Cori Gauff, Petenis Muda yang Kalahkan Venus Williams di Wimbledon

4 Juli 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cori Gauff di babak pertama tunggal putri Wimbledon 2019. Foto: REUTERS/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Cori Gauff di babak pertama tunggal putri Wimbledon 2019. Foto: REUTERS/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Ditengah hiruk pikuk kejuaraan tenis bergengsi dunia, Wimbledon Tennis Championships 2019, tampaknya perhatian dunia sedang tertuju pada petenis muda Cori Gauff. Petenis asal Amerika Serikat yang masih berusia 15 tahun tersebut berhasil melaju ke babak 64 besar tunggal putri Wimbledon 2019 setelah mengalahkan petenis asal Amerika Serikat Venus William pada Senin (1/7) waktu Inggris.
ADVERTISEMENT
Dalam laga yang digelar di Court 1 tersebut, Gauff menang dua set langsung atas petenis idolanya itu dengan skor 6-4, 6-4. Berkat pencapaiannya, Gauff mencatat sejarah baru dengan menyandang status sebagai petenis paling muda yang akan bertarung dalam babak utama Wimbledon.
Dalam laga yang ia anggap sebagai 'mimipi yang menjadi kenyataan' itu, Gauff bahkan tak hanya semata-mata mengalahkan Venus. Dari segi performa dan skill, tampaknya Gauff berhasil membuat Venus kewalahan.
Cori Gauff di babak kedua Wimbledon 2019. Foto: REUTERS/Carl Recine
Statistik mencatat Gauff unggul di segala sisi atas Venus. Pukulan winner Gauff mencapai 18 kali, sementara Venus hanya 16 kali. Ia juga memenangi angka lebih banyak daripada Venus, 63 angka berbanding 52 angka. Dan yang terakhir, Gauff mampu melakukan empat kali ace, sementara Venus hanya mampu dua ace.
ADVERTISEMENT
Berkat performanya tersebut, Gauff pun mendapat pujian dari mantan juara dua kali di Wimbledon untuk nomor tunggal pria John McEnroe. “Aku melihat bagaimana cara Gauff bermain. Seandainya ia tidak mampu menjadi petenis nomor 1 dunia saat usianya menginjak 20 tahun, aku akan sangat terkejut, ” ujar John McEnroe kepada BBC.
Setelah berhasil menyingkirkan Venus, Cori Gauff menangis haru.
“Ini adalah pertama kalinya aku menangis sesudah pertandingan. Sebelum ini, aku terakhir kali menangis saat menonton adegan Iron Man mati dalam film Avengers: Endgames. Mataku selalu berkaca-kaca setiap kali mengingatnya,“ ungkap Gauff setelah pertandingan.
Usai pertandingan babak pertama Grand Slam Wimbledon di All England Lawn Tennis and Croquet Club berakhir, Venus Williams pun menjabat tangan Gauff.
Venus Williams dan Cori Gauff usai laga babak pertama tunggal putri Wimbledon 2019. Foto: REUTERS/Toby Melville
Ya, dapat berkompetisi dengan idola sendiri terlebih lagi dapat memenangkannya tentu menjadi impian banyak atlet. Beruntung Venus memberi dukungan kepada Gauff untuk terus berprestasi dan memuji kemampuan Cori.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa hanya langit yang jadi batasan baginya (Cori), saya serius. Ia melakukan segalanya dengan baik hari ini, berhasil mencetak angka yang jauh lebih baik dari perolehan saya. Servis yang ia lakukan bagus, pergerakannya juga bagus. Ini adalah pertandingan yang hebat untuknya," ujar Venus Williams saat dimintai pendapatnya tentang masa depan Gauff.
Sedari kecil, darah atlet memang sudah mengalir dalam dirinya. Lahir di Florida, Amerika Serikat, 13 Maret 2004, Gauff dibesarkan oleh keluarga atlet. Melansir Mirror, ibunya adalah seorang atlet atletik di Florida State University dan ayahnya seorang pemain basket di Florida State University yang juga menjadi pelatih pribadi Gauff. Sejak usia tujuh tahun ia sudah berlatih tenis, bahkan di umur yang belia tersebut Gauff hanya memiliki dua kegiatan yakni sekolah dan tenis.
ADVERTISEMENT
Saat Gauff berusia 11 tahun, ia juga sempat dipilih oleh Patrick Mouratoglou, pemilik Tennis Academy sekaligus pelatih Venus dan Serena Williams untuk mengikuti kamp pelatihan. Tiga tahun setelahnya, remaja yang akrab disapa Coco ini mampu menembus babak final Amerika Terbuka Junior 2017. Bahkan pada saat berusia 14 tahun, ia berhasil menjuarai Prancis Terbuka Junior 2018 sekaligus menjadi peraih gelar paling muda kedua dalam sejarah kejuaraan junior tersebut.
Cori Gauff. Foto: REUTERS/Tony O'Brien
Dari prestasi yang ia ukir di level junior tersebut, pintu kejuaraan tenis senior pun langsung terbuka lebar untuk Coco. Pada tahun 2018, Coco semakin melebarkan sayapnya dengan tampil di Amerika Terbuka 2018, Australia Terbuka 2019, hingga Miami Terbuka 2019. Namun sayang dalam tiga turnamen tersebut, belum ada laga yang berhasil ia taklukan.
ADVERTISEMENT
Dari kegagalan yang menimpanya, membuat Coco terlempar ke posisi 313 dunia dan membuatnya tidak akan lolos ke Wimbledon 2019. Namun berkat kerja keras dan keinginan yang kuat ia memutuskan untuk berlatih di Prancis selama Wimbledon digelar. Alhasil, ia mendapat kabar dari penyelenggara Wimbledon melalui ayahnya dan membuat Coco bisa tampil di Wimbledon 2019 dengan status wild card. Menariknya, Coco bisa berhasil melewati babak kualifikasi dengan mudah.
Usai mengalahkan Venus, baru-baru ini Coco kembali membuat kejutan dengan mengalahkan petenis asal Slovakia, Magdalena Rybarikova dua set langsung dengan skor 6-3, 6-3 di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, pada Rabu (3/7) waktu setempat.