Aksi Protes Seorang Model di Runway Gucci Milan Fashion Week

24 September 2019 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi model Ayesha Tan-Jones saat protes di runway Gucci pada Milan Fashion Week. Foto: @ayeshatanjones/ Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Aksi model Ayesha Tan-Jones saat protes di runway Gucci pada Milan Fashion Week. Foto: @ayeshatanjones/ Instagram
ADVERTISEMENT
Rumah mode asal Italia, Gucci, baru saja menggelar fashion show di Milan Fashion Week pada Minggu (22/9) waktu setempat. Dalam menggawangi Gucci, Alessandro Michele sebagai Creative Director terkenal dengan desain rancangannya yang nyentrik. Ia juga kerap menghadirkan show dengan gimmick tak terduga. Misalnya saja saat menggelar show untuk koleksi Gucci Fall Winter 2018/2019 pada Februari 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Alessandro menjadikan replika kepala manusia hingga naga sebagai aksesori yang dibawa oleh para model di atas runway. Hal ini ia lakukan untuk memberikan pengalaman sekaligus pertunjukan yang berbeda bagi para pencinta fashion. Lewat replika kepala tersebut, ia juga ingin menyampaikan pesan soal kesulitan yang dihadapi setiap orang dalam menemukan identitas dirinya masing-masing dan agar manusia bisa lebih berhati-hati dalam menjaga pikirannya.
Model Gucci Membawa Kepalanya Sendiri Foto: REUTERS/Tony Gentile
Niat yang sama kembali ingin ia sampaikan pada show Gucci di Milan Fashion Week kali ini. Alessandro Michele ingin menandai lima tahun perjalanan kariernya bersama Gucci dengan sesuatu yang berbeda dan sarat akan makna. Alessandro membuka show-nya dengan deretan model yang berdiri di atas panggung berjalan dengan wajah tanpa ekspresi. Mereka mengenakan busana serba putih dalam berbagai model yang mirip dengan seragam pasien rumah sakit jiwa.
ADVERTISEMENT
Tampaknya, apapun yang ingin disampaikan oleh Alessandro dalam pertunjukannya malam itu telah menyinggung perasaan seseorang. Pasalnya, di tengah-tengah aksi pembukaan fashion show tersebut, tanpa diduga salah seorang model bernama Ayesha Tan-Jones mengangkat kedua telapak tangannya yang bertuliskan 'Mental health is not fashion'. Tulisan tersebut tampak ditulis secara spontan.
Setelah show berakhir, Ayesha membuat sebuah pernyataan pada akun Instagram @ayeshatanjones.
"Bagi model dan seniman yang pernah mengalami kesulitan dengan kesehatan mental, begitu juga dengan keluarga dan orang-orang terdekat saya yang juga pernah mengalami depresi, keresahan, bipolar, schizophrenia, apa yang dilakukan oleh rumah mode ternama seperti Gucci untuk menggunakan gambaran ini (kesehatan mental) sebagai sebuah konsep merupakan suatu hal yang menyakitkan dan menyinggung," ungkap Ayesha dalam pernyataan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, konsep ini dirasa kurang tepat karena menggunakan straitjacket dan kostum yang menggambarkan penderita gangguan mental, serta membuat para model berdiri di atas panggung berjalan layaknya 'daging-daging' di pabrik.
"Mempertontonkan gambaran seseorang yang menderita gangguan mental untuk mempromosikan pakaian adalah sesuatu yang vulgar, tidak layak, dan sangat menyinggung jutaan orang yang menghadapi isu kesehatan mental," lanjutnya.
Menurut laporan dari CNN, hingga berita ini dibuat, perwakilan dari Gucci belum dapat dihubungi. Namun sebelumnya, akun Instagram Gucci mengunggah sejumlah foto tentang pergelaran fashion tersebut.
Mereka mengatakan bahwa busana serba putih yang disebut sebagai 'utilitarian uniform' tersebut tidak akan dijual untuk pelanggan. Kostum serba putih tersebut hanya dibuat untuk menyatakan pesan bahwa lewat fashion, kekuatan itu dibuat untuk menghilangkan ekspresi diri.
ADVERTISEMENT
Melansir The Guardian, dalam konferensi pers setelah fashion show, Alessandro Michele memberikan pernyataan tentang seragam serba putih tersebut. "Seragam adalah sesuatu yang bisa membatasi mengikat Anda. Membuat Anda tidak bisa dikenali," ungkap Alessandro seperti dikutip dari The Guardian.
Ini bukan kontroversi pertama yang pernah dialami oleh Gucci. Sebelumnya, Gucci juga pernah mendapat kritikan dari masyarakat dunia karena membuat sweater yang menyinggung orang-orang kulit hitam.