Berawal dari Perusahaan Karet, Ini 5 Fakta Menarik Sepatu Vans

7 Januari 2018 11:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 Sneaker Vans Terbaik Sepanjang 2017 (Foto: Dok. Vanshead)
zoom-in-whitePerbesar
5 Sneaker Vans Terbaik Sepanjang 2017 (Foto: Dok. Vanshead)
ADVERTISEMENT
Di Indonesia bahkan dunia, sneaker ini jadi salah satu sepatu favorit banyak orang. Itu sebabnya, enggak usah heran kalau mulai dari model pertama, sampai model terbarunya pasti aja ditunggu-tunggu sama mereka yang mengaku sebagai penggila Vans.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sneaker ini identik dengan olahraga ekstrim asal Amerika, skateboard. Namun, sekarang ini, Vans enggak cuma dipakai oleh para penggila olahraga ekstrim saja, tapi juga oleh semua kalangan.
Namun, enggak banyak yang tahu kalau dulu Vans pernah bangkrut akibat salah strategi pemasaran. Nah, seperti apa fakta menarik dari sepatu yang digilai anak muda ini? Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum lima fakta menarik sepatu Vans seperti yang dikutip dari Complex.
1. Vans dulunya adalah perusahaan karet
The Van Doren Rubber Company (Foto: Dok. Complex)
zoom-in-whitePerbesar
The Van Doren Rubber Company (Foto: Dok. Complex)
Sebelum menjadi perusahaan sneaker, Vans dulunya adalah perusahaan karet. Didirikan oleh dua orang saudara, Paul dan James Van Doren, mereka menggeluti perusahaan di bidang karet dengan nama The Van Doren Rubber Company.
Pada tahun 1966, perusahaan karet tersebut kemudian beralih menjadi perusahaan sneaker Vans yang didirikan di Anaheim, California, Amerika Serikat. Saat perusahaan itu pertama kali dibuka, mereka hanya menerima pesanan melalui pre-order, dan saat itu juga mereka mendapat pesanan sebanyak 12 pasang sepatu.
ADVERTISEMENT
2. Identik dengan olahraga ekstrim
Anak-anak Palestina main skateboard (Foto: Skatepal)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Palestina main skateboard (Foto: Skatepal)
Pada tahun 1970 sepatu ini banyak dilirik para penggila olahraga ekstrim, mulai dari skateboard sampai BMX. Karena banyak dari komunitas skateboard dan BMX yang memilih Vans sebagai sepatu untuk menemani aktivitas mereka, akhirnya Vans melengkapi sepatunya itu dengan material kulit pada bagian kaki dan tumit agar lebih nyaman saat dipakai.
Di tahun 1975, Vans kemudian membuat sepatu custom buat mereka yang hobi bermain skateboard dengan memodifikasi punggung dan kerah sepatu yang empuk serta kombinasi warna yang semakin bervariasi.
3. Vans awalnya enggak punya nama model
Vans x Suicidal Tendencies (Foto: Dok. Vans)
zoom-in-whitePerbesar
Vans x Suicidal Tendencies (Foto: Dok. Vans)
Saat pertama kali rilis, Vans awalnya enggak punya nama khusus untuk masing-masing jenis sepatunya, melainkan ke nomor seri. Untuk model Vans Authentic, awalnya dikenal dengan nama Style #44, dan bertahun-tahun kemudian Vans Era juga mengikutinya, dan dinamai dengan Style #95 di tahun 1976.
ADVERTISEMENT
4. Bisa custom motif
Custom Motif Vans (Foto: Dok. Complex)
zoom-in-whitePerbesar
Custom Motif Vans (Foto: Dok. Complex)
Enggak hanya menyediakan custom buat para skateboarder, di tahun 2004 kamu juga bisa memilih sepatu Vans dengan pattern atau motif sesuai dengan keinginan kita, mulai dari motif kotak-kotak, polka dots, sampai garis-garis. Hal ini bisa kamu dapatkan jika kamu memesan sepatu Vans melalui website-nya. Canggih ya!
5. Vans pernah bangkrut
Vans kembali buka gerai di Indonesia. (Foto: Instagram: @vans.indo)
zoom-in-whitePerbesar
Vans kembali buka gerai di Indonesia. (Foto: Instagram: @vans.indo)
Saat kepemimpinan James, ia pengin membuat Vans menjadi merek sepatu seperti Nike dengan memproduksi berbagai sepatu atletik, mulai dari basket hingga sepak bola.
Enggak hanya itu, James juga pengin membuat sepatunya punya kualitas yang lebih bagus dari Nike. Nah, karena hal ini, proses produksi menelan biaya yang sangat besar. Faktanya, sepatu atletik merek Vans enggak terjual karena enggak banyak orang yang tahu Vans memiliki jenis sepatu atletik. Pada saat itu, orang lebih mengenal adidas, Nike, dan Puma untuk sepatu atletik.
ADVERTISEMENT
Permasalahan juga berlanjut saat bank menuntut Paul ke pengadilan pada tahun 1988. Tapi penderitaannya berakhir saat Paul ditawari 75 juta dolar Amerika Serikat untuk perusahaan Vans. Sejak saat itulah perusahaan Vans terjual dan lepas dari tangan Paul.