Sebelum Mendaki Gunung Gamala, Patuhi Peraturan Adat Berikut

21 September 2018 6:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Panorama Gunung Gamalama (Foto: Flickr / Antasari Putra)
Mendaki gunung menjadi salah satu kegiatan seru dan menyenangkan. Tak heran, rekreasi sambil mendaki ini kerap dilakoni anak-anak hingga orang tua.
ADVERTISEMENT
Dan salah gunung yang kumparanTRAVEL rekomendasikan untuk kamu daki adalah Gunung Gamalama. Gunung Gamalama merupakan salah satu dari sekian banyak gunung yang bisa di daki di Indonesia. Piramida alam ini berada di Ternate, Maluku Utara dengan tinggi 1.715 mdpl.
Namun, sebelum mendaki Gunung Gamalama, ada baiknya kamu mematuhi beberapa peraturan adat. Hal ini lataran warga Ternate masih menjaga tradisi sebagai bentuk komitmen untuk melestarikan kearifan lokal warisan leluhur.
Gunung Gamalama, Maluku Utara (Foto: Flickr / Janne Pyykkö)
"Warga luar Ternate termasuk wisatawan mancanegara saat melakukan pendakian Gunung Gamala selalu berusaha mematuhi tradisi itu," ucap seorang tokoh masyarakat, Jafar Noho, seperti dikutip dari Antara.
Lalu, peraturan adat apa saja yang harus dipatuhi?
Pertama-tama, sebelum mendaki, wisatawan harus membaca doa fere kie. Dalam proses pembacaan doa ini harus dipimpin juru kunci Gunung Gamalama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pastikan jumlah pendaki harus genap, seperti dua, empat, enam, delapan, dan seterusnya. Jumlah ganjil tidak disarankan, karena dikhawatirkan salah seorang di antaranya akan mendapat celaka.
Gunung Gamalama sering erupsi. (Foto: Wikimedia commons/Rolf Cosar)
Sama seperti mendaki gunung pada umumnya, para pendaki Gunung Gamala dilarang mengucapkan kata-kata kotor. Mereka juga tidak diperkenankan membawa minuman keras.
Tak hanya itu, bila ingin buang air, pendaki dilarang membuangnya secara sembarangan. Khususnya tidak diboleh membuang di dekat kompleks kuburan tua yang diyakini merupakan kuburan para wali yang menyebarkan agama Islam di Maluku Utara.
Gunung Gamalama Ternate mengeluarkan asap. (Foto: Wikimedia commons photographs)
Menurut Jafar Noho, para pendaki sering terjatuh dan tersesat saat mendaki. Ini biasanya menimpa rombongan yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.
Selama dalam perjalanan mendaki Gunung Gamala, para pendaki akan disuguhkan panorama yang memukau. Saat berada di puncak, pendaki juga akan menemukan mata air abdas yang dipercaya bisa menjadi obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dalam.
ADVERTISEMENT