Kesempatan Kedua Jesica Fitriana Martasari di Puteri Indonesia
PerbesarPada 8 Maret 2019 lalu, kontes kecantikan tahunan Puteri Indonesia 2019 , berlangsung dengan sangat meriah. Ajang kecantikan dengan motto populer ‘Brain, Beauty, and Behaviour’ ini berhasil menobatkan tiga perempuan muda inspiratif sebagai pemenang. Salah satunya, Jesica Fitriana Martasari yang meraih gelar Puteri Indonesia Pariwisata 2019.
Ajang Puteri Indonesia 2019 ini bukanlah kontes Puteri Indonesia yang pertama bagi Jesica. Di tahun sebelumnya, ia juga mengikuti audisi Puteri Indonesia sebagai perwakilan Puteri Jawa Barat 2018. Namun, saat itu ia belum berhasil lolos sebagai finalis dan gagal menjadi perwakilan provinsi Jawa Barat. Meski demikian, Jesica yakin bahwa ini adalah mimpi yang harus ia realisasikan. Sehingga pada audisi Puteri Indonesia 2019, ia berusaha lebih maksimal untuk membuktikan talenta yang dimilikinya.
Saat ini, selain menjalani kesibukan sebagai Puteri Indonesia Pariwisata, Jesica juga aktif berperan sebagai aktivis anak-anak penyintas HIV/AIDS. Kepeduliannya terhadap anak-anak tersebut, membuatnya berkolaborasi dengan Komisi Penanggulan AIDS (KPA) kota Bogor untuk membantu anak-anak penyintas HIV/AIDS. Sebagai aktivis, Jesica selalu berusaha menjadi garda terdepan untuk melawan segala stigma yang ditujukan pada anak-anak penyintas HIV/AIDS.
Beberapa waktu lalu, kami pun berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Puteri Indonesia Pariwisata 2019 ini. Datang bersama Puteri Indonesia 2019, Frederika Alexis Cull dan Puteri Indonesia Lingkungan 2019, Jolene Marie Cholock-Rotinsulu, ketiganya sangat bersemangat mengikuti proses pemotretan dan wawancara untuk program Role Model kumparanWOMAN.
Kepada kami, Jesica berbagi kisahnya saat mengikuti kontes kecantikan Puteri Indonesia 2019. Mulai dari kegagalan, kegigihannya mengejar mimpi menjadi Puteri Indonesia, persiapan kancah internasional, hingga rahasia di balik tubuh bugarnya.
Pernah gagal di ajang sebelum, bagaimana akhirnya bisa meraih gelar Puteri Indonesia Pariwisata 2019?
Ya, saya pernah mengikuti audisi ini dua tahun lalu, tapi belum berhasil masuk sebagai finalis. Akhirnya, di 2018 lalu, saya melakukan persiapan yang lebih matang, dan bersyukur bisa masuk Top 3, yang akhirnya mengantarkan saya sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2019.
Seperti apa proses yang Jesica lalui dalam kompetisi ini?
Untuk persiapan sendiri sebenarnya saya melalui proses yang panjang sekali. Saya mempersiapkan diri untuk kontes kecantikan ini sudah dari tahun lalu. Mulai dari menjaga badan, latihan public speaking, dan membangun karakter yang kuat di dalam diri sendiri.
Karantina juga persiapannya banyak sekali, terutama masalah kostum. Baju yang kami pakai itu sudah harus disiapkan dari beberapa bulan sebelumnya. Dan semua kostum itu didesain dengan touch of Indonesia, jadi harus di plan dari jauh-jauh hari dan didesain satu-satu. Sejujurnya, karantina selama dua minggu itu sangat melelahkan sekali, tapi saya dapat pelajaran positif dari proses tersebut.
Setelah sempat gagal apa alasan yang membuat Jesica ingin terus mencoba?
Because Puteri Indonesia is one of my dream, I believe I can be one of Puteri Indonesia. Dari tahun lalu saya yakin bahwa saya mampu. Cuma sebelumnya, mungkin persiapan saya belum matang. Maka dari itu, di kesempatan kedua ini saya berusaha dengan lebih keras, menulis daftar segala hal yang perlu saya siapkan dan hal yang perlu diperbaiki. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mencoba lagi. Saya percaya saya bisa, dan ini mimpi yang harus saya realisasikan.
Saya tipe orang yang apabila memiliki mimpi, saya akan terus mengejar mimpi tersebut. Jadi ketika gagal, hal tersebut justru memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi. Menghadapi kegagalan dengan lebih percaya diri. Sedih pasti, tapi saya tidak akan membiarkan diri saya berlarut dalam kesedihan tersebut.
Selain itu, saya juga percaya kalau Puteri Indonesia bukanlah sekadar kontes kecantikan yang mementingkan aspek ‘Beauty’ saja. Tapi juga mementingkan aspek ‘Brain’ dan ‘Behaviour’ yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar saya. Ditambah, saya aktif sebagai aktivis untuk HIV/AIDS pada anak-anak. Saya yakin peran saya sebagai Puteri Indonesia Pariwisata ini bisa membantu memberikan dampak baik dan kontribusi yang lebih bagi anak-anak.
Mengemban titel Puteri Indonesia Pariwisata, tapi Jesica tampaknya sangat concern dengan isu HIV/AIDS. Kenapa?
Jadi tepat setahun lalu, saya dapat undangan buka puasa dengan anak-anak HIV/AIDS ini. Basically, saya suka anak-anak. Melihat mereka membuat hati saya tersentuh, and I think it’s my calling.
Tiba-tiba saja saya ingin jadi aktivis yang membantu menyuarakan kekhawatiran mereka. Saya tidak mau mereka tumbuh tanpa punya masa depan karena dikucilkan. Hati saya terketuk untuk menyemangati dan memotivasi mereka agar tetap berusaha dan berjuang menggapai cita-cita yang mereka inginkan. Sejauh ini, saya suka buat gathering kecil, buat games-games yang bisa membangun rasa percaya diri mereka. Dengan begitu, mereka akan bersemangat mengejar mimpi meski ada keterbatasan soal kesehatan.
Sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2019, apa saja kesibukan saat ini?
Saya menjabat sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2019 baru tiga bulan, jadi masih banyak yang harus saya buktikan dan perlihatkan. Tapi untuk sekarang, tentunya, saya ingin ikut membantu memajukan pariwisata Indonesia dengan lebih baik lagi. Ditambah membantu anak-anak yang terkena HIV/AIDS, untuk bisa menambah kepercayaan diri mereka dan break the stigma. Saya juga sedang sibuk mempersiapkan diri untuk Miss Supranational di Polandia nanti.
Perjalanan Jesica sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2019 masih panjang. Apa project dan visi yang sudah direncanakan di masa depan untuk memaksimalkan titel ini?
Sebagai Puteri Indonesia Pariwisata, tentunya saya akan lebih fokus ke pariwisata Indonesia. Hal ini akan diterapkan melalui kerjasama-kerjasama dengan dinas tertentu. Salah satu yang terdekat dan terbaru adalah kerjasama dengan Dinas Pariwisata Jawa Barat. Kami akan mempromosikan tempat wisata yang belum terjangkau, dan berusaha memajukan wisata wilayah tersebut.
Saya akan banyak bepergian ke luar kota juga untuk melihat potensi tempat-tempat baru yang bisa dipromosikan di media sosial pribadi saya. Hal itu dilakukan, guna menarik jumlah wisatawan lokal dan mancanegara untuk dapat memajukan daerah tersebut.
Industri pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan isu lingkungan. Apa kekhawatiran terbesar Jesica terhadap pariwisata dari sisi lingkungan?
Tujuan dari pariwisata sendiri adalah untuk mengembangkan potensi wilayah Indonesia supaya lebih maju. Namun sayang, masih banyak aspek yang melibatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Contohnya, mengunjungi suatu tempat wisata, lalu tidak dijaga dengan baik, membuang sampah sembarangan, dan malah berakibat kerusakan. Jadi tidak hanya fokus terhadap promosinya saja, saya juga harus mengedukasi bagaimana memaksimalkan wisata tanpa harus merusak lingkungan.
Menurut Jesica, apa kriteria utama yang harus dimiliki perempuan yang ingin mengikuti kontes kecantikan Puteri Indonesia?
Sama seperti visi dari Puteri Indonesia sendiri, yakni, Brain, Beauty, and Behaviour. Jika ingin menjadi seorang Puteri Indonesia, maka cantik saja tidak cukup. Anda harus punya pendidikan luas, menampilkan kepedulian Anda terhadap pendidikan. Dari aspek Beauty, bukan berarti seseorang tersebut harus super cantik dan mulus. Tapi lihat, apakah dia menjaga kesehatan kulit? Apakah dia menjaga tubuhnya?
Dan yang terakhir, aspek Behaviour. Menurut saya, ini adalah hal yang paling penting. Behaviour bisa menjadi penentu semuanya, seperti bagaimana kita memperlakukan orang lain. Perlu diingat, menjadi Puteri Indonesia, Anda akan bertemu dengan banyak orang, jadi sangat penting untuk bisa memiliki karakter yang baik.
Apalagi aspek lain yang mesti dimiliki perempuan yang ingin jadi Puteri Indonesia?
Selain Brain, Beauty, and Behaviour, menurut saya, rasa percaya pada diri sendiri adalah hal yang tidak kalah penting. Jangan pernah mencoba untuk menjadi orang lain. Just be yourself saja, karena ketika kita bersikap seperti orang lain, itu akan sangat kelihatan.
Sebagai Puteri Indonesia dan public figure, bagaimana Anda mengatasi tekanan dan stres?
Di media sosial, komentar-komentar seperti itu sudah jadi hal yang tak bisa dihindari. Cuma bagi saya pribadi, semua tergantung kepada diri sendiri. Kalau ada kritikan, ya dibaca saja tapi jangan dimasukkan ke hati. Anggap kritikan itu jadi motivasi untuk membangun diri kita agar lebih baik lagi.
Apa tips dari Jesica untuk perempuan yang ingin berkompetisi di pemilihan Puteri Indonesia?
Kalau dari saya, karena dulu pernah gagal jadi Puteri Indonesia, pesan saya don’t ever give up on your dream. Karena meraih mimpi itu pasti akan banyak prosesnya. Ada saja tantangannya yang belum tentu bisa digapai secara instan. Tapi, ya jangan menyerah. Ketika kita berusaha semaksimal mungkin, akan selalu ada jalan yang baik. Bisa saja Anda mendapatkan kesempatan kedua untuk berusaha menjadi lebih baik lagi.
Setelah selesai periode Puteri Indonesia ini, kegiatan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?
Sebagai entrepreneur, selain melanjutkan bisnis furnitur yang saya punya sekarang, saya akan mengembangkan karier pada industri lain, misalnya fashion atau kuliner.
Saya juga ingin buat yayasan untuk anak-anak penyintas HIV/AIDS ini. Dan tentunya, berharap tetap bisa menginspirasi orang-orang di sekitar saya, bukan hanya memberi manfaat untuk diri sendiri tapi juga orang lain.
------
Ikuti cerita inspiratif lainnya dari tiga pemenang Puteri Indonesia 2019 eksklusif untuk kumparanWOMAN pada topik Role Model dan Puteri Indonesia 2019 .
