Warna-warni Rimpu, Hijab Khas dari Nusa Tenggara Barat

21 April 2019 9:09 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita yang Menggunakan Rimpu Foto: Flickr / erwan1901
zoom-in-whitePerbesar
Wanita yang Menggunakan Rimpu Foto: Flickr / erwan1901
ADVERTISEMENT
Banyak daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain khasnya. Salah satunya adalah tenun dari Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki motif, warna indah, dan kerap diincar wisatawan sebagai buah tangan.
Wanita yang Belum Menikah Menggunakan Rimpu Foto: Flickr / Ramiaji Lamsari
Menurut laporan National Geographic, kain tenun ini disebut dengan Mbojo. Sementara dilansir dari GenPI, kain tenun ini disebut Tembe Nggoli.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki perbedaan penyebutan, namun keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu sama-sama digunakan untuk menutupi bagian atas (kepala hingga lutut atau Rimpu). Kemudian dipadukan dengan Sanggentu yakni potongan kain untuk menutupi bagian bawah tubuh dari pinggang hingga kaki, seperti sarung pada umumnya.
Pemakaian Rimpu Foto: Flickr / Farhan Perdana (Blek)
Menurut pegiat sosial budaya dari Bima, Zulhaidin, rimpu menurut literatur sejarah sudah ada sejak Islam masuk yakni pada 1640. Waktu itu Sultan Bima mewajibkan sunat bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan harus menutup aurat bagian atas.
Senada dengan Zulhaidin, dikutip dari berbagai sumber, seorang warga Dompu mengatakan, pakaian khas masyarakat Kabupaten Dompu dan Bima itu sudah digunakan sejak kerajaan Islam masuk ke wilayah tersebut. Karena keterbatasan pakaian, mereka memanfaatkan sarung Tembe Nggoli untuk menutupi aurat.
Rimpu, Hijab Khas Dompu dan Bima Foto: Flickr / Ramiaji Lamsari
Bila dipakai oleh wanita yang sudah menikah, rimpu akan menutupi seluruh bagian atas tubuh kecuali wajah, pemakaiannya mirip seperti hijab. Sementara bagi perempuan yang belum menikah, rimpu hanya menyisakan bagian mata, mirip penggunaan cadar.
Pemakaian Rimpu di Era Modern Foto: Flickr / akbar firmansyah
"Katanya kalau belum nikah rimpu sengaja dipasang tinggal kelihatan mata supaya laki-laki penasaran," tutur Hatim, salah satu warga Bima, seperti dikutip dari National Geographic.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, tahun 2018 lalu, sekitar 3 ribu warga Mbojo asal Bima dan Dompu meramaikan Jakarta dengan mengenakan rimpu. Mereka berparade dalam acara car free day di sepanjang Jalan Sudirman hingga depan Sarinah.