4 Alasan Kenapa Seseorang Kembali ke Mantan Meski Telah Disakiti

16 Januari 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Hubungan 'putus-nyambung' (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Hubungan 'putus-nyambung' (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kita mungkin sering melihat hubungan yang enggak sehat ini terjadi berulang kali. Mungkin dari teman, keluarga atau bahkan kamu sendiri pernah ada dalam hubungan putus-nyambung yang rumit.
ADVERTISEMENT
Jika permasalahan dalam hubungan itu masih bisa ditolerir, tentu masih ada kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Namun dalam banyak kasus, hubungan yang enggak sehat ini kerap terjadi karena mantan pacarmu itu selingkuh atau sering melakukan kekerasan. Lantas, mengapa masih banyak orang yang dengan mudah kembali pada orang yang telah menyakiti mereka?
Dikutip dari Hello Giggles, seorang seksolog yang mengambil fokus studi Psikologi Seksualitas Manusia, Shellby Sells, menjelaskan empat alasannya.
1. Terlalu nyaman
Kita sebagai manusia kerap memiliki kebiasaan atau rutinitas. Mungkin kebiasaan atau rutinitas sederhana seperti menghubungi pacar sebelum atau bangun tidur pun akan sulit dilepas.
Ketika putus, kebiasaan itu menghilang hingga kemudian muncul perasaan sedih dan menyakitkan. Menurut Shellby, pangkal dari semua ini adalah karena rasa nyaman yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
"Ketika kenyamanan itu hilang, seseorang cenderung mengalami siklus rasa sakit yang konstan. Di mana polanya (rasa sakitnya) berbeda setiap individu. Itulah mengapa seseorang tertarik untuk kembali menjalin hubungan meski sudah enggak sehat," ujarnya.
2. Masih ada rasa percaya
Ada juga contoh saat kita benar-benar dibutakan oleh cinta. Mungkin kamu pernah dengar istilah 'bucin' alias budak cinta? Yap, nyatanya ini bisa terjadi ke semua orang. Meski hubungan tersebut sudah enggak sehat, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa pacarnya bisa berubah menjadi sosok yang lebih baik.
Well, bagus jika kenyataannya dia memang bisa berubah, namun biasanya ini cuma jadi sekadar justifikasi untuk pihak yang telah disakiti saja. Terkadang, beberapa orang memang kecanduan untuk menciptakan dramanya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Ada orang yang memang memiliki kapasitas untuk berubah, namun ini enggak berlaku buat beberapa orang karena itu merupakan sifat bawaan mereka," jelas Shellby.
Beberapa orang bahkan kembali ke hubungannya yang toxic itu dan bersikukuh mencari validasi dari mantan yang enggak mampu dia penuhi. Buang-buang waktu banget, kan?
3. Sulit kembali membuka hati
Pacaran saja sudah banyak makan waktu, energi, dan uang. Apalagi untuk kembali memulai sebuah hubungan baru.
Membuka diri untuk seseorang yang baru juga enggak menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah baru. Ketakutan ini saja sudah cukup untuk membuat orang malas atau enggan menjalin hubungan baru.
Belum lagi, pikiran seperti 'mengapa harus mulai dengan seseorang yang baru ketika mantan sudah mengenal kita dengan baik?'. Anggapan seperti inilah yang harusnya dibuang jauh-jauh karena hanya akan membuatmu jadi semakin rentan.
ADVERTISEMENT
Memang enggak mudah untuk memulai kembali hubungan yang baru, namun yang perlu kamu lakukan adalah memberi waktu untuk lebih mengenal dirimu sendiri.
4. Percaya diri yang rendah
Biasanya, orang-orang yang sulit melepaskan diri dari hubungan yang toxic dan kembali melanjutkannya adalah tipikal orang dengan percaya diri yang rendah dan terkadang merasa enggak berharga, kata Shellby.
"Ada perasaan-perasaan seperti enggak layak atau enggak cukup baik untuk pacar ini sebenarnya memilukan. Padahal, kita semua pantas mendapatkan cinta dan hubungan yang sehat," terang Shellby.
Namun masih ada harapan buat kamu yang ingin keluar dari 'lingkaran setan' hubungan enggak sehat ini. Kamu bisa bertanya pada diri sendiri apakah kebutuhan dan keinginanmu selama ini terpenuhi dalam hubungan? Selain itu pergi terapi atau konseling dengan psikolog juga mampu mengatasi rasa sakit, melepaskan, dan menghilangkan pola kebiasaanmu yang bergantung pada mantan.
ADVERTISEMENT
Berada di antara teman-teman yang suportif juga membantu membangun suasana positif dan mampu membuatmu melewati masa sulit ini jadi lebih mudah. Ingat, hubungan yang sehat adalah hubungan yang mampu membuatmu menunjukkan segala yang terbaik dalam dirimu, kamu pun merasa aman karena punya kesamaan nilai serta tujuan yang sejalan dengan pacar.