news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Serunya Menembus Waktu di Old Dubai

11 Maret 2019 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serunya menembus waktu di Old Dubai Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Serunya menembus waktu di Old Dubai Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Issam Kazim, CEO Dubai Tourism Board, tanpa ragu menyebut "Old Dubai!" saat ditanya tentang destinasi yang menurutnya paling mempesona di Dubai. Ditemui langsung oleh kumparan di kantornya pada Februari lalu, Issam menjelaskan bagaimana kota tua Dubai dapat menarik siapa saja, tua maupun muda, pasangan maupun sekelompok teman perjalanan.
ADVERTISEMENT
Berkelana di sana, menurutnya, akan memberi gambaran yang jelas tentang perjalanan kota Dubai hingga menjadi salah satu kota metropolis paling megah di dunia, seperti apa budaya masyarakatnya, hingga bagaimana mereka menjaga sejarah bangsanya tetap hidup hingga saat ini maupun terus menciptakan sejarah baru.
Penasaran, kumparan mengalokasikan satu hari penuh untuk membuktikan kata-katanya.
Dubai Frame Foto: Dok: Dubai Tourism Board
Mengamati kota modern maupun kota tua Dubai dari Dubai Frame Foto: Imes
kumparan memulai petualangan ini dengan mengunjungi Dubai Frame. Ini adalah salah satu gedung pencakar langit terbaru di Dubai dan mendapat gelar ‘World’s Largest Picture Frame’.
Lantas, apa hubungannya dengan kawasan kota tua Dubai? Dubai Frame, bukan bangunan berbentuk bingkai biasa. Bangunan ini dibuat untuk 'membingkai' masa lalu dan masa kini Dubai.
Naiklah ke lantai atasnya, maka kamu akan sampai ke bagian 'bingkai' yang tampak seperti jembatan dan mampu menyaksikan kota Dubai dari dua sisi yang sangat berbeda. Di satu sisi, nikmati pemandangan Dubai yang modern dengan deretan gedung pencakar langit di Sheikh Zayed Road, Burj Khalifa, dan Menara Emirate.
ADVERTISEMENT
Berbalik ke sisi yang lain, kamu bisa melihat area Deira, Umm Hurair, Bur Dubai dan Karama yang merupakan bagian kota tuanya. Pantas kan, kalau Dubai Frame dianggap sebagai 'pintu' untuk menembus waktu?
Kawasan Historis Al Fahidi, Old Dubai Foto: Imesh
Dari Dubai Frame, susuri jalan dan gang-gang di distrik historis Al Fahidi. Di sini, kamu bisa melihat seperti apa kehidupan tradisional Dubai selama pertengahan abad ke-19. Kehidupan sosial, perkembangan budaya, dan perdagangan di Dubai memang menonjol selama periode ini.
Itulah kenapa distrik yang terletak di sepanjang sungai yang disebut Dubai Creek ini menjadi situs warisan utama dan terus dilestarikan.
Penduduk Dubai menghabiskan waktu santai di depan satu bangunan Foto: Imesh
Kelok-kelok jalan Al Fahidi juga dipenuhi dengan galeri seni, toko-toko kecil hingga banyak museum. Jangan salah, meski bertempat di bangunan-bangunan tua, bagian dalam museum di sini modern dan jauh dari kata membosankan.
Salah satu sudut museum Al Shindagha, Old Dubai Foto: Imesh
Peralatan modern di Al Shindagha Museum Dubai Foto: Imesh
Museum Dubai dan Museum Al Shindagha salah satunya. Di museum ini sejarah Dubai sejak jaman perunggu dijelaskan dengan sangat menarik menggunakan berbagai perlengkapan modern yang interaktif. Selain Al Shindagha, masih ada museum kopi hingga museum parfum yang tak kalah menariknya.
Majelis di Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU) Dubai Foto: Imesh
Hidangan otentik Dubai dinikmati bersama-sama Foto: Imesh
Sempatkan juga singgah di Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU). Di sini, kamu diajak memahami budaya masyarakat Dubai dalam suasana hangat seolah tengah bertamu ke rumah kerabat.
ADVERTISEMENT
SMCCU menyediakan ruangan besar untuk berkumpul yang disebut majelis dan biasa dimiliki rumah-rumah tradisional Dubai. Di sanalah, kamu akan dijamu dengan makanan dan minuman khas Dubai lalu diajak ngobrol tentang seperti apa dan bagaimana masyarakat Emirat hidup sehari-hari.
Pada kesempatan ngobrol ini, kamu juga boleh mengajukan pertanyaan apapun!
Fatiyah, sosok ramah yang menerima kami di 'rumahnya' Foto: Imesh
"Tidak ada pertanyaan yang tidak sopan atau tidak pantas di sini. Saya akan berusaha menjawab sebisanya dan tidak akan tersinggung. Santai saja!" tukas Fatiyah, petugas dari SMCCU yang menemani kumparan hari itu.
Tidak hanya tentang budaya masyarakatnya, Fatiyah juga mendapat banyak pertanyaan mengenai agama Islam, terutama dari pengunjung yang berasal dari barat.
"Saya senang kalau mereka mau bertanya sebanyak-banyaknya. Jadi saya juga bisa menjawab dan menjelaskan. Tujuan kami kan, menciptakan pemahaman supaya kemudian kita semua bisa saling menghargai dan berempati," ujarnya.
Abra - transportasi ikonik di area Old Dubai Foto: Imesh
Selesai dari SMCCU, berjalanlah ke arah pelabuhan Abra, ’taksi air' yang bisa membawa kamu menyeberang dari area Bur Dubai ke Deira. Tempat banyak souk (pasar) berada. Di antaranya pasar tekstil, rempah dan emas!
ADVERTISEMENT
Tarif naik Abra AED 1 (sekitar 4000 rupiah) per orang untuk sekali jalan. Tapi kamu juga bisa menyewa satu Abra dengan biaya AED 20 (sekitar 80 ribu rupiah) per-Abra sekali jalan bila ingin menikmati perjalanan tanpa duduk bercampur dengan penumpang umum atau berdua dengan pasangan saja.
Pewarna tekstil alami dan rempah-rempah yang dijual di Old Dubai Foto: Imesh
Saat menyebrang, nikmatilah suasana Dubai yang berbeda. Mulai dari semilir angin, suara camar, pemandangan sungai dengan gedung-gedung di sekitarnya, bau air sungai, hingga warna-warni barang dagangan yang ditumpuk di atas Abra. Semua seolah melompat keluar ke arah Anda dari setiap sudut dan celah untuk memanjakan indra!
Gelato dari susu unta di kawasan Old Dubai Foto: Imesh
Tidak jauh dari dermaga tempat perahu-perahu Abra berlabuh, kamu juga bisa menemukan kios kecil yang menjual gelato yang terbuat dari susu unta. Menurut penduduk Dubai, Gelato dari susu unta ini cukup sulit ditemukan.
Sepatu-sepatu tradisional yang cantik dijajakan di souk Foto: Shutterstock
Sarung bantal aneka warna juga banyak dijual di Old Dubai Foto: Shutterstock
Setelah menikmati gelato susu unta, mulai deh, belanja sepuasnya. Rempah-rempah, sarung bantal, pakaian, sepatu, tas, karpet, lampu-lampu cantik... semua ada! Jangan lewatkan juga gold souk atau pasar emasnya. Dubai gold souk terkenal menjual lebih dari 25 ton emas yang menjadikannya pasar emas terbesar di Timur Tengah.
Lorong Gold Souk di Old Dubai Foto: Imesh
Etalase di Gold Souk Dubai Foto: Imesh
Kalaupun tidak berminat membeli emas, berjalan-jalan di area pasar emas ini bisa jadi keseruan tersendiri. Pasalnya, banyak perhiasan berbentuk unik maupun berukuran 'raksasa'. Seru, kan?
Al Ahmadiya School Dubai Foto: Shutterstock
Puas belanja? Jadikan Al Ahmadiya School destinasi terakhir kamu di kawasan ini. Al Ahmadiya adalah sekolah nasional pertama di Dubai yang didirikan oleh salah satu pedagang mutiara terkemuka terkemuka di Teluk Arab. Sheikh Ahmed bin Dalmouk pada tahun 1912. Siapkan kamera ya, karena ada banyak spot keren untuk selfie di sekitar sekolah ini.
ADVERTISEMENT
Nah, jadi memang pantas bukan kawasan Old Dubai direkomendasikan langsung Issam? kumparan sudah membuktikan sendiri, pesonanya memang seolah tak habis-habis dan sangat sayang jika dilewati!