Cara Menghadapi Trauma Masa Lalu sebelum Menjalin Hubungan Baru

18 Oktober 2019 11:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi seseorang yang sering merasakan patah hati, memulai hubungan baru bukanlah suatu hal yang mudah. Perasaan takut untuk tersakiti dan kecewa seperti yang sudah pernah terjadi sebelumnya kerap membuat kita tidak percaya dengan konsep relationship itu sendiri. Pernahkah Anda merasakan hal yang sama Ladies?
ADVERTISEMENT
Trauma masa lalu memang sering menjadi alasan bagi seseorang untuk tidak membuka hati dalam waktu yang cukup lama. Namun apakah ini merupakan sesuatu yang wajar?
Menurut Liza M. Djaprie, Clinical Psychologist & Hypnotherapist, isu masa lalu ternyata memiliki peran penting terhadap cara kita mengambil keputusan. Dalam hal ini berarti keputusan untuk berani menjalin hubungan baru atau tidak setelah mengalami patah hati.
“Selain adanya faktor perbedaan budaya, keinginan, dan selera, relationship trauma kadang juga menyebabkan kita takut untuk memulai hubungan baru. Sudah pernah tersakiti, kita akan takut untuk mencoba lagi. Kemudian setelah berani mencoba, ternyata tersakiti lagi, akhirnya seseorang menjadi skeptis dengan hubungan asmara karena selalu mendapat pengalaman yang buruk,” ungkap Liza dalam acara Modern Woman Festival Jakarta Series: Dating in the City, Kamis (10/10).
ADVERTISEMENT
Liza menambahkan bahwa tidak semua hubungan akan membuat kita trauma dan merasa takut untuk membuka lembaran baru. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian dari diri kita sendiri untuk berani mencoba agar tidak selalu dihantui oleh kekecewaan masa lalu. Ia menyarankan agar kita tidak selalu menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dalam. Sebab tidak semua pria memiliki sifat dan tendensi yang sama untuk menyakiti hati perempuan.
Ilustrasi perempuan takut memulai hubungan baru. Foto: Shutterstock
Hal ini juga dibenarkan oleh Zola Yoana, seorang certified matchmaker yang juga hadir dalam acara diskusi tersebut. Ia mengatakan bahwa kita juga harus bisa membuka diri terhadap semua kemungkinan dalam segala hal, terutama dalam menjalin hubungan dengan siapa saja.
“Cobalah untuk bertemu dan kenalan dengan orang baru. Jika berhasil, ya berarti bisa lanjut ke tahap berikutnya. Tapi kalau tidak cocok, kita bisa mencari lagi yang lain. Namun jangan menutup diri untuk segala kemungkinan. Tidak perlu selalu diniatkan untuk menjalin hubungan, mulai saja semuanya dengan pertemanan,” ungkap Zola Yoana.
ADVERTISEMENT
Mereka juga mengatakan bahwa kita perlu menanamkan pemikiran bahwa satu-satunya hal yang bisa dikontrol dalam hubungan adalah diri kita sendiri. Jadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi trauma masa lalu adalah kita harus bisa mengakui bahwa sebelumnya kita memang tidak ingin membuka hati karena takut tersakiti lagi.
Sama halnya dengan move on, kita harus bisa peka dengan keadaan dan perasaan kita sendiri. Akui jika menjadi single memang kadang menyakitkan dan tidak enak. Liza menyarankan agar kita tidak banyak memendam perasaan. Jika kita tidak merasa bahagia dengan kesendirian yang dijalani, maka coba lebih terbuka dengan orang lain.
Sebab hubungan yang tidak sempurna juga bisa mengajarkan kita berbagai hal, salah satunya adalah kemampuan untuk mencintai seseorang.
ADVERTISEMENT