Amankah Mahasiswa Indonesia Kuliah di Amerika Serikat?

16 November 2018 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Selain perguruan tinggi dalam negeri, enggak sedikit mahasiswa Indonesia yang tertarik kuliah di luar negeri. Salah satu destinasi yang menjadi pilihan ialah Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi politik dan sosial Amerika Serikat yang kerap diberitakan, enggak jarang membuat pelajar Indonesia ragu untuk merantau ke negeri Paman Sam tersebut. Menanggapi ini, Caroline selaku perwakilan dari Education USA memastikan bahwa keamanan pelajar Indonesia adalah prioritas utama.
"Keamanan itu masih menjadi prioritas terbesar, terlebih untuk pelajar, ya. Jadi setiap kampus memastikan pelajarnya aman. Mereka mungkin punya kantor polisinya sendiri, petugas keamanan, dan rumah sakit. Untuk keamanan sebenarnya belum ada yang berubah sampai sekarang," jelasnya, ditemui kumparan di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).
Karima Nurahmi (kiri), Caroline (tengah), Cameron Torreon (kanan), dalam jumpa pers Pekan Pendidikan International di Kedubes AS, Kamis (15/11). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Karima Nurahmi (kiri), Caroline (tengah), Cameron Torreon (kanan), dalam jumpa pers Pekan Pendidikan International di Kedubes AS, Kamis (15/11). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Cameron Torreon, selaku konsuler di Kedubes AS menambahkan, faktor keamanan pelajar di Amerika Serikat ini juga menjadi hal utama bagi semua kampus di sana. "Semua pelajar, enggak penting dari kampus mana, yang diprioritaskan adalah keamanan pelajarnya," ujar Cameron.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Karima Nurrahmi Yulia, penerima beasiswa Fullbright dari Pemerintah Amerika Serikat menyebut, pelajar asing dapat merasa aman karena komunitas masyarakat di AS saling melindungi. Karima sendiri merupakan mahasiswa yang mengenakan hijab, dan mengaku sempat takut untuk kuliah di AS.
"Ada satu pengalaman yang membuat aku terenyuh. Waktu itu ada hate crime di masjid. Setelah itu komunitas muslim di Bloomington dikirimi surat dari komunitas Yahudi dan Kristen yang siap melindungi kalau terjadi apa-apa. Jujur awalnya aku takut, tapi banyak yang bilang enggak usah khawatir. Kampus juga bertindak kalau ada kejahatan atau tindakan islamophobia," pungkas Karima.
Enggak hanya itu, Karima juga mendapatkan teman-teman yang toleran meski berasal dari latar belakang berbeda. "Aku punya teman yang Yahudi, Kristen, bahkan yang agamanya baru aku dengar saat itu. Itu keren, sih, pluralisme dan toleransi," tutupnya.
ADVERTISEMENT