Tren Foto yang Kini Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung

4 Mei 2018 8:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung  (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mendaki gunung kini sudah bukan hal yang baru lagi. Tua, muda, laki-laki, perempuan, tak peduli berasal dari mana, semua bisa bebas untuk mendaki gunung.
ADVERTISEMENT
Memang, mendaki gunung menjadi salah satu aktivitas yang murah, menyenangkan, sekaligus menyehatkan. Para pendaki diharuskan berjalan berkilo-kilo meter sambil menikmati suguhan alam yang asri, sejuk, dan alami.
Namun di balik itu, banyak cerita yang kurang menyenangkan terkait kebersihan gunung. Istilah "Kebersihan Sebagian dari Iman" nampaknya hanya menjadi angin lalu saja bagi sebagian orang.
Walau sudah ditanamkan sedari kecil, banyak pendaki kerap kali tak menjaga kebersihan gunung. Tak hanya diajarkan sejak dini saja, berbagai imbauan, peraturan tak tertulis, hingga papan berisi untuk selalu menjaga lingkungan juga tak membuatnya sadar.
Menurut Dedy Aryo, selaku trekking organizer Gunung Rinjani, dirinya mengatakan jika pendaki zaman sekarang mendaki gunung untuk memuaskan ego.
"Perbedaan pendaki zaman dulu pada era 1990 ke 2000 awal, mereka mendaki untuk menaklukan ego. Kalau pendaki zaman sekarang mendaki gunung untuk memuaskan ego. Itu bisa dilihat di puncak gunung yang menyisakan permasalahan (dari) pendaki zaman sekarang (yang) kurang terdidk," ucapnya, saat dihubungi kumparanTRAVEL belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Pemahaman yang kurang bagi pendaki pemula terlihat dari berbagai kelengkapan yang dibawa tidak sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), mulai logistik, peralatan, perlengkapan, dan sebagainya.
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung  (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
Selain itu, pria yang mulai mendaki sejak 1997 lalu itu juga mengatakan, pendaki zaman sekarang kerap kali membuang sampah sembarangan, khususnya kertas. Umumnya, kertas yang dibuang bekas digunakan untuk selfie atau wefie sambil menunjukan kertas yang berisi tulisan.
Isi tulisannya pun bermacam-macam, seperti "Selamat Ulang Tahun", "Dapat Salam dari Gunung Rijani," dan sebagainnya. Entah dari kapan bermunculan tren foto ini dilakukan.
Sayangnya, sehabis puas berfoto, para pendaki itu tak membawa kembali kertas-kertas yang sudah digunakannya. Mereka justru ditinggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah. Selain sampah kertas, banyak pula sampah-sampah lainnya yang entah sengaja ditinggalkan atau tertinggal, seperti sampah bekas logistik.
ADVERTISEMENT
Dedy juga membandingkan, jika pendaki zaman dahulu mendaki gunung untuk menaklukan ego, dan untuk mengaggumi keagungan Tuhan dengan melihat, mendengar, serta merasakan. Sedangkan pendaki zaman sekarang hanya untuk memuaskan hasrat keinginan mereka saja.
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung  (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tren Foto yang Jadi Petaka Bagi Kebersihan Gunung (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
Namun, tak semua pendaki zaman kini berkelakuan tidak terpuji. Seperti Teuku Billy Bashir, pria yang sudah sering 'naik-turun' gunung ini mengaku selalu menjaga lingkungan saat mendaki dengan membawa trash bag.
"Selalu aware dengan area camp saat bermalam, karena ditempat camp itu sampah biasanya berceceran. Maka trashbag hal wajib untuk pendaki (bawa)," jelasnya.
Tak hanya itu saja, Billy, panggilan akrabnya, juga selalu memastikan membawa bekal sedikit mungkin. Dan memindahkan makanan dari kemasan plastik ke wadah yang bisa digunakan kembali. Ia juga menjadikan sampah sebagai 'teman', ketika turun gunung dirinya memastikan jika 'teman'nya pun ikut turun.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan jika tidak ikut-ikutan dengan tren menulis di kertas tersebut. Billy lebih menyukai berfoto menggunakan sign puncak yang memang disediakan.
"Enggak (senang foto dengan kertas), paling lebih senang pakai sign puncak yang di atas," tutupnya.jkka