news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Hal yang Membedakan Kelas Akselerasi dengan Reguler

28 September 2018 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelajar SMA (Foto: Dok. Website Kemendikbud)
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar SMA (Foto: Dok. Website Kemendikbud)
ADVERTISEMENT
Program percepatan belajar atau kelas akselerasi menjadi wadah yang disediakan sekolah bagi siswa yang dinilai lebih unggul dan berprestasi secara akademis. Siswa-siswi yang berada di kelas akselerasi ini, disebut orang-orang terpilih karena menjalani sistem belajar yang berbeda dengan siswa di kelas reguler.
ADVERTISEMENT
Salah satu perbedaan yang paling jelas dari siswa kelas akselerasi dan kelas reguler ialah, siswa program percepatan ini lulus dalam kurun waktu hanya dua tahun. Sedangkan siswa reguler harus menempuh masa pendidikan selama tiga tahun hingga mendapat ijazah SMA.
Namun di samping perbedaan tersebut, masih ada lima perbedaan lain di antara kelas akselerasi dan kelas reguler. Apa saja, ya?
1. Naik kelas setiap enam bulan
Karena tempo belajarnya yang cepat, siswa di kelas akselerasi berganti semester tiap 3 bulan dan naik kelas setiap 6 bulan. Hal ini berbeda dengan kelas reguler yang menghabiskan enam bulan untuk satu semester, dan naik kelas setiap satu tahun.
2. Enggak ada UTS
ADVERTISEMENT
Menurut Cahyo, siswa kelas akselerasi di SMA 1 Balikpapan, dirinya enggak menghadapi ujian tengah semester (UTS) seperti siswa kelas reguler. Ini membuatnya merasa eksklusif ketika menjalani ujian.
"Biasanya ujian semesternya itu cuma kelas kami aja. Enggak bareng kelas lain, jadi serasa ulangan harian. Hehehe...," kata dia kepada kumparan, Jumat (28/9).
3. Hanya ada untuk anak IPA
Berbeda dengan kelas reguler yang memiliki dua atau tiga penjurusan, seperti IPA, IPS, dan Bahasa, kelas akselerasi diperuntukkan bagi peminatan IPA saja. Namun, Hariyati --guru Bahasa Inggris SMA 1 Balikpapan-- menyebut siswa kelas akselerasi bisa memilih mata pelajaran IPS untuk lintas minat. Hal ini jelas berbeda dengan siswa reguler di jurusan IPS, yang pada umumnya enggak bisa mengambil kelas lintas minat di mata pelajaran IPA.
ADVERTISEMENT
4. Nilai KKM lebih tinggi
Sebagai program bagi siswa dengan kemampuan akademik di atas rata-rata, kelas akselerasi memiliki standar nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas reguler. Menurut Sultan, siswa kelas akselerasi di SMA 2 Tangerang Selatan, KKM-nya mencapai 89. Begitu pula Cahyo harus mencapai minimal 85 untuk terus bisa mengikuti kelas akselerasi. Sedangkan untuk kelas reguler, KKM-nya hanya 70 atau 75.
5. Jumlah siswanya sedikit
Menjadi siswa di kelas akselerasi, berarti menjadi siswa terpilih. Ini tandanya, dari ratusan siswa yang ada di sekolah, hanya segelintir saja yang dianggap mampu untuk mengikuti pola belajar di kelas akselerasi. Cahyo sendiri berada di kelas akselerasi yang hanya diisi oleh 10 siswa. Berbeda dengan kelas reguler yang bisa diisi oleh 35 sampai 40 siswa.
ADVERTISEMENT