Sinergi Kemenpar saat Tangani Dampak Gempa Tektonik di Lombok Timur

18 Maret 2019 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (17/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (17/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bertanggung jawab merespon bencana gempa tektonik yang terjadi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Pemerintah juga memastikan akan menanggung seluruh penanganan, pengobatan, dan pengurusan jenazah bagi wisatawan korban gempa tektonik yang terjadi di Lombok Timur, NTB, pada Minggu 17 Maret 2019.
Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin (18/3/2019), menyatakan pihaknya bersama Pemerintah Daerah dan seluruh pihak terkait terus bersinergi dan berkoordinasi untuk menangani dampak gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala richter di sekitar 20 km arah Kota Selong, Lombok Timur.
"Kejadian gempa di Lombok mengakibatkan longsor di destinasi air terjun Tiu Kelep Senaru Kabupaten Lombok Utara dan menyebabkan korban meninggal 3 orang dan 2 orang di antaranya wisman asal Malaysia yakni bernama Tai Siaw Kim dan Lim Sai Wah, serta 1 warga lokal di Senaru," kata Guntur, seperti yang tertulis pada rilis resmi Kemenpar yang diterima kumparan, Senin (18/3).
ADVERTISEMENT
Pihaknya memastikan bahwa Pemerintah RI akan melakukan upaya terbaik termasuk bersinergi melakukan evakuasi dan penyelamatan wisman Malaysia di dekat lokasi longsor akibat gempa yang jumlahnya sekitar 22 wisatawan.
Guntur juga memastikan bahwa penanganan dan pengobatan bagi korban luka disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi NTB.
"Bagi korban wisatawan yang meninggal, jenazah akan disiapkan kepulangannya oleh Pemerintah Provinsi NTB kepada keluarga mereka di Malaysia. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa," katanya.
Guntur juga memastikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di Lombok itu berdasarkan analisis BMKG disebabkan oleh penyesaran turun (normal fault) dan dilaporkan tidak berpotensi tsunami. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan koordinasi pihaknya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB terpantau hingga saat ini belum ada dirasakan gempa susulan (aftershock), kondisi sudah mulai kondusif.
"Korban luka sudah di bawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat," kata Guntur.
Adapun menurut laporan terbaru dari BPBD Kabupaten Lombok Utara, ada sekitar 36 wisatawan terdiri dari 22 wisatawan mancanegara asal Malaysia dan 14 warga lokal dievakuasi di Air Terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara.
Air terjun yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan itu dilaporkan longsor akibat gempa tersebut. Sebanyak 2 orang meninggal dunia berasal dari Malaysia akibat tertimpa material longsoran di lokasi tersebut.
Selain itu pada saat kejadian gempa ada sekitar 56 orang tim survei jalur pendakian Rinjani terdiri dari TNGR, BPBD NTB, Porter, Geopark, Orplas, PVMBG, TO, TNI, dan POLRI sebanyak 28 orang Jalur Senaru dan 28 orang Jalur Sembalun, saat ini Kedua Tim tersebut sudah berada di posisi yang aman.
ADVERTISEMENT