Makna Kain Indonesia sebagai Bentuk Melestarikan Budaya

15 Agustus 2019 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Wastra dan Kemerdekaan yang digelar oleh PT Nojorono Tobacco International (NTI) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8) Foto: dok. PT Nojorono Tobacco International
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Wastra dan Kemerdekaan yang digelar oleh PT Nojorono Tobacco International (NTI) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8) Foto: dok. PT Nojorono Tobacco International
ADVERTISEMENT
Ragam adat, budaya, tradisi, agama, dan latar belakang, membuat Indonesia tak pernah habis membuahkan decak kagum terhadap kekayaan dan kecantikan kain yang dimiliki. Ya, wastra atau kain Indonesia adalah peninggalan turun temurun leluhur yang menjadi salah satu kekayaan Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, saat seseorang menjaga dan melestarikan kain Indonesia, berarti ia juga turut menjaga ingatan terhadap budaya dan peradaban Nusantara, karena setiap lembar wastra mempunyai nilai-nilai filosofis yang agung dan luhur.
Hal ini pun diungkapkan langsung oleh Notty J. Mahdi, antropolog dan pemerhati batik Indonesia dalam acara Diskusi Wastra dan Kemerdekaan yang digelar oleh PT Nojorono Tobacco International (NTI) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8).
Diskusi Wastra dan Kemerdekaan yang digelar oleh PT Nojorono Tobacco International (NTI) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8) Foto: dok. PT Nojorono Tobacco International
"Memahami makna dan cerita dibalik motif-motif kain nusantara, menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga ingatan kita tentang bagaimana peradaban nusantara terbentuk. Dalam konteks hari ini, menjadi bagian dari upaya melestarikan keberadaan kain-kain nusantara," ungkap Notty.
Notty menambahkan, setiap kain-kain nusantara memiliki tujuan penggunaan masing-masing. Oleh sebab itu, setiap kali kita menggunakan kain-kain nusantara, tetap harus memahami makna kain yang digunakan, jangan sampai menjadikannya sangat jauh dari keseharian masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Dengan meluasnya penggunaan batik, tenun, dan beragam kain Nusantara lainnya sebagai pakaian keseharian, menjadikan kain lebih merakyat dan masyarakat bangga mengenakannya," lanjut Notty lagi.
Diskusi Wastra dan Kemerdekaan yang digelar oleh PT Nojorono Tobacco International (NTI) di Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8) Foto: dok. PT Nojorono Tobacco International
Dalam acara ini, turut hadir pula Erfan Siboro, pegiat wastra ulos (tenun ulos). Ia mengerahkan upaya untuk melestarikan kekayaan suku Batak dengan menjadikan ulos sebagai pakaian sehari-hari. Keinginannya tersebut berawal dari program pemerintah yang menetapkan adanya hari penggunaan kain Indonesia dalam bekerja, seperti batik dan tenun.
Keindahan berbagai kain Indonesia inilah yang akhirnya menginspirasi perusahaan PT Nojorono Tobacco Internasional, produsen rokok asal Kudus, Jawa Tengah, untuk melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dengan memajukan usaha UKM dalam mengembangkan kain Indonesia lewat program terbaru mereka bertajuk Djiwa Tangguh.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut peringatan kemerdekaan RI ke-74 dengan tema Wastra dan Kemerdekaan ini menjadi tonggak penting bagi PT Nojorono Tobacco International dalam menumbuhkan semangat untuk selalu mencintai warisan budaya nusantara yang kaya dari berbagai daerah Nusantara, termasuk kain Indonesia seperti tenun batik, lurik, dan ulos.