Apa yang Membuat Coworking Space Menarik bagi Pekerja Milenial?

26 Januari 2018 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Co-working Space (Foto: flickr/.dh)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Co-working Space (Foto: flickr/.dh)
ADVERTISEMENT
Konsep tempat kerja bersama atau yang lebih dikenal dengan istilah coworking space, belakangan ini sedang menjadi primadona bagi para milenial yang sudah memasuki usia kerja.
ADVERTISEMENT
Gayanya yang khas dan cenderung lebih bebas, membuat hal tersebut seolah mempunyai daya pikat tersendiri.
Namun, apa sebenarnya yang membuat konsep tempat kerja itu dianggap menarik bagi para milenial? Untuk mengetahui hal tersebut, kumparan (kumparan.com) berbicara kepada Rizka Septiadi, Chief Marketing Officer (CMO) dari Karir.com.
Berbicara kepada kumparan, menurut Rizka, salah satu hal yang membuat konsep coworking space diminati oleh para milenial adalah karena adanya jenis perusahaan yang cenderung ‘kaku’ dalam hal penerapan aturan kantor.
“Dulu kuliah kaku, absen tunjuk jari, tatap muka, dan sebagainya. Sekarang hadir di kelas, iya, tapi mengumpulkan tugas tidak harus tatap muka, kan? Bisa kirim email, dan sebagainya. Adaptasi (konsep coworking) itu sebenarnya sudah diterapkan di kampus. Tapi ketika masuk ke dunia kerja kadang-kadang itu kelupaan dan tidak mengikuti perubahan (zaman),” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Beberapa HRD atau pemegang keputusan di perusahaan itu benar-benar kaku. Si A duduk di sana, tidak boleh pergi-pergi. Padahal si A ini harus berinteraksi dengan departemen lain,” tambahnya.
Padahal, kebutuhan karyawan untuk berinteraksi antara satu sama lain merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan dalam bekerja. Sehingga, perubahan cara kerja seperti ini seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh perusahaan.
Selain itu, Rizka juga mengatakan bahwa keberadaan konsep co-working space selaras dengan karakter milenial dalam bekerja, yang notabene terbilang cukup berbeda dari generasi sebelumnya.
“Karakternya milenial itu bukan one man show, mereka lebih senang diskusi bersama peer dan grupnya sendiri, dan mereka nyaman kalau kerja dalam tim, berbeda dengan generasi sebelumnya,” kata Rizka.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, tambah Rizka, suasana tempat kerja suatu perusahaan juga dapat berperan sebagai salah satu aspek untuk employer branding.
“Siapa, sih, yang enggak mau kerja di Google? Kita yang melihat dari luar itu, kan, enak, ada tempat makan, pijat, dan segala macam. Hal seperti itu yang diserap dengan cepat oleh orang-orang. Lama-lama informasi itu jadi pembanding,” tutup Rizka.