Turis Indonesia Meninggal di Pegunungan Shangri-La China

30 Juni 2017 20:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang turis asal Indonesia meninggal saat melakukan perjalanan wisata di Shangri-La, wilayah dengan ketinggian 3.160 meter di atas permukaan laut di China selatan, Kamis (29/6).
ADVERTISEMENT
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa selain wilayah setingkat kabupaten di Provinsi Yunnan itu oksigennya sangat tipis, korban juga memiliki riwayat penyakit jantung.
Pemandangan Shangri-La di China (Foto: travelchina.gov.cn)
Sampai saat ini jenazah korban yang diketahui bernama Widodo tersebut masih tersimpan di salah satu rumah sakit di ibu kota Provinsi Yunnan di Kunming.
Pihak biro perjalanan wisata yang memberangkatkan korban sedang berupaya mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah tersebut.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing sampai saat ini masih menunggu sertifikat kematian dari pihak rumah sakit untuk dibuatkan surat kematian.
ADVERTISEMENT
"Prosedurnya memang begitu. Begitu sertifikat dari rumah sakit keluar, kami segera menindaklanjutinya dengan surat keterangan," kata Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Beijing, Ihsan Firdaus, seperti dilansir Antara.
Oleh karena Kunming berada di wilayah selatan China, maka KBRI Beijing terus berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Sekilas tentang Shangri-La
Shangri-La yang dalam bahasa Mandarin disebut Xianggelila merupakan salah satu destinasi wisata di China selatan. Shangri-La merupakan kawasan wisata tersohor di China dan cukup populer juga di kalangan wisatawan Indonesia.
Kota perbukitan yang banyak dihuni warga Tibet itu memiliki Pudacuo National Park, taman nasional pertama di daratan Tiongkok yang memenuhi standar IUCN.
Di Shangri-La terdapat lapangan terbang Diqing yang dapat dijangkau pesawat dari Kunming, Chengdu, Lhasa, Guangzhou, dan Shenzhen.
ADVERTISEMENT
Jika menggunakan perjalanan dari Lijiang, maka para wisatawan dapat menikmati pemandangan Lembah Tiger Leaping berkedalaman 3.790 meter dan Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia.
Tidak jarang beberapa wisatawan menuju Shangri-La melalui Tibet.
Shangri-La Fiksi dan Nama Hotel
Nama Shangri-La juga populer sebagai karya fiksi. Penulis Inggris James Hilton menulis soal negeri fantasi bak surga Shangri-La dalam bukunya yang terkenal, Lost Horizon, terbitan tahun 1933. Buku yang sangat terkenal di kalangan traveler ini juga sudah dua kali difilmkan.
Shangri-La juga merupakan nama hotel di bawah jaringan Shangri-La Internasional Management (SLIM) yang berpusat di Hong Kong. Semula hotel ini bernama Hotel Kuok dan pada tahun 1983 diubah menjadi Shangri-La Hotel dan Resort. Nama Shangri-La terinspirasi dari novel legendaris karya James Hilton di atas. Hotel Shangri-La tersebar di banyak negara, termasuk di Jakarta, yang pada tahun 2010 menjadi tempat menginap Presiden AS Barack Obama saat bertandang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT