Anak Muda di Bawah Usia 26 Alami Risiko Masalah Mental yang Parah

16 Maret 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi pada remaja. Foto: Dok. Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi pada remaja. Foto: Dok. Freepik
ADVERTISEMENT
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology menemukan bahwa persentase orang dewasa muda dengan masalah kesehatan mental telah meningkat dalam 10 tahun terakhir. Tetapi, perubahan serupa enggak terlihat pada dewasa muda di atas usia 26 tahun.
ADVERTISEMENT
Para peneliti berpendapat bahwa akses smartphone dan penurunan waktu tidur yang sesuai, mungkin merupakan faktor unik yang banyak memengaruhi Gen Z daripada millennial. Terlebih lagi, para peneliti menemukan bahwa remaja dan orang-orang di usia awal 20-an, semakin berisiko mengalami masalah kesehatan mental yang parah.
Menurut Pew Research Center, tujuh dari 10 remaja mengaku memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya. Bahkan sekitar 50 persen dari mereka enggak tahu harus ke mana untuk mendapatkan perawatan soal kesehatan mental.
Jean Twenge, PhD, seorang profesor psikologi di San Diego State University berujar, dibandingkan pada pertengahan 2000-an, remaja saat ini lebih banyak mengalami tekanan psikologis yang serius, depresi bahkan pikiran untuk bunuh diri.
"Tren (kecenderungan bunuh diri) ini namun lemah di antara usia dewasa muda 26 tahun ke atas. Ini menunjukkan perubahan generasi dalam gangguan mood lebih besar daripada generasi sebelumnya,” jelasnya seperti dikutip dari Bustle.
ADVERTISEMENT
Beberapa penyebab mengapa anak muda di bawah usia 26 lebih rentan terhadap masalah mental adalah karena akses smartphone yang mudah dan lebih sering dalam bermedia sosial.
Selain itu, kurang tidur juga ada kaitannya dengan masalah kesehatan mental. Penelitian Harvard Health menunjukkan bahwa hanya sekitar 50 persen remaja yang tidur delapan jam selama seminggu. Padahal, normalnya remaja membutuhkan lebih dari sembilan jam tidur di malam hari untuk kesehatan yang optimal.