3 Hal yang Terjadi pada Otakmu Saat Jatuh Cinta, Menurut Sains

18 Maret 2019 9:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
"Jatuh cinta, berjuta rasanya. Biar siang biar malam terbayang wajahnya"
ADVERTISEMENT
Penggalan lirik dari lagu Titiek Puspa --let's confuse kids nowadays-- soal jatuh cinta itu kayaknya masih relatable sampai sekarang. Apalagi ketika kamu yakin kalau sudah bertemu pujaan hati, alias 'the one'.
Efek dari jatuh cinta ini enggak cuma membuatmu pengin terus bersamanya, menghabiskan kuota supaya bisa video call sepanjang malam, atau membaca berulang-ulang chat dengan dia yang penuh gombalan. Tapi juga memberikan manfaat kesehatan --seperti mencerahkan kulit, dan menurunkan tekanan darah-- sampai mengubah perilaku seseorang.
Perubahan perilaku kepada seseorang yang sedang jatuh cinta ini ternyata sudah dijelaskan oleh sains, lho. Menurut Jacqueline Olds, seorang profesor dan peneliti di Harvard Medical School, ada bagian dalam otak yang 'bersinar' ketika seseorang membicarakan tentang soulmate-nya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kamu sudah menemukan 'the one' dan sedang jatuh cinta, kamu mungkin sadar kalau ada beberapa aspek dalam gaya hidupmu yang mulai berubah," sebutnya, dilansir Elite Daily.
Supaya semakin jelas, berikut tiga hal yang terjadi pada otakmu saat sedang jatuh cinta. Apa saja?
1. Enggak mudah takut
Bertemu dengan 'the one' ternyata berkaitan dengan meningkatnya aktivitas di area otak yang berhubungan dengan seks, penghargaan, dan memori. Di sisi lain, jatuh cinta juga berpengaruh terhadap menurunnya aktivitas di area otak yang berhubungan dengan ketakutan.
2. Jarang terkena stres
Pernah enggak, sih, kamu merasa bete seharian, terus pelukan dari pacar bikin mood kamu baik lagi dan rasanya semua hal akan baik-baik saja? Nah, alasannya ternyata juga sudah dijelaskan oleh sains, lho.
ADVERTISEMENT
Menurut studi di 2005 yang berjudul 'The Neurobiology of Love' dari University Medicine Berlin, jatuh cinta mempengaruhi seseorang dalam merespons tekanan atau stres. Enggak cuma itu, perasaan tersebut juga bisa membuat seseorang lebih merasa aman dan enggak mudah cemas, yang dapat membantunya dalam membuat keputusan.
3. Yang pasti, jatuh cinta bikin bahagia
Sebuah studi di 2005 bertajuk 'Romantic Love' melakukan penelitian kepada 17 responden yang sedang jatuh cinta dan memindai 2.500 gambar otak. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa jatuh cinta dapat melepaskan dopamin, sebuah neurotransmitter yang mengontrol pusat kebahagiaan di otak, sehingga membuat seseorang merasa bahagia.