Wisata Alam Hutan Pinus Songgon Banyuwangi

25 Februari 2018 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pergi berlibur ke Banyuwangi, Jawa Timur, jangan lupa datang ke obyek wisata Hutan Pinus Songgon. Destinasi wisata ini menawarkan kepada wisatawan suasana teduh dengan berbagai wahana yang seru.
ADVERTISEMENT
Sejak setahun lalu, wisata Hutan Pinus Songgon menjadi salah satu tujuan wisata baru di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tempat ini kemudian menjadi harapan baru bagi warga sekitar yang semula hanya bekerja sebagai buruh tani dan pembalak kayu.
Salah satu penggagas, Yusuf Sugiono, menceritakan kisahnya merintis wisata tersebut kepada kumparan.
Hutan Pinus Songgon dibuka untuk umum pada Oktober 2016 lalu. Semula, Yusuf sempat mengembangkan wisata arung jeram di Kali Badeng yang berada di dekat Hutan Pinus Songgon.
"Saya dua kali mengembangkan wisata di daerah sini. Pertama adalah Kali Badeng dan selanjutnya Karo Rafting. Semua itu saya tinggal karena ada beberapa masalah internal, dan mulailah saya bersama teman-teman lain mengembangkan hutan pinus ini," ujar Yusuf.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, sebelum memanfaat kawasan hutan pinus tersebut, Yusuf dan kawan-kawannya di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Ayu sempat melakukan survei terlebih dahulu.
Bahkan, insiden penangkapan oleh pada beberapa orang pernah terjadi lantaran miskomunikasi. Perhutani dan Polsek Songgon menganggap aksi Yusuf dan kawan-kawan merusak hutan.
"Kita awalnya kan membangun Gembok Cinta di sini, tapi karena ada miskomunikasi itu, ditangkapi. Sejak itu, kami terus berusaha dekat dan dipercaya Perhutani," katanya.
Wisata Hutan Pinus Songgon, Banyuwangi. (Foto: Andam Annisa/kumparan)
Usai insiden penangkapan itu, Yusuf berusaha meyakinkan Perhutani bahwa ide pengembangan ekowisata hutan pinus akan berdampak positif bagi pelestarian hutan sekaligus meningkatkan pendapatan.
Akhirnya, pihaknya dan Perhutani membuat perjanjian yakni memberikan tenggat waktu selama dua bulan untuk melihat kerja Yusuf. Pada perjanjian awal, LMDH Rimba Ayu hanya diperkenankan mengelola seluas 5 Hektare dari total wilayah hutan seluas 60 Hektare.
ADVERTISEMENT
Bulan demi bulan, LMDH Rimba Ayu berhasil membuktikan keseriusannya sehingga membuat Perhutani memperluas areal pengembangan menjadi 12 Hektare.
"Sempat ditawari nambah, tapi saya tolak. Lha segini saja sudah ampun-ampun kita," ucap Yusuf.
Ada sejumlah prasyarat yang mereka sepakati dengan Perhutani untuk pengelolaan wisata di hutan pinus, salah satunya adalah semua kegiatan harus melibatkan Perhutani, lokasi yang digunakan sesuai izin serta kegiatan wisata masih terkait dengan pelestarian hutan.
Untuk mewujudkan ekowisata tersebut kata Yusuf, mereka mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Dinas Pariwisata, Perhutani, serta pemerintah desa setempat.
Kini Yusuf dan kawan-kawan telah berhasil menyulap lahan hutan menjadi sebuah obyek wisata yang patut dikunjungi.
Wisata Hutan Pinus Songgon, Banyuwangi. (Foto: Andam Annisa/kumparan)
Adapun yang bisa kamu lakukan di Wisata Pinus Songgon adalah camping ground, outbound, paint ball, panahan, safari kuda, trail, safari jeep, flying fox, tree top, spot foto, rafting, dan ada home stay unik yang dinamakan ‘omah semut’.
ADVERTISEMENT
Bagi pengunjung yang ingin masuk ke Wisata Pinus Songgon hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000 saja. Sedangkan untuk menikmati wahananya, tidak perlu khawatir karena harganya relatif terjangkau.
Karena murah, wajar saja antusiasme masyarakat ke Wisata Pinus Songgon cukup tinggi. Dalam sehari, ada 200 hingga 300 orang yang mengunjungi tempat ini. Sedangkan pada weekend atau libur panjang, pengunjung bisa membludak hingga 5.000 orang.
"Bahkan liburan Hari Raya, Natal dan Tahun Baru kemarin, pengunjung kita sampai 10.000 orang," kata Yusuf.
Ia berharap, ke depan, wisata ini bisa terus berkembang dengan dukungan dari berbagai pihak. Sebab, kata dia, masih banyak yang perlu dibenahi dari Wisata Pinus Songgon seperti fasilitas umum dan infrastruktur di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Ya harapannya wisata ini bisa terus berkembang karena banyak yang ingin saya benahi, saya tambahi. Kadang saya malu kepada pengunjung karena hanya bisa memberikan ini,” tandas Yusuf.