news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Alasan Kamu Harus Rehat dari Media Sosial

25 Desember 2018 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecanduan media sosial memicu mental buruk (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Kecanduan media sosial memicu mental buruk (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Media sosial memang memiliki manfaat untuk menghubungkan orang, berjejaring, hingga menyebarluaskan informasi lebih cepat. Namun, jika digunakan secara berlebihan, media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental kita. Media sosial yang seharusnya menguntungkan malah berubah menjadi 'toxic'.
ADVERTISEMENT
Berikut lima alasan mengapa kamu harus rehat dari media sosial, demi kesehatan mentalmu seperti yang dikutip dari Your Tango.
1. Membandingkan diri dengan orang lain
Salah satu masalah paling mengganggu dengan media sosial adalah kamu sudah mulai membandingkan diri dengan orang lain. Ketika temanmu memposting betapa bahagianya hidup mereka, dan secara enggak sadar kamu mulai membandingkan situasimu saat ini dengannya, maka enggak ada salahnya untuk rehat dari media sosial.
Bahkan, penelitian telah menemukan bahwa terlalu sering menggunakan media sosial dapat menyebabkan depresi, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan impulsif, paranoia, dan kesepian.
2. Membuat ketergantungan
Menurut para ahli, hampir 20 persen pengguna media sosial menghabiskan lebih dari tiga jam untuk sekadar mengecek akun media sosial mereka dan memainkannya.
ADVERTISEMENT
Ini tentu mengkhawatirkan. Semua pengguna media sosial seolah butuh validasi saat memposting apa pun tentangnya. Menerima jenis perhatian online, seperti likes, love, retweet, dan lain-lain menjadi sesuatu yang adiktif bagi sebagian orang.
3. Terlalu banyak memposting
Ketika kamu memposting terlalu sering, hal itu bisa berubah menjadi obsesi. Haruskah semua teman di media sosialmu tahu setiap detail yang kamu kerjakan?
Tanyakan pada diri sendiri ketika ingin memposting sesuatu. Terlalu banyak mengekspos semua kegiatanmu justru akan mengurangi privasi yang seharusnya kamu miliki.
4. Hilangnya interaksi di dunia nyata
Kita semua pasti memiliki teman yang tak bisa lepas dari media sosialnya, suka selfie dan mempostingnya di Instagram. Ketika perilaku ini terus menerus diulang, itu bisa jadi kebiasaan buruk, lho.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang terlalu tenggelam dalam keasyikan dunia maya jadi sulit berinteraksi di dunia nyata. Pikiran mereka selalu terserap oleh media sosial yang menarik. Ketika mereka nonton konser, mereka enggak bisa berhenti mengabadikan seluruh pertunjukan. Padahal, kenapa enggak mencoba menikmati penampilan musisi tersebut secara langsung saja, ya?
Interaksi dan koneksi yang sebenarnya bisa hilang ketika kita fokus untuk mengesankan orang lain. Apalagi, kalau bukan lewat postingan media sosial.
5. Kamu merasa depresi
Penelitian dari American National Institute for Mental Health menemukan bahwa tingkat depresi meningkat dengan jumlah total waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial dan jumlah kunjungan ke situs media sosial per minggu.
Penelitian tersebut mengungkap, semakin sering orang menghabiskan waktu di media sosial, semakin besar pula kemungkinan mereka iri dengan kesuksesan atau kebahagiaan dari apa yang mereka lihat di media sosial.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, orang-orang tersebut mulai menyalahkan diri sendiri dan kurang percaya diri. Itulah hal yang membuat beberapa orang frustrasi dalam menjalani hidup.