Akun Shitposting Kampus: Tempat Lucu-lucuan Sekaligus Berkeluh Kesah

12 Oktober 2018 17:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laman shitposting kampus. (Foto: (Unpad Shitposting/Facebook))
zoom-in-whitePerbesar
Laman shitposting kampus. (Foto: (Unpad Shitposting/Facebook))
ADVERTISEMENT
Di tengah gurun gersangnya kesibukan kuliah dan drama yang mewarnainya, akun meme ‘shitposting’ kampus barangkali jadi oase yang meramaikan jagat humor mahasiswa. Sebut saja akun macam UNNES Shitposting, Unpad Shitposting, dan UNTAD Shitposting di Facebook.
ADVERTISEMENT
Pada tampilan luar, semua akun-akun parodi kampus itu saja sudah tampak absurd. Ada yang mengategorikan laman akun sebagai ‘Layanan Kesehatan Mental’ sampai ‘Tempat Mancing’. Sebenarnya lebih absurd lagi jika kita melihat tampilan dalamnya.
Saat kumparan mengetuk laman UNNES Shitposting dengan salam, sistem auto-reply menyapa, “Hai, terima kasih telah mengirimi kami pesan, mohon tunggu balasan dari kami. Apabila balasan tidak diterima dalam 1x24 jam harap lapor pada satpam UNNES. Terima kasih.”
Tentu jawaban itu merupakan bagian dari shitpost yang biasa mereka lakukan. Untungnya mereka segera membalas pesan sehingga kumparan tak perlu repot-repot melapor kepada satpam Unnes di lokasi kampus di Semarang.
Shitposting atau melawak lewat meme ini nyatanya menjadi aktivitas keseharian sejumlah admin yang “menyambi” jadi mahasiswa di kampusnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Misalnya ZF, pendiri sekaligus admin Unpad Shitposting. Mulanya ia sama sekali tak kepikiran untuk membuat laman shitpost, bahkan ia sendiri mengaku jarang bermain media sosial sebelumnya.
“Ide saya muncul tiba-tiba saja pada bulan puasa tahun 2017 setelah saya ketawa terbahak-bahak melihat salah satu teman SMA saya nge-share foto mobil hampir ngagolepak (jatuh) karena salah parkir di lingkungan kampus Binus. Karena itu saya mungkin dapat inspirasi dari Binus Shitposting yang tatkala pada saat itu (jadi) salah satu FP (fan page) Shitposting kampus yang luhur,” katanya.
Tak hanya untuk melawak dan menghibur. Bagi L, pendiri dan admin UNTAD Shitposting, akun shitposting justru punya tujuan utama untuk media berkeluh kesah mahasiswa terhadap kampusnya. Hal ini pun diamini ZF.
ADVERTISEMENT
“Tujuan saya bikin Unpad Shitposting selain untuk menghibur dengan lawakan gambar/video, bisa juga jadi media untuk mengkritik lingkungan Unpad dari mahasiswa atau pihak berwenang juga,” kata ZF.
Dikelola serius
Meski dikategorikan akun lawak yang tak serius, nyatanya akun shitposting kampus tak bisa sembarangan digarap dan dikelola. Ada aturannya.
Misal, saat ditanya soal identitasnya, L menjawab, “Kalau nama dan lain-lain yang menyangkut hal pribadi tidak bisa saya katakan karena menyangkut peraturan kami di FP UNTAD Shitpost.”
L menjelaskan apabila terdapat admin yang ketahuan identitasnya maka mereka diharapkan menanggalkan statusnya jadi admin. Selain itu, jika sudah keluar dari admin orang itu mesti merahasiakan identitas admin yang lain.
“Ya itu saja intinya soal peraturan kami. Tidak boleh sampai identitas admin diketahui. Kami di UNTAD Shitpost telah banyak admin yang meninggalkan FP karna telah ketahuan identitasnya,” tutur L.
ADVERTISEMENT
Dalam regenerasi pengelolaan laman, para admin shitposting juga melakukan rekrutmen terbuka bagi siapa saja mahasiswa yang hendak bergabung jadi admin. Syaratnya tak main-main.
“Pernah, kami dulu coba open recruitment admin shitpost, tapi syaratnya mendapat (medali) emas di ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Dan akhirnya gak ada yang daftar,” ujar FP, salah satu admin UNNES Shitposting.
“Padahal adminnya belum tentu bisa dapet emas PIMNAS,” terang FP.
Selain aturan soal admin, garapan shitposting juga perlu memperhatikan audiens yang menjadi pemirsa konten-konten shitpost yang mereka usung.
“Cari tau juga demografi netizennya kayak gimana, kalau ngeshitpost yang mengandung anime atau weeaboo terus, netizen yang ga ngerti bakal ga kebagian intisari lawakannya,” tutur admin Unpad Shitposting.
ADVERTISEMENT
Khawatir ditegur rektorat
Bukan tanpa risiko. Postingan akun shitposting yang memparodikan institusi di mana para adminnya berkuliah nyatanya sangat rentan kena tegur pihak kampus.
Admin FP mengaku pernah membuat “drama” karena postingannya. Ia pernah dicari-cari orang karena postingannya tersebut, meski pada akhirnya identitasnya tak ketahuan.
“Dulu juga pernah sempet diancam sama seseorang gara-gara postingan. Ngakunya punya saudara orang dalam saudara pegawai Unnes, dan bisa dilaporkan postingan itu,” kenang mahasiswa Unnes angkatan 2016 itu.
Postingan yang dimaksud berkenaan dengan foto screenshot berita yang bertuliskan “Orang Miskin Harus Kuliah”. Lantas apakah rektorat pernah memprotes adanya akun shitposting yang mencatut nama institusi kampus?
“Kalau pihak Unnes secara langsung tidak ada. Tapi dulu pernah salah satu pegawai Unnes itu ikut komentar di postingan yang intinya keberatan sama konten yang kami post,” jelas FP. Saat ditanya siapa pegawai Unnes yang dimaksud, seingat FP pegawai tersebut merupakan pegawai Humas Unnes.
ADVERTISEMENT
Menyiasati kekhawatiran menyinggung pihak kampus, ZF pun berusaha berhati-hati dalam mempublikasikan setiap postingan di Unpad Shitposting.
“Rasa khawatir untuk menyinggung pihak universitas sih pasti ada, karena itu kita ngefilter juga sejauh apa lawakannya agar shitpost sindiran pun enggak bakal sampai jadi masalah tingkat universitas,” kata ZF.