Bakeswa: 16 Persen Remaja di Jakarta Sempat Berniat Bunuh Diri

22 Februari 2019 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi pada remaja. Foto: Dok. Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi pada remaja. Foto: Dok. Freepik
ADVERTISEMENT
Tujuh dari 10 remaja teridentifikasi mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
ADVERTISEMENT
Fakta miris ini ditemukan lewat penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center Amerika Serikat. Beragam masalah kejiwaan pada remaja sudah ditemukan sejak usia 14 tahun.
Dan yang enggak kalah menyedihkan, lebih dari 30 persen dari 914 siswa di Jakarta terkena depresi. Bahkan 16,6 persen di antaranya mengaku sempat berniat untuk bunuh diri. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Pakar Badan Kesehatan Jiwa (Bakeswa) Indonesia dr Nova Riyanti Yusuf.
Hal yang enggak jauh berbeda terjadi di Jepang. Dari 250 kasus bunuh diri anak dan remaja, seperempatnya dipicu masalah keluarga dan bullying.
Dilansir Bustle, ada banyak hal yang memicu stres dan depresi pada remaja.
Ilustrasi siswa SMA Foto: Twitter @Kemdikbud_RI
Kalau dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi Z memang dibebani tekanan dan tuntutan sosial yang lebih tinggi. Remaja masa kini enggak cuma dituntut untuk punya nilai bagus dan prestasi cemerlang di sekolah, tapi juga eksis di media sosial.
ADVERTISEMENT
Faktor luar seperti bullying juga memegang peranan penting dalam kasus depresi dan munculnya perasaan minder pada remaja.
"Apa yang remaja butuhkan adalah bisa mengekspresikan diri dengan cara yang aman dan nonjudgemental, dan mereka enggak takut menceritakan pikiran dan perasaannya, entah itu kepada orang tua atau orang yang mereka percayai," ujar psikolog Lindsay Henderson kepada Bustle.
Meski kian mengkhawatirkan, belum banyak pihak yang benar-benar menyadari betapa berbahayanya ancaman depresi pada remaja. "Riset untuk mendalami faktor yang mempengaruhi (depresi pada remaja) sangat diperlukan," tekan profesor Gregory Plemmmons dari Monroe Carell Jr. Children’s Hospital.
Masalah depresi dan gangguan mental pada remaja memang sudah seharusnya jadi perhatian khusus. Oleh karenanya, orang tua dan lingkungan sekitar harus peka mendeteksi perubahan yang terjadi pada diri remaja.
Ilustrasi ibu dan anak remaja perempuannya Foto: Thikstock
Agar terhindar dari depresi, kamu (para remaja) juga harus aware dengan perasaan yang terasa dalam hati. Kalau kamu sering merasa kesepian, enggak diperhatikan dan disayangi, enggak berharga, merasa sendiri, bahkan tertolak, segera cari tempat curhat yang aman.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa ngobrol atau sharing kepada orang tua, kakak, om, tante, atau sosok yang bisa dipercaya. Karena kalau enggak ditangani bisa berujung pada stres, depresi, bahkan bunuh diri.
Enggak mau hal buruk seperti di atas menimpa kamu, bukan?