Apa Beda Pensi Zaman Dulu dan Sekarang?

3 Februari 2019 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Sheila On 7 di panggung Istora Senayan Foto: (Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Sheila On 7 di panggung Istora Senayan Foto: (Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pentas seni (pensi) menjadi salah satu wadah buat anak SMA mengekspresikan diri. Pensi juga menjadi ajang anak SMA beradu gengsi dan prestasi dengan menghadirkan kreasi.
ADVERTISEMENT
Saat ini sudah banyak SMA yang menggelar ajang pensinya sendiri. Baik itu sekolah swasta, maupun negeri. Kalau pensi-pensi zaman sekarang sudah menjamur di berbagai SMA, lalu gimana, sih, skena pensi belasan tahun ke belakang?
Ardian Eka Putra, Founder Info Pensi bercerita pengalamannya sebagai penikmat dan mantan panitia pensi sekolah dalam acara #Loketalks bertema Make ‘Pensi’ Great Again di Gojek Headquarter, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Pada 2002, pengalaman Ardi di dunia pensi diawali dengan menonton band indie Stepforward dan Tengkorak di PL Fair.
“Waktu itu PL Fair head to head sama Soundrenaline yang pertama kali. Di situ gue datang ke PL Fair karena line up-nya keren. Band yang gue biasa (tonton) di gigs kecil, akhirnya berhasil main di gigs besar. Di situ gue triggered dong karena gue pengin nonton dia kalau di panggung besar kayak apa,” kata Ardi.
ADVERTISEMENT
Menurut cowok yang sudah nonton pensi sejak SMP kelas IX ini, di masa-masa itu dia datang ke pensi karena line up yang enggak biasa. Bahkan, menurutnya genre musik dangdut pun sempat masuk skena pensi seperti yang ada di SMA 6 dan SMA 8 Jakarta.
“Dangdut sempat masuk pensi dulu. SMA 6 pakai dangdut, SMA 8 enggak mau kalah pakai dangdut juga. Jadinya saingan-saingan yang menurut gue bukan sekadar gengsi tapi unik, karena kalau menurut gue, lo pakai band yang itu-itu saja, ya, gue, sih, bosan ya,” ujar alumni SMA Al Azhar BSD, Tangerang Selatan itu.
Menurut pengamatan Ardi, sekitar 10 tahun ke belakang ini, pensi sempat mengalami masa kegelapan. Sebab, banyak acara pensi yang menyuguhkan tontonan yang begitu-begitu saja alias enggak ada inovasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pensi juga sempat redup karena banyak hiburan lain seperti kafe, mal, dan tempat-tempat hangout lain.
“Zaman dulu, pensi itu kayak tempat gathering anak sekolah. Gue itu pensi ketemu sama anak (SMA) 6 ketemu sama anak (SMA) 82. Lebih ke untuk gathering ketemu anak sekolah lain, sih. Tapi semenjak 2007-2010 gue inget, agak mulai berkurang, tuh, euforia pensi,” katanya.
Namun menurut Ardi, skena pensi SMA sudah bangkit lagi sejak 2011 hingga sekarang. Banyak sekolah kini yang menurutnya bikin pensi paling 'pecah' seperti SMA Labschool Kebayoran (Sky Avenue) atau SMA Al Azhar BSD (ALSEACE).
Panggung Sky Avenue 2018 Foto: (Istimewa)
Enggak cuma euforia yang mengalami perubahan tiap masanya. Pensi dulu dan sekarang juga berbeda dari sisi penyelenggaraannya. Kalau pada awal-awal 1990-an pensi digelar di sekolah, dalam belasan tahun terakhir, terutama awal 2000, mulai muncul tren mengadakan pensi di luar sekolah.
ADVERTISEMENT
“Panitia menyewa tempat seperti gelanggang olahraga atau gedung pertemuan tempat biasa festival musik nasional digelar,” tulis peneliti komunikasi Universitas Padjadjaran, Syauqy Lukman dan Lilis Puspitasari tentang persepsi siswa SMA terhadap pensi sekolah yang diterbitkan dalam jurnal Komunikasi Vol IX No. 2, 2015.
Menurut penjelasan Syauqy dan Lilis, penampil dalam pensi dulu dan sekarang juga mengalami perubahan.
“Dulu, pensi menjadi kesempatan utama menampilkan kepiawaian siswa sekolah setempat dalam menari, menyanyi, main band, berpuisi, dan lainnya. Sekarang, sekolah-sekolah ternama memilih menghadirkan band-band yang sedang digemari remaja sebagai penampil utama,” tulis Syauqy dan Lilis.
Kalau pensi di sekolahmu dulu dan sekarang ada perubahan enggak, guys?