3 Tanda Kamu Seorang Workaholic dan Risiko yang Mungkin Terjadi

25 Maret 2019 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi workaholic. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi workaholic. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada persepsi umum bahwa seorang workaholic mampu bekerja keras di kantor selama berjam-jam setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Padahal, bekerja dengan jam kerja yang panjang enggak otomatis menjadikan kamu seseorang workaholic, dan enggak semua pekerja keras bekerja dengan waktu yang lebih lama setiap harinya.
Menariknya, sebuah penelitian baru-baru ini dari Simon Fraser University, University of Pennsylvania dan University of North Carolina, mengungkap ciri seorang workaholic dan risiko kesehatan yang mungkin dialaminya.
Para peneliti melakukan survei terhadap 763 karyawan dari sebuah perusahaan konsultan keuangan internasional dan menganalisis jumlah jam kerjanya setiap hari. Hasilnya, ada tiga indikator yang menandakan bahwa kamu adalah seorang workaholic.
Ilustrasi bekerja. Foto: Unsplash
1. Selalu ingat pekerjaan
Kalau kamu terus menerus berpikir tentang pekerjaan --di mana pun dan kapan pun -- kamu sudah masuk jerat toxic workaholic. Ternyata bukan cuma hubungan percintaan saja yang toxic, tapi pekerjaan juga!
ADVERTISEMENT
Cobalah untuk sedikit rileks dan bersantai, kamu harus bisa menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan personalmu. Bahkan, jika sedang libur kamu bisa saja memberi jeda pada apa saja yang berkenaan dengan pekerjaan agar hidupmu lebih tenang.
2. Sulit bersantai
Lima hari terikat full time di kantor, namun tetap harus merelakan diri bekerja remote dan memantau pekerjaaan saat weekend. Hayo ngaku, siapa yang punya pekerjaan kayak gini?
Kalau kamu bekerja di perusaaan dengan pola kerja seperti ini, waktu santai jadi barang mewah yang sulit didapat. Pikiran kamu terlalu dibebani pekerjaan yang belum selesai. Rasanya, kamu bahkan sudah lupa kapan terakhir kali bisa meninggalkan kantor tepat waktu alias teng-go.
Ilustrasi milenial bekerja. Foto: Shutterstock
3. Bekerja cuma demi gaji
ADVERTISEMENT
Apakah kamu merasa bersemangat saat bekerja di kantor setiap hari? Atau kamu merasa pekerjaanmu cukup memuaskan?
Jika jawabannya iya, ada sedikit harapan untuk kamu. Namun kalau kamu bekerja bak robot demi mengejar gaji semata, tandanya kamu terjebak dalam jerat toxic workaholic. Tanda yang paling jelas adalah enggak lagi mendapat kepuasan batin atau excitement dalam bekerja.
Para peneliti menunjukkan bahwa seorang workaholic cenderung mengembangkan sindrom metabolik. Beberapa di antaranya bahkan berpengaruh pada kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Jadi, kalau kamu termasuk dalam kategori toxic workaholic, coba deh berpikir ulang tentang kehidupan profesionalmu. Kemungkinan besar stres yang selama ini kamu alami berhubungan juga dengan pekerjaan. Hal ini bisa memengaruhi kesehatan dan kehidupan pribadimu, lho. Kamu perlu mencari cara untuk memiliki keseimbangan antara kehidupan personal dan kehidupan kerja yang lebih baik.
ADVERTISEMENT