Alami Anoreksia, Jameela Jamil Pernah Trauma dengan Makanan & Bercinta

1 Agustus 2019 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktris Jameela Jamil. Foto: AFP/CARL DE SOUZA
zoom-in-whitePerbesar
Aktris Jameela Jamil. Foto: AFP/CARL DE SOUZA
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, nama Jameela Jamil mungkin masih sedikit asing di telinga. Aktris 33 tahun ini mulai populer setelah ia memerankan Tahani Al-Jamil dalam serial TV Amerika Serikat, The Good Place. Selain menjadi selebriti yang tengah naik daun di Amerika Serikat, perempuan asal Inggris ini juga merupakan sosok feminis yang berani menyampaikan pendapat kritisnya secara terbuka.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Jameela Jamil menjadi salah satu dari 15 perempuan yang masuk dalam kampanye Forces for Change yang dibuat majalah British Vogue dan dikurasi oleh Duchess of Sussex Meghan Markle untuk edisi September 2019. Dalam edisi ini, Jameela memiliki kesempatan untuk menuliskan kisahnya saat menghadapi penyakit anoreksia. Ia mengaku pernah hidup dalam ketakutan dan trauma saat melihat makanan, serta tidak bisa berhubungan seks dalam keadaan lampu menyala selama dua dekade.
Dua permasalahan besar tersebut dialami oleh Jameela karena ia merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya sendiri. Membangun karier di dunia hiburan juga membuatnya merasa tertekan karena banyak tuntutan yang mengharuskan seorang selebriti seperti dirinya untuk mengubah bentuk tubuh hanya demi sebuah peran.
ADVERTISEMENT
Tidak mudah bagi Jameela untuk menghadapi itu semua. Ia pun harus melakukan terapi secara rutin dan berlatih tentang body neutrality, sebuah latihan yang mengharuskan seseorang untuk tidak berfokus pada penampilan fisiknya saja.
Meski sudah melakukan segala upaya, Jameela mengaku rasa takut dan ketidakpercayaan diri itu masih membuatnya tidak bisa berpikiran positif akan bentuk tubuhnya sendiri. Dibutuhkan waktu yang sangat lama bagi Jameela untuk bisa kembali menerima bentuk tubuhnya dengan apa adanya.
“Saya tidak bisa melihat paha saya dan kemudian membasuhnya dengan penuh cinta dan pujian,” tulis Jameela dalam artikel esainya.
Selain melakukan terapi dan latihan body neutrality, Jameela juga mengatasi rasa insecure tersebut dengan tidak memikirkan tubuhnya dan mengurangi waktu melihat bayangan tubuhnya sendiri di kaca.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya, saya menjadi lebih bahagia, lebih sehat, lebih sukses dan menjadi versi terbaik dari diri saya,” jelasnya.
Bagi Jameela sendiri, menulis tentang body positivity dalam sebuah majalah yang isinya dipenuhi oleh potret model bertubuh langsing membuatnya merasakan ironi. Namun meski begitu, ia percaya bahwa Vogue memiliki kekuatan tersendiri yang bisa membuat perubahan besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap perempuan dan tubuhnya.
“Saya percaya dengan kekuatan dari Vogue. Saya percaya bahwa majalah ini memiliki kekuatan untuk bisa mendobrak batasan dan bisa mendorong hal yang selama ini lupa dimasukkan ke dalam bayangan ‘fantasi’ di dunia mode,” tutup Jameela Jamil.