3 Alasan yang Sering Digunakan Milenial untuk Resign

1 Juli 2019 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengundurkan diri. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengundurkan diri. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Meski milenial dikenal sebagai generasi yang 'enggak betah' kerja berlama-lama di suatu perusahaan, nyatanya, masih banyak juga pekerja milenial yang kebingungan menjelaskan alasan mengapa mereka ingin resign. Menurut data dari Forbes, 43 persen milenial resign kurang dari 2 tahun dari perusahaan tempat mereka bekerja. Memang, membuat keputusan besar dalam hidup emang enggak gampang, perlu pemikiran yang panjang soal baik dan buruknya. Sama halnya dengan berhenti bekerja alias resign.
ADVERTISEMENT
Setelah membulatkan tekad untuk resign, step berikutnya lagi yang sulit adalah menjelaskan kepada atasan soal alasan kamu resign. Nah, berikut kumparan rangkum tiga alasan yang paling sering dicetuskan milenial ketika ingin resign. Apa saja, ya?
Untuk kamu yang suka dengan tantangan dan enggak cepat puas, kamu mungkin bisa memakai alasan ini. Mencari pengalaman baru sama aja dengan mencari tantangan baru, karena di perusahaan baru tentu cara kerja dan apa yang dikerjakan enggak akan sama 100 persen dengan perusahaan sebelumnya.
Sebelum resmi untuk mengundurkan diri, pastikan kalau kamu udah menemukan penggantinya alias tempat kerja baru. Soalnya, buat apa kamu resign kalau kamu belum dapat pekerjaan baru. Kecuali kalau kamu emang mau beristirahat dari pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa mengajukkan pada atasan kamu alasan ini, karena perusahaan enggak akan melarang kamu untuk resign apabila kamu udah menemukan tempat lain yang harusnya lebih baik.
Menjalani rutinitas dengan pekerjaan yang itu-itu lagi emang membosankan. Nah, buat kamu yang masih berjiwa muda muda dan butuh penyegaran, kamu bisa mengatakan alasan ini pada atasanmu. Siapa tahu atasanmu menawarkan pekerjaan dengan jobdesk yang berbeda di tempat yang sama.
Dengan mengerjakan pekerjaan baru, kamu juga bisa mengembangkan potensi kamu di bidang lain, lho. Jadi, apa salahnya menerima jika ditawarkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.