Tanggapan Kadispar NTT Mengenai Wacana Penutupan Sementara TN Komodo

20 Januari 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadispar NTT, Marius Jelamu di Labuan Bajo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kadispar NTT, Marius Jelamu di Labuan Bajo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wacana penutupan Taman Nasional Komodo selama setahun yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mendadak hangat jadi perbincangan. Penutupan ini sendiri bertujuan untuk menjaga binatang purba tersebut serta ekosistem dan rantai makanan di TN Komodo.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana tanggapan dari Kepala Dinas Pariwisata NTT terkait hal tersebut? Ia menjelaskan bahwa penutupan ini baru wacana yang disampaikan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Perlu diketahui, saat ini pengelolaan TN Komodo sendiri masih berada di kewenangan pemerintah pusat.
"Saya kira ini baru wacana yang disampaikan oleh bapak Gubernur ya kalau misalnya nanti pengelolaan Taman Nasional Komodo ini diberikan pada provinsi. Sekarang masih dikelola oleh pemerintah pusat, nah tentu ini koordinasikan masih berjalan antara pemprov dan Kemen LHK. Nah, wacana itu muncul dari keprihatinan bapak Gubernur terkait dengan ekosistem yang ada di TN Komodo," ujar Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu saat dihubungi kumparanTRAVEL, Minggu (20/1).
Wisatawan melihat komodo. (Foto: Flickr/Yechi)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan melihat komodo. (Foto: Flickr/Yechi)
Wacana ini muncul karena keprihatinan Gubernur NTT terkait habitat dan rantai makanan di Pulau Komodo yang terganggu akibat ulah pemburu liar yang mencuri rusa, yang menjadi makanan dari Komodo itu sendiri. Belum lagi, konservasi yang sekarang berjalan di Pulau Komodo dianggap kurang maksimal.
ADVERTISEMENT
"Beliau melihat bahwa dengan crowded-nya para wisatawan yang masuk ke dalam TN Komodo. Lalu ditambah lagi dengan habitat komodo yang terganggu karena pasokan makanannya yaitu rusa yang menjadi makanan utamanya itu dicuri oleh pemburu-pemburu liar. Beliau merasa bahwa pengelolaan TN Komodo harus dimaksimalkan," tambahnya.
Pantai di Pulau Komodo, Labuan Bajo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai di Pulau Komodo, Labuan Bajo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Dan kalau misalnya kontrol dan pengawasan pada TN Komodo ini lemah maka ke depannya dikhawatirkan akan sangat menggangu keberlangsungan dari ekosistem TN Komodo. Sebagai salah satu ekosistem biosfer yang telah diakui UNESCO dan keajaiban dunia, TN Komodo harus dijaga kelangsungannya
"Karena kita tau TN Komodo itu ekosistem biosfer yang sudah diakui oleh UNESCO dan dunia sehingga harus dijaga kelangsungannya karena di sana hidup dan berkembang binatang langka dari tujuh keajaiban dunia yang harus diberi perhatian penuh dari semua elemen mulai dari pemerintahan hingga masyarakat," ujarnya.
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komodo sedang mencari tempat berteduh di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Belum diketahui kapan TN Komodo akan ditutup, namun wacana ini kabarnya akan segera dilakukan untuk menjaga kelangsungan ekositem komodo itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Waktunya belum, tapi baru wacana dari bapak Gubernur. Tapi apa yang diwacanakan beliau itu memang benar ya mengingat bahwa ekosistem TN Komodo harus dijaga benar. Harus dikontrol dan diawasi dengan baik sehingga ekosistem TN Komodo itu benar-benar menjadi satu tempat konservasi alam, fauna, dan flora yang memang harus baik," kata Marius.
Hal itu sehingga membuat pak Gubernur merasa ada rencana atau tindakan yang harus diambil oleh pemerintah dalam hal ini. Dan kalau nanti itu diserahkan oleh pemerintah provinsi atau dikelola secara pertama itu adalah kebijakan pertama yang akan dilakukan oleh bapak Gubernur.
Patung Komodo yang terbuat dari kayu waru dan jati di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Komodo yang terbuat dari kayu waru dan jati di Pulau Komodo (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Meski berdampak terhadap kunjungan wisatawan, Marius mengatakan bahwa ada banyak destinasi wisata alam di NTT yang bisa dijadikan alternatif oleh wisatawan. TN Komodo hanya salah satu destinasi wisata yang ada di NTT, begitu banyak destinasi wisata alam yang ada di NTT.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada dua pulau (Pulau Komodo dan Rinca) di mana komodo itu berkembang. Jika mislanya nanti wacana ini terimplimentasi atau terlaksana, wisatawan memiliki banyak alternatif tidak hanya Pulau Komodo saja tapi mereka bisa juga datang ke Pulau Padar yang sangat indah, Pulau Gili, Pulau Bidadari dan pulau-pulau lainnya yang ada di sekitarnya," tambah Marius.
Penutupan TN Komodo ini juga masih menjadi wacana, kamu masih bisa tetap mengunjungi TN Komodo karena wisatawan masih bisa datang ke Pulau Komodo karena belum ada keputusan tetap.
"Wisatawan masih bisa tetap datang. Silakan datang saja," tutup Marius.