Makna Haru Batik Sawunggaling, Baju Seragam Lebaran Keluarga SBY

6 Juni 2019 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susilo Bambang Yudhoyono anak dan cucunya berziarah ke makam Ani Yudhoyono. Foto: Abror Rizki/Partai Demokrat
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono anak dan cucunya berziarah ke makam Ani Yudhoyono. Foto: Abror Rizki/Partai Demokrat
ADVERTISEMENT
Suasana Lebaran yang berbeda dirasakan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya. Pada Rabu (5/6) kemarin, SBY didampingi oleh anak, menantu dan cucu-cucunya kompak mengenakan batik sawunggaling untuk berziarah ke makam istrinya, Kristiani Herawati di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Batik sawunggaling tersebut adalah pilihan mendiang Ani Yudhoyono. Dituturkan SBY, Ani yang saat itu masih dirawat di Singapura telah menyiapkan batik ini untuk dipakai keluarganya dan rencananya akan dipakai saat Idul Fitri. Namun Tuhan berkehendak lain, Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6) di Singapura akibat kanker darah yang dideritanya.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berziarah ke makam istrinya, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Rabu (5/6). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
SBY bercerita, tidak biasanya sang istri memilih batik berwarna gelap. Padahal, Ani yang memiliki kecintaan terhadap wastra nusantara ini selalu memilih motif berwarna terang. Saat masih dirawat, Ani justru memilih batik berwarna gelap.
“Biasanya batik yang dipilih warnanya terang tetapi saya tidak mengerti barangkali tidak kuasa menangkap isyarat dari pilihan batik yang kami gunakan sekarang ini. Ibu Ani memilih batik bernuansa hitam sawunggaling,” kata SBY di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).
ADVERTISEMENT
Semula SBY tidak mengetahui makna dari motif sawunggaling pada batik tersebut. Namun, setelah Ani wafat, ia baru mengetahui bahwa makna motif tersebut ialah sebuah burung yang terbang ke surga.
Susilo Bambang Yudhoyono anak dan cucunya berziarah ke makam Ani Yudhoyono. Foto: Abror Rizki/Partai Demokrat
“Saya baru tahu setelah memahami apa makna dari pilihan ini. Pesannya adalah ‘nanti kita lebaran di rumah sakit, mari kita pakai batik itu di rumah sakit. Saya juga akan memakai batik itu,” tutur SBY mengenang pesan dari mendiang sang istri.
Awalnya SBY sempat bingung dengan pesan tersebut karena Ani masih harus menggunakan berbagai peralatan kesehatan di tubuhnya. Hal ini menyulitkannya untuk mengenakan kebaya dan menyarankan agar Ani tidak perlu mengenakan batik, cukup SBY, anak-anak, menantu dan cucunya saja untuk berfoto keluarga saat Lebaran.
ADVERTISEMENT
Kain batik tersebut selesai dijahit dalam 1-2 minggu. Tetapi, masih ada satu kain batik yang tersisa untuk Ani Yudhoyono.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono berziarah ke makam istrinya, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Rabu (5/6). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
“Kita pakai semua kecuali ini. Terus semua bertanya kita berdiskusi di mana ya, nanti di rumah sakit kita berfoto bersama menggunakan batik ini dan Memo bagaimana pakainya karena biasanya kalau di rumah sakit ada alat-alat yang digunakan Ibu Ani untuk perawatan,” kata SBY.
Ternyata Tuhan memiliki tujuan lain, batik yang tersisa itu tetap digunakan Ani. Namun, bukan sebagai pakaian tapi sebagai penutup jenazahnya.
Sebelumnya, menantu Anyi Yudhoyono, Annisa Pohan, mengaku sedikit curiga tentang batik pilihan mertuanya yang tidak seperti biasanya. Untuk Lebaran kali ini, Ani Yudhoyono justru meminta warna monokrom hitam-putih.
Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Annisa Pohan (kanan) dan Siti Ruby Aliya Rajasa (tengah) menaburkan bunga di makam Ibu Ani Yudhoyono, Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
"Ibu bilang, 'Nis, tolong carikan atasan yang warnanya putih gading'. Jarang sekali Ibu memilihkan baju yang warnanya monokrom, karena biasanya berwarna. Kan bagus untuk foto bersama, itu selalu jadi alasan Ibu setiap tahun," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Batik bercorak burung itu akhirnya dikenakan anak dan menantu Ani Yudhoyono pada saat upacara pemakaman, Minggu (2/2). Baju tersebut dikenakan kembali pada Lebaran hari pertama sebagai bentuk penghormatan bagi Ani.
"Itu (batik sawunggaling) katanya burung surga, katanya simbol keanggunan dan kekuatan perempuan. Itu untuk lebaran kita. Masya Allah, itu kebetulan sekali bahwa ada filosofi dari batik yang dipilihkan warna hitam," kata Annisa di Puri Cikeas, Bogor, Senin (3/6).
Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri), dan Edi Baskoro Yudhoyono (kedua kanan) berziarah ke makam Ani Yudhoyono. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Dilansir dari Info Batik Batik sawunggaling sendiri lahir setelah masa kemerdekaan Indonesia di tangan budayawan sekaligus pengusaha batik asal Solo, Go Tik Swan (KRT Hardjonegoro). Saat itu, Presiden Soekarno meminta Go Tik Swan untuk menciptakan batik Indonesia atau yang dikenal dengan batik Republik.
ADVERTISEMENT
Saat mencari ide membatik, Go Tik Swan tidak sengaja melihat corak burung pada kain prada yang dikenakan Raja Karang Asem Bali, Gusti Jelantik. Dari situlah ia berpikir untuk menggabungkan corak kain dari Gusti Jelantik dengan konsep spiritual.
Go Tik Swan pun menceritakan idenya kepada Atmosupomo, seorang empu penatah wayang, hingga lahirlah pola Sawunggaling. Pola batik ini merupakan dua regalia raja-raja Jawa yang berbentuk Sawung (ayam jantan) dan Galing (Merak Jantan).