5 Contoh Anak Muda yang Benar-benar Membuat Perubahan

7 Mei 2019 14:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Para Pemenang SATU Indonesia Awards Foto: Kanya N/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
com-Para Pemenang SATU Indonesia Awards Foto: Kanya N/kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi muda selalu disebut sebagai generasi yang dapat membuat perubahan, baik di bidang sosial dan politik. Meski keinginan melakukan perubahan bisa dimiliki banyak anak muda di Indonesia, tidak semua benar-benar melakukan aksi nyata untuk menciptakan perubahan itu.
ADVERTISEMENT
Padahal untuk melakukan suatu perubahan tidak perlu dari hal yang besar. Melihat masalah di lingkungan sekitar dan melakukan perubahan di sana pun merupakan sesuatu yang tetap luar biasa, seperti yang dilakukan lima anak muda di bawah ini.
Mereka benar-benar membuat perubahan lewat aksi nyata mereka, bukan sekadar bicara. Siapa saja mereka?
1. Amilia Agustin
com-Amilia Agustin Foto: Dok. ASTRA
Bergelut dengan sampah, apalagi bagi seorang wanita, kerap dianggap jorok dan menjijikan. Tapi tidak untuk Amilia Agustin. Wanita yang akrab disapa Ami ini sejak berumur 12 tahun sudah disibukkan dengan kegiatan pengelolaan bank sampah di sekolahnya.
Kepeduliannya menjaga kelestarian lingkungan, terus dibawa Ami sampai ke bangku kuliah. selain aktif memberikan sosialisasi daur ulang sampah kepada ibu rumah tangga dan menciptakan program "Go to Zero Waste School", ia juga membuat komunitas bernama Udayana Green Community, komunitas yang bergerak di permasalahan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Ami tidak sendiri. Kini relawan di komunitas tersebut sudah ada 30 orang. Kegiatan utamanya fokus di pengelolaan sampah dan sosialisasi pengelolaan sampah di sekolah-sekolah dan masyarakat sekitar.
2. Triana Rahmawati
com- Triana Rahmawati Foto: Maharani Sagita/kumparan
Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan bahwa orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) seperti mengidap skizofrenia adalah orang yang mengerikan. Banyak yang membiarkan atau menelantarkan mereka begitu saja. Padahal, ODMK seharusnya mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya.
Hal inilah yang membuat Triana Rahmawati mendedikasikan dirinya untuk menangani ODMK lewat Griya Schizofren, komunitas yang mengkampanyekan kepedulian dan dukungan moral untuk para ODMK. Komunitas Griya Schizofren sendiri awalnya merupakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang disetujui dan didanai. Untuk kegiatan tersebut, Griya Schizofren menggandeng Griya PMI Solo sebagai partner gerakan mereka.
ADVERTISEMENT
Diakui Triana, komunitas ini hadir bukan sebagai dokter atau psikolog, melainkan sebagai teman untuk ODMK yang sebetulnya membutuhkan teman.
3. Anjani Sekar Arum
com- Anjani Sekar Arum Foto: Maharani Sagita/kumparan
Sejak tahun 2010, Anjani sudah mulai membatik. Memiliki bakat melukis warisan dari sang ayah, Anjani menciptakan corak batik bermotif bantengan. Kecintaannya pada seni yang menggunakan selembar kain sebagai kanvas ini membuat Anjani ingin melestarikan batik.
Pada tahun 2014, ia mendirikan sanggar dan galeri batik Andaka di Kota Batu Malang. Namun saat itu ia kesulitan mencari pengrajin batik, apalagi yang tekun dan hasilnya bagus. Sambil membangun usaha kain batiknya, Anjani pun mengedukasi warga sekitar untuk belajar membatik dengan corak ciptaannya.
Memutuskan untuk fokus menekuni batik, usahanya membuahkan hasil. Ia sukses melestarikan batik lewat batik bantengan — salah satu karya khas Anjani — sambil di saat yang sama mengajak warga sekitarnya, melalui anak-anak mereka, untuk mendapatkan uang dari membatik.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak jarang juga Anjani harus mengeluarkan uang pribadinya untuk membiayai sanggar batiknya itu, Anjani terus maju dan berusaha.
4. Meidy Fitranto dan Faris Rahman
com-Meidy Fitranto dan Faris Rahman Foto: Dok. ASTRA
Pernah menonton sebuah serial televisi berjudul Person of Interest? Jika ya, kamu pasti mengetahui mesin kecerdasan buatan bernama The Machine yang ada di kisah fiksi tersebut. Mesin tersebut bisa mengetahui jumlah orang dan objek lain yang tertangkap oleh kamera CCTV yang tersebar di berbagai tempat.
Tak hanya itu, Mesin tersebut bahkan bisa mengetahui identitas setiap orang yang terekam oleh kamera. Dengan begitu, tidak perlu lagi ada manusia yang memantau hasil rekaman CCTV secara langsung. Mereka hanya perlu melihat laporan melalui sebuah software. Kecerdasan buatan tersebut sangat membantu manusia.
ADVERTISEMENT
Menariknya, ada sebuah startup tanah air yang bisa menghadirkan CCTV seperti di film tersebut, yaitu Nodeflux — ciptaan Faris Rahman dan Meidy Fitranto. Kini, CCTV buatan mereka telah memberikan banyak perubahan positif di antaranya mencegah angkutan umum yang berhenti sembarangan, masyarakat yang buang sampah sembarangan, hingga kendaraan yang masuk jalur bus.
5. Ritno Kurniawan
com-Ritno Kurniawan Foto: Dok. ASTRA
Setelah merampungkan studinya di Yogyakarta, pada 2012, Ritno Kurniawan menghadapi kenyataan yang menyedihkan. Ia melihat potensi alam berupa pemandangan alam dan kekayaan hayati hutan adat Gamaran serta Bukit Barisan di sekitar Padang Pariaman terancam rusak akibat pembalakan kayu liar oleh warga setempat.
Berangkat dari kegelisahan ini, Ritno terpacu untuk menghentikannya lewat cara persuasif; membaur dengan warga, mendekati pemangku adat dan tokoh sentral masyarakat setempat, untuk membuka jalur trekking ke Air Terjun Nyarai. Ditemani beberapa pemuda Lubuk Alung untuk membuka jalur trekking, membuat jembatan sederhana, dan membuat selebaran untuk mempromosikan destinasi Air Terjun Nyarai melalui perlombaan Tour de Singkarak.
ADVERTISEMENT
Hasilnya berbuah manis, wisatawan mulai berdatangan dan dalam hitungan bulan mencapai 25-30 orang. Masyarakat pun akhirnya menyadari dengan menjadi pemandu wisata, mereka bisa mendapatkan uang yang sama, bahkan lebih besar, seperti ketika mereka menebang pohon.
Atas segala kepeduliannya untuk melakukan perubahan, mereka berhasil terpilih sebagai pemenang apresiasi Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, apresiasi bagi generasi muda yang tidak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air.
com-SATU Indonesia Awards 2019 Foto: Dok. Astra
Kini, pendaftaran SATU Indonesia Awards telah dibuka sejak 11 Maret-31 Juli 2019. Tahun ini, akan diadakan seleksi tingkat provinsi yang akan mendapatkan apresiasi. Sementara, pemenang tingkat nasional pada masing-masing kategori akan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 60 juta serta diberikan kegiatan pembinaan secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Apakah Anda salah satu generasi muda pembuat perubahan? Mari daftarkan diri Anda untuk mengikuti SATU Indonesia Awards 2019 pada form di sini.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan ASTRA International.