7 Kebiasaan Buruk Saat Bekerja yang Harus Dihentikan Milenial

15 Desember 2017 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Guys, pernah baca enggak sih tentang berbagai penelitan bahkan data yang menunjukkan kalau generasi milenial itu cenderung dipandang buruk? Mulai dari pemalas, kecanduan gadget, sampai egois. Belum lagi kritikan yang muncul dari generasi sebelum milenial alias generasi X.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah semua stereotip ini benar? Sebenarnya, ada beberapa hal positif dan negatif yang kadang timbul dari kebiasaan para milenial. Lagi pula, kamu tidak bisa menggeneralisasikan semua generasi hanya karena satu atau dua hal saja. Tapi, introspeksi tetap harus dilakukan loh. Biar kalangan milenial bisa memperbaiki diri.
Salah satu topik perbincangan yang ramai dibahas adalah tentang kebiasaan kerja kalangan milenial yang cukup banyak menuai komentar negatif. Karenanya, luangkan waktu kamu untuk membaca tujuh kebiasaan buruk kalangan milenial saat bekerja yang harus dihentikan berikut. kumparan (kumparan.com) sudah melansirnya dari entrepreneur.com buat kamu, nih, guys.
1. Membuat tuntutan bukan permintaan
Hubungan antara gaji dengan performa karyawan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hubungan antara gaji dengan performa karyawan (Foto: Thinkstock)
Kebanyakan milenial saat bekerja cenderung membuat tuntutan dan menerapkan persyaratan yang lebih kaku buat tempat kerja mereka. Bersikap kritis memang bagus, menyuarakan hal yang menjadi suara hati kepada atasan bisa jadi masukan yang baik bagi perusahaan. Tapi, bisa banyangkan kalau hampir seluruh pekerja modern saat ini mengajukan protes?
ADVERTISEMENT
Ada baiknya, kamu hanya menunjuk satu orang yang ditunjuk untuk menyuarakan pendapat beberapa orang. Selain itu, ubah tuntutan kamu menjadi permintaan yang sopan dan tetap menunjukkan rasa hormat pada atasan.
2. Jangan terlalu percaya diri
Kamu harus percaya diri. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kamu harus percaya diri. (Foto: Thinkstock)
Bersikap yakin dan pede itu penting, tapi ingat batasan ya guys. Kebanyakan generasi sebelum atau orang-orang lebih tua yang lebih berpengalaman dibanding kamu akan menganggap sifat tersebut sebagai kesombongan.
Kamu harus tahu bahwa banyak orang berpengalaman dari kamu tetapi jangan takut untuk menunjukkan kepercayaan diri dalam batasan wajar. Lagipula, bekerja dengan rasa kerendahan hati akan lebih baik kok, gengs.
3. Hanya fokus pada satu komunikasi tertentu
Ilustrasi Media Sosial (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Media Sosial (Foto: Dok. Pixabay)
Sebagian besar para pekerja muda lebih memilih untuk menggunakan satu komunikasi tertentu secara terus-menerus, misalnya hanya menggunakan email atau chatting.
ADVERTISEMENT
Hal ini lumrah saja kamu lakukan, namun kamu juga harus tahu bahwa tidak semua orang menyukai media komunikasi yang kamu gunakan itu, kan. Tunjukkan tingkat fleksibilitas kamu dalam hal berkomunikasi dan coba hilangkan kebiasaan ini secara perlahan.
4. Lebih banyak bicara daripada mendengar
Tidak antusias saat bicara (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tidak antusias saat bicara (Foto: Shutterstock)
Nah, yang satu ini barangkali memang menjadi masalah milenial yang banyak terjadi. Hal ini karena para pekerja milenial cenderung fokus pada diri sendiri dan terlalu percaya diri.
Coba untuk melakukan sedikit perjuangan dengan menghentikan kebiasaan buruk ini. Khususnya bagi kamu yang bekerja di lingkungan kerja yang didominasi orang-orang berpengalaman. Percaya deh, kamu akan menuai banyak pujian dan decak kagum dari rekan kerja, apalagi atasan.
5. Sok tahu
Teman Kantor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teman Kantor (Foto: Thinkstock)
Beberapa kantor saat ini didesain menjadi lebih rileks, dengan jadwal kerja lebih fleksibel, dan gaya berpakaian yang juga semakin santai. Selain karena canggihnya kemajuan teknologi, sifat kalangan milenial yang dinamis juga mempengaruhi perubahan ini.
ADVERTISEMENT
Lagi, kebebasan tersebut sering disalahgunakan oleh pekerja milenial yang sering mengabaikan apa yang akan dipikirkan rekan kerja sekantor, seperti datang ke kantor dengan sesukanya atau menggunakan pakaian apa saja. Sekali lagi guys, kalau kamu ragu terhadap sesuatu, sebaiknya tanyakan dulu pada rekan kerja kamu.
6. Multitasking
Com-Multitasking Harus Positif (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Multitasking Harus Positif (Foto: Thinkstocks)
Kalangan milenial terbiasa dengan teknologi yang membuat segalanya cepat dan mudah. Alhasil, kalangan milenial menjadi produktif dan cerdas. Namun, kecepatan dan kemudahan ini juga bisa membawa kamu pada jebakan multitasking yang justru memperburuk kinerja kamu. Fokus dan pikiran kamu hanya untuk mengerjakan semua tugas dalam waktu cepat tanpa mementingkan kualitas. Karenanya, coba hentikan kebiasaan ini secara perlahan.
7. Tetap berkomunikasi pada senior
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teman kantor (Foto: Thinkstock)
Saat ini, kalangan milenial cenderung memilih untuk bergantung pada perangkat teknologi dibanding mengandalkan senior mereka dalam pekerjaan. Hal ini harus kamu kurangi secara perlahan. Coba untuk menjauh dari komputer kantor selama satu hari dalam seminggu. Yang paling penting, coba untuk enggak menggunakan smartphone saat berbicara dengan rekan kerja kamu.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya, bukan masalah kamu tergolong pekerja milenial yang baik atau buruk gengs, tetapi sebagai kalangan milenial yang punya budaya kerja dan pemikirannya sendiri, pasti berbeda dengan generasi sebelumnya. Enggak perlu bingung atau kesal, kamu hanya perlu memahami perbedaan tersebut dan beradaptasi dengan lingkungan kerja. Tujuh hal di atas juga harus kamu minimalisir saat bekerja agar menuai hasil yang bagus. Selamat bekerja, milenials!