5 Tips Menghindari Konflik di Tempat Kerja bagi Fresh Graduate

2 Agustus 2018 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stres bekerja. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Stres bekerja. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tak hanya berlaku di kehidupan pribadi, konflik di tempat kerja juga menjadi sesuatu yang cukup sering terjadi. Entah karena adanya perbedaan pendapat atau suatu perbuatan yang akhirnya berujung pada kesalahpahaman, pertentangan dua orang atau lebih dalam sebuah pekerjaan adalah sesuatu yang sulit dihindarkan.
ADVERTISEMENT
Bagi para fresh graduate atau yang belum lama memasuki dunia kerja, kondisi hal semacam itu bisa menciptakan kondisi yang kurang nyaman sekaligus membingungkan.
Sebab, berbeda dengan masa kuliah dulu, menjadi sosok 'penentang' dan vokal terhadap hal seperti ini di dunia kerja, mungkin akan lebih membawa banyak potensi kerugian dibanding untungnya.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau, jika perlu, menghadapi, konflik dengan orang di kantor? Dilansir Forbes, berikut adalah lima tipsnya.
1. Mengetahui motivasi orang lain
Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap tempat kerja menjadi tempat berkumpulnya beragam ambisi dari berbagai orang yang bekerja di dalamnya. Maka ada pentingnya juga untuk setidaknya mengetahui tujuan orang lain dalam bekerja.
Jika memang ada hal yang sekiranya masuk akal dan tidak melanggar etika yang bisa kita bantu untuk orang tersebut mencapai tujuannya, mengapa tidak kita bantu saja? Dengan melakukan hal itu, ada kemungkinan bahwa kita telah mengeliminasi potensi konflik dengan beberapa orang yang telah kita bantu sebelumnya.
ADVERTISEMENT
2. Memangkas konflik di awal
Meski tidak semua konflik di kantor bisa dihindari, namun tak ada salahnya untuk mencoba salah satu langkah preventif. Yakni, dengan mengungkapkan hal-hal yang dirasa menjadi bahan pertentangan dengan orang tertentu di kantor. Cara ini mungkin bisa bermanfaat untuk menurunkan kemungkinan pecahnya pertikaian tentang berbagai hal tersebut suatu hari nanti.
Meski pada akhirnya konflik itu muncul, pembahasan yang sudah pernah kita angkat sebelumnya dengan orang terkait bisa kembali digunakan untuk dasar berdamai kembali, sehingga pertikaiannya tidak berlangsung lama dan dalam.
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
zoom-in-whitePerbesar
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
3. Menjabarkan batasan
Konflik juga bisa saja disebabkan oleh diri kita yang terlalu sensitif mengartikan perkataan atau perilaku orang lain. Maka ada baiknya untuk menentukan batasan-batasan tertentu yang kita aplikasikan pada orang di lingkungan kerja kita.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan membangun gaya komunikasi yang jelas. Misal, jika antar sesama karyawan baru, bisa dimulai dengan menjalankan gaya komunkasi yang lebih santai dan tidak terkesan menyuruh. Atau jika sudah menjadi atasan, dengan memberikan deskripsi pekerjaan yang benar-benar jelas kepada bawahannya.
4. Pertimbangkan tingkat kepentingan
Tidak semua konflik di kantor harus dikhawatirkan dan dipikirkan terlalu serius. Cobalah untuk belajar memilih siapa yang 'pantas' menjadi 'lawan' kita, serta bentuk pertentangan apa yang sekiranya krusial terhadap posisi kita saat di kantor. Jika memang pertentangan itu penting untuk dibahas, maka yang bersangkutan pun akan berusaha untuk mencari cara menyelesaikan hal tersebut.
5. Gunakan konflik sebagai kesempatan
ADVERTISEMENT
Tidak semua perdebatan dan pertentangan pendapat berujung buruk. Banyak di antaranya yang justru menjadi wahana terlahirnya ide-ide baru yang menarik. Maka dari itu, usahakan untuk tetap kritis saat menghadapi sebuah perbedaan pendapat dan tidak keras kepala. Justru karena itu, kita bisa mengetahui kekurangan dari pendapat dan ide kita terhadap suatu isu yang sedang dihadapi.