6 Tips Rawat Diri bagi Penyintas Kejahatan Seksual

30 September 2018 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pelecehan Seksual  (Foto: Pixabay )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pelecehan Seksual (Foto: Pixabay )
ADVERTISEMENT
Kejahatan seksual bukan perihal sepele. Ia bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali kamu para remaja. Siapa saja yang menjadi penyintas (survivor) punya kemungkinan trauma. Perlu penanganan khusus yang enggak biasa.
ADVERTISEMENT
Jika kamu jadi salah satu penyintas kejahatan seksual dan berakhir di sini, tulisan ini akan menuntunmu agar tahu apa yang harus dilakukan. Sebagaimana dilansir Teen Vogue, kamu perlu merawat dirimu terlebih dahulu dengan 6 tips berikut.
1. Punya rencana merawat diri
Apa yang sudah terjadi, maka terjadilah. Jangan salahkan dirimu sendiri. Ingatkan dirimu bahwa kamu kini sudah aman dari gangguan siapapun. Setelah dirimu tenang, mulailah untuk memikirkan rencanamu ke depan menangani situasi yang telah terjadi.
2. Jaga kondisi fisik
Mengalami ketidak nyamanan fisik. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mengalami ketidak nyamanan fisik. (Foto: Thinkstock)
Jangan biarkan dirimu rusak karena trauma. Fisikmu tak boleh mengikuti kesedihanmu. Tetap makan secara teratur. Jangan biarkan badanmu kekurangan makanan dan gizi. Olahragalah seperti biasanya.
3. Arahkan emosimu
Suatu waktu kamu bisa saja terpicu untuk teringat lagi ke dalam masa kelam itu. Entah karena melihat sosok yang wajahnya mirip bedebah itu atau teringat kesan tertentu yang tertinggal di dalam benakmu. Kalau seperti itu, tenangkan dirimu, duduk, dan arahkan emosimu ke hal lain semisal menulis atau menggambar.
ADVERTISEMENT
4. Cari komunitas atau kelompok pendukung
Teman dekat yang kamu percayai mungkin bisa membantumu meredakan trauma yang terjadi. Namun bila kamu ingin pulih dan membangkitkan lagi kepercayaan diri, kamu bisa mencari komunitas yang beranggotakan orang-orang penyintas kekerasan seksual. Salah satu komunitas yang ada di Indonesia adalah Lentera Sintas Indonesia.
5. Mengetahui dan mengomunikasikan batasan seksual
Anak menjadi korban/perilaku kejahatan seksual. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menjadi korban/perilaku kejahatan seksual. (Foto: Thinkstock)
Jika kemudian kamu sudah pulih dan berani kembali memulai hubungan dengan seorang pasangan, pastikan ia tahu tentang batasan seksual yang boleh dilakukan denganmu. Pasangan yang mengerti akan terlebih dahulu melihat suatu hubungan sebagai consent atau dilandasi ingin sama ingin atau suka sama suka. Tidak sepihak.
6. Tinggalkan situasi atau omongan yang bikin terpicu
Entah karena temanmu bicara ‘tak seharusnya’ tentang korban kejahatan seksual atau kamu melihat seseorang yang mengingatkanmu akan kejadian kelam itu, lebih baik kamu segera menghindari situasi tersebut. Carilah tempat yang membuatmu nyaman dan lupakan yang terjadi agar kamu tak menyiksa dirimu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kalau dirimu sudah pulih dan punya tekad untuk melawan kejadian di masa lalu, kamu bisa melaporkan orang tersebut. Jangan biarkan dia melakukan kejahatan seksual yang lainnya.