3 Fakta tentang ‘Generasi Warbyasak’, Wadah Baru Remaja untuk Berkarya

8 Mei 2018 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kikan eks 'Cokelat' dan Candil eks 'Seuriues'. (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kikan eks 'Cokelat' dan Candil eks 'Seuriues'. (Foto: Alexander Vito/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada banyak manfaat positif yang didapat dari kehadiran internet. Ya, enggak cuma membuat kita bisa berkenalan dengan orang baru tanpa terbatas ruang dan waktu, lewat internet, kita juga bisa belajar dan explore hal-hal seru yang enggak kita dapat dari buku.
ADVERTISEMENT
Namun, ibarat pisau bermata dua, internet juga punya dampak negatif buat para penggunanya. Salah satunya adalah maraknya penyebaran berita hoax atau palsu. Nah, untuk mengatasinya, enggak sedikit pihak atau organisasi membuat beberapa gerakan, seperti salah satunya adalah ‘Generasi Warbyasak’.
Yap, acara yang digelar di Auditorium Pusat Studi Jepang, Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Indonesia, Depok, ini, memang ditujukan sebagai tempat untuk anak-anak muda Indonesia berkarya dalam mengatasi hoax. Diadakan pada Senin (7/5) lalu, ada tiga fakta menarik tentang ‘Generasi Warbyasak’, wadah baru remaja untuk berkarya. Apa saja?
Gerakan sosial untuk mengalahkan berita hoax
Ilustrasi berita palsu di Internet. (Foto: Pixel2013 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berita palsu di Internet. (Foto: Pixel2013 via Pixabay)
Berdasarkan data yang dirilis Kemkominfo, di tahun 2017, ada sekitar 800 ribu aduan konten negatif yang didominasi oleh konten pornografi dan berita negatif. Secara enggak langsung, hal itu akan berdampak pada masyarakat Indonesia, dan membuat orang-orang jadi pesimis terhadap perkembangan Indonesia ke depannya.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, ‘Generasi Warbyasak’ hadir untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk membuat konten-konten menarik di media sosial. Tujuannya, agar bisa mengalahkan konten-konten yang banyak menyebarkan hoax dan berita-berita buruk. Lewat gerakan ini, diharapkan para anak muda menjadi lebih terinspirasi untuk membuat beragam konten-konten menarik.
Penuh dengan cerita menginspirasi
Seperti semangat yang diusung, acara ini rupanya berisi sederet cerita menginspirasi yang sudah dilakukan oleh remaja Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kisah inspiratif dari seorang desainer muda asal SMK di Kudus bernama Nia Faradiska. Candil menceritakan bahwa Nia telah mengharumkan nama Indonesia degan menggelar fashion show di Hong Kong.
Selain itu, ada juga kisah Muslikin, anak seorang petani yang menjadi mentor animasi di US Animation Studio, serta Rafa Jafar, siswa SMP yang menjadi inisiator pengumpul sampah elektronik sekaligus Duta Cilik PBB.
ADVERTISEMENT
Diisi oleh Candil dan Kikan eks-Cokelat
Candil dan Kikan. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Candil dan Kikan. (Foto: Munady Widjaja)
Menariknya, acara ini juga turut diisi oleh Candil dan Kikan eks-Cokelat yang berperan sebagai story teller. Dalam kesempatan tersebut, Candil mengatakan bahwa lewat hal sederhana seperti memberitakan kabar baik di media sosial, masyarakat akan semakin pintar dalam memilih konten yang dibaca.
Sementara itu, Kikan mengatakan bahwa di tengah banyaknya berita hoax yang beredar, enggak baik jika seseorang menyalahkan berita hoax yang tersebar. Menurutnya, akan lebih berguna apabila seseorang bisa terjun langsung menciptakan karya hebat atau menceritakan hal-hal baik yang dibuat anak bangsa.
“Berapa banyak berita busuk yang kita baca? Berapa banyak kehebatan anak bangsa yang hilang karenanya? Semua itu pertanyaan yang tak pernah terselesaikan, yang harus kalian tanamkan adalah, bertarung dengan diri sendiri untuk selalu menentang pemberitaan hal-hal busuk,” seru Kikan lantang.
ADVERTISEMENT