news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Riset Mengenai Kebiasaan Ngemil di Kantor

24 Juni 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ngemil di kantor Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ngemil di kantor Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kegiatan mengonsumsi camilan atau biasa disebut dengan ngemil telah menjadi satu kebiasaan yang tak dapat lepas dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Apa lagi jika dilakukan saat sambil bekerja di kantor, siang sebelum sarapan, atau sore di tengah pekerjaan yang menumpuk, ngemil menjadi opsi yang menarik untuk dilakukan.
Saking umumnya kebiasaan yang satu ini, sebuah survei yang dilakukan Jobvite menemukan para milenial lebih terbuka untuk menerima makanan kecil di kantor, ketimbang tawaran asuransi kesehatan atau dana pensiun.
Bahkan data Centre for Disease Control and Prevention, AS menemukan bahwa rata-rata orang mengonsumsi sekitar 1.300 ekstra kalori dari makanan seperti pizza, kue, soda, hingga biskuit, di waktu kerja.
Namun kira-kira kenapa sih kebiasaan yang satu ini sangat umum terjadi dan mengapa kita memiliki kebiasaan ngemil di kantor?
Dorongan untuk ngemil sendiri biasanya datang ketika perut terasa lapar atau butuh asupan gula. Bahkan dorongan ngemil juga bisa muncul karena dorongan emosional dan psikologis, entah karena mencium aroma makanan atau melihat makanan yang menggugah selera.
ADVERTISEMENT
Faktor penyebabnya pun beragam mulai dari stres, terbiasa bergadang, banyak makanan di sekitar, tergoda oleh orang lain yang sedang makan di dekat kita, hingga karena alasan bosan.
Ilustrasi makan bersama di kantor Foto: Shutter Stock
Menurut Stephan Guyenet, ahli saraf dan penulis The Hungry Brain, makan adalah salah satu rangsangan paling kuat bagi manusia. “Otak tidak menerima rangsangan saat bosan, jadi saat Anda bosan sangat mungkin untuk ngemil. Karena otak akan terasa lebih segar setelah ngemil. Namun akan memberi efek yang berbeda untuk setiap jenis makanan,” ujar Guyenet.
Saat ngemil, kudapan yang mengandung karbohidrat terutama dari gula, protein, lemak, dan garam dapat memicu pelepasan dopamin di otak. Pelepasan dopamin inilah yang menyebabkan kita sulit berhenti ngemil. Belum lagi jika terdapat makanan di sekitar kita yang mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
Namun rupanya, kebiasaan ngemil juga dikenal baik untuk mempererat hubungan dengan tim kerja. Alhasil membuatnya menjadi suatu kebiasaan yang makin umum dilakukan di kantor.
Hal ini diungkapkan oleh Steven G.Rogelberg penulis buku The Surprising Science of Meetings dan profesor psikologi dari University of North Carolina, di Amerika Serikat. "Membawa camilan saat meeting dapat menjadi sarana yang baik untuk menghangatkan suatu pertemuan. Tidak hanya menikmati suguhan, membawa camilan (ngemil) saat meeting dapat membangun suasana hati yang lebih ceria dan mempererat tali persahabatan dengan rekan kantor," ungkapnya.
Bahkan menurut Jesica Methot, profesor Human Resource Management dari Rutgers University ngemil di kantor dapat menjadi kebiasaan yang baik bagi karyawan karena dapat menjadi sesi 'istirahat mikro' dari pekerjaan yang sedang dihadapi.
ADVERTISEMENT
"Ngemil memberi kita kesempatan untuk istirahat sejenak dari pekerjaan dan dapat memulihkan diri dari kejenuhan saat bekerja," ujarnya.
Ilustrasi ngemil di kantor Foto: dok.Shutterstock
Namun Methot menambahkan, konsep tersebut berlaku jika kita mengonsumsi camilan yang sehat. Menurutnya dari perspektif praktisi manajemen organisasi, atasan yang ingin karyawannya lebih sehat akan mendorong rekan kerjanya untuk ngemil bersama-sama.
"Ketika kita melibatkan banyak orang secara bersama-sama untuk ngemil, orang cenderung lebih sehat, tetapi jika kita hanya meninggalkan banyak makanan ringan sepanjang hari yang disantap satu orang saja dan membiarkannya begitu saja, itu akan jauh lebih tidak sehat," imbuhnya.
Methot percaya mengonsumsi camilan sehat yang tepat dapat membawa dampak positif pada produktivitas kerja. "Jika Anda minum kopi atau makan cokelat yang mengandung kafein dalam kadar tinggi, itu sebenarnya membantu mengatur emosi kita, dan memperbaiki suasana hati kita." Namun perlu diingat, hal tersebut hanya akan membawa kebaikan jika mengonsumsinya tidak berlebihan.
ADVERTISEMENT