PERFECT10N, Koleksi Satu Dekade Hian Tjen Inspirasi Perempuan Amish
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hian Tjen menjadi salah satu desainer muda yang memiliki ciri khas terhadap busana-busana yang dirancangnya. Sentuhan feminin, delicate, elegan dengan detail yang kompleks, tertuangkan dalam gaun-gaunnya yang menggugah hati. Namanya pun semakin dikenal oleh pencinta mode Indonesia.
Istilah Courtier atau perancang adibusana pun melekat pada namanya. Saat banyak desainer yang memilih berkarya pada jalur bisnis siap pakai (ready-to-wear), Hian Tjen fokus pada busana-busana adibusana atau couture. Satu dekade itu ditempuhnya dengan sukses, menjadikannya sebagai desiner adibusana yang memiliki ruang tersendiri di hati penikmat mode.
Perjalanan satu dekade tersebut dirangkum dalam peragaan busana koleksi terbarunya yang bertajuk PERFECT10N Couture Show 2019 di Dian Ballroom, Raffles Hotel Jakarta, pada Rabu (28/8).
Koleksi ini masih berpegang teguh pada prinsip-prinsip karya Hian Tjen yang menciptakan desain klasik, refined, dengan sentuhan yang feminin dan elegan.
ADVERTISEMENT
Untuk koleksi PERFECT10N, Hian Tjen mengelaborasikan karyanya yang terinspirasi dari perempuan komunitas Amish atau yang lebih dikenal dengan The Amish. Sebuah komunitas yang merupakan anggota persekutuan gereja Kristen tradisional era Anabaptis asal Swiss dan Jerman, sekitar tahun 1600-an.
Komunitas The Amish juga dikenal sebagai plain people, dengan gaya busana berciri khas serba polos. Konsep tradisional, konvensional, dan klasik yang melekat pada perempuan Amish inilah yang diadaptasi lebih dalam oleh Hian Tjen.
Adaptasi tersebut diterjemahkan dengan melakukan permainan bahan dan eksplorasi teknik detail yang rumit pada 50 koleksinya. Mulai dari embroidery, quilting, beadings (manik-manik), pleats, hingga cross-stitch, ia aplikasikan ke berbagai helaian busana karyanya.
Uniknya lagi, Hian Tjen juga membuat ilustrasi tangan yang menggambarkan gaya hidup dan budaya The Amish, seperti beternak ayam hingga berkebun.
ADVERTISEMENT
Pada koleksi PERFECT10N ini, ia juga bereksperimen dengan volume dan bentuk. Hal ini terlihat dari efek dramatisir di bagian lengan dengan aksen puff sleeves, rok yang dibuat menggelembung (baloon skirt), kombinasi lyon lace dengan tulle pada gaun, wool dengan jacquard pada outer, hingga sulaman klasik Eropa.
Hal yang paling menonjol pada inspirasi The Amish ini semakin terlukiskan oleh Hian Tjen dalam pemilihan palet warna busana-busananya. Dengan pakem polos, palet warna yang dipilih pun meliputi broken white, cream, abu-abu, hijau lumut, hingga nude.
Sebuah perpaduan koleksi busana yang klasik, feminin, menawan, dan elegan di waktu bersamaan.