarik perhatian publik. Hingga akhirnya rencana pembongkaran pemukiman pun dibatalkan.
Sebelas rumah termasuk yang ditinggali Huang diminta untuk dilestarikan. Huang akhirnya bisa terus tinggal di sana dengan tenang.
Jadi Destinasi Wisata Menarik bagi Wisatawan
Rainbow Village Taichung, Taiwan Foto: Wikimedia Commons
Pemukimannya yang kemudian dikenal sebagai Rainbow Village ini juga menarik banyak wisatawan yang ingin berkunjung. Bahkan dalam setahun kunjungannya bisa mencapai 1 juta wisatawan.
Huang pun kini merasa senang pemukiman yang tadinya hanya ditinggalinya sendiri, kini ramai wisatawan. Meski desanya telah ramai dikunjungi wisatawan, Huang pun tetap melukis setiap harinya.
Saat mengunjungi desa ini kamu tak hanya melihat rumah-rumah yang dilukis dengan berbagai macam gambar dan warna. Tetapi, jalanan di luarnya pun juga dilukis oleh Huang.
ADVERTISEMENT
Selain melihat rumah-rumah dari luar, kamu juga bisa untuk masuk ke dalamnya.
Ada pula yang tertutup, namun kamu dapat melihat sisi dalam rumah melalui sebuah jendela.
Selain berkeliling desa, menikmati halaman yang rimbun dengan pepohonan, hunting foto, hingga belanja suvenir adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan di sini.
Meski kamu tidak dikenakan biaya masuk ke tempat wisata ini alias gratis, tapi kamu dipersilakan bila memang ingin memberi donasi seikhlasnya.
Tertarik untuk berkunjung ke Rainbow Village di Taiwan?