Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hampir 20 tahun berkarier sebagai jurnalis dan pemandu acara bincang-bincang, sudah tak terhitung jumlah tokoh yang diwawancarai oleh Najwa Shihab . Mulai dari tokoh politik, presiden, artis, hingga atlet dunia seperti David Beckham.
Dalam setiap aksinya, tuan rumah Mata Najwa ini kerap melontarkan pertanyaan - pertanyaan 'mematikan', dan tak sedikit narasumber yang dibuat kelabakan, apalagi para politisi atau penyelenggara negara. Dengan pembawaan yang tegas, Najwa tak ragu menyelipkan kritik dalam setiap pertanyaan yang ia lontarkan.
Tak heran wajahnya yang sering tampil di televisi dan dikenal sebagai sosok yang lugas dan kritis, kini telah menjelma menjadi sosok idola baru. Kepiawannya dalam meramu dan melontarkan pertanyaan dalam sesi talk show menjadi aksi tersendiri yang dinanti-nanti oleh penonton di seluruh Indonesia.
Tentu banyak yang penasaran apa formula sukses Najwa Shihab saat berhadapan dengan narasumbernya. Sebagai sosok Role Model pilihan kumparanWOMAN, Najwa Shihab pun berbagi tiga cara ampuh untuk meramu pertanyaan wawancara yang tajam. Apa saja?
1. Berpikir kritis
Rupanya kelihaian Najwa dalam meramu pertanyaan tajam kepada narasumbernya tak terlepas dari latar belakang disiplin ilmu yang ia miliki yakni ilmu hukum.
“Mungkin karena latar belakang saya di sekolah hukum, saya memang dilatih untuk jadi seorang pengacara. Dan di dunia hukum itu seorang pengacara diajarkan untuk never ask the question when you don’t know the answer. Jadi saya menerapkan hal itu dalam sesi wawancara saya. Saya tidak akan pernah bertanya sesuatu yang saya tidak tahu jawabannya,” ungkap Najwa saat wawancara dengan kumparanWOMAN untuk program Role Model.
Baginya hal tersebut sangat mempengaruhi dirinya dalam berpikir kritis, khususnya sebagai pemandu bincang-bincang bidang politik.
2. Riset
Selanjutnya hal mendasar yang amat penting dilakukan untuk meramu pertanyaan yang tajam dari Najwa adalah dengan melakukan riset mendalam terlebih dahulu.
“Riset menjadi kunci yang paling penting, jadi harus tahu mendalam terkait topik yang ingin dibahas. Harus paham dengan karakter lawan bicara kita, terutama saat menghadapi politisi sebagai orang yang kerap kali menyembunyikan kejelasan atau melebih-lebihkan sesuatu untuk menunjukkan kepentingannya,” papar Najwa.
Lebih lanjut Najwa mengungkapkan sebagai seorang jurnalis atau pemandu bincang-bincang juga harus lihai dalam melacak rekam jejak narasumber yang akan diwawancara.
“Saat mewawancarai politisi saya terbiasa melacak apa pernyataan yang sebelumnya pernah mereka ucapkan terhadap isu tertentu. Jadi saat mereka plin-plan atau berubah-ubah, saya bisa tahu,” ungkapnya.
3. Jangan hanya bertanya, tapi juga menguji pernyataan
Mengutip ungkapan seorang presenter BBC, be brave but don’t be stupid. Bagi Najwa sebagai seorang jurnalis haruslah berani tapi jangan jadi bodoh. Anda harus benar-benar menguasai apa yang akan dibahas.
“Kalau bicara soal talkshow, saya percaya itu bukan hanya sekadar acara tanya jawab. Misal A dijawab B. Talkshow itu adalah sebuah perbincangan, pertukaran dua ide. Jadi kita yang bertanya harus minimal ada pada frekuensi yang sama dengan orang yang kita tanya,” papar Najwa.
Menurut Najwa sebagai seorang jurnalis, tak boleh hanya sekadar bertanya, tapi juga menguji pernyataan. Kemudian harus menunjukkan fakta-fakta yang berbenturan. Karena jika kita hanya melontarkan pertanyaan tanpa memiliki pinned point fakta sebelumnya, kita tidak melakukan pekerjaan kita dengan baik.